Jurnalisme kreatif
Jurnalisme kreatif adalah penyampaian berita yang diungkapkan secara kreatif dengan gaya bercerita yang naratif[1] seperti halnya dalam karya sastra, namun demikian, berita yang disampaikan harus tetap akurat dan memenuhi standar jurnalistik dan bermakna bagi pembaca.[2]
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh Mirani Pramitasari (Kontrib • Log) 9 hari 191 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Ciri-ciri
Ada beberapa ciri jurnalisme kreatif: meskipun menggunakan metode kreatif dalam penyampaian pesan, informasi harus tetap berdasarkan data dan fakta yang akurat; penyampaian kejadian dan peristiwa dikisahkan dengan gaya narasi seperti halnya prosa dalam karya sastra; menggali kedalaman cerita agar para pembaca seolah-olah terlibat secara emosianal di dalamnya; memanfaatkan elemen-elemen multimedia dalam penyampaiannya seperti foto, video, infografis dengan menarik; pada umumnya dipakai untuk memaparkan kehidupan seorang tokoh dalam kehidupan kesehariannya sehingga pembaca tidak merasa asing dengannya.[3]
Konsep
Kreativitas dalam konteks ini tidak melulu berkaitan dengan kemampuan kreatif seorang jurnalis saja, tapi melibatkan seluruh komponen dalam ekosistem jurnalistik. Dalam konteks ini, kreativitas tercermin dalam proses dan hasil kerja jurnalistik. Terkait proses, kreativitas mesti dikembangkan pada saat berlangsungnya diskusi antara jurnalis dengan editor, dan pihak-pihak lainnya. Lalu, interaksi yang dinamis di antara pihak-pihak yang terlibat tersebut secara kreatif akan menghasilkan keluaran kerja jurnalistik yang baik.[4]
Kriteria membangun kreativitas
Ada empat macam kriteria untuk membangun kreativitas dalam konteks ini yaitu kebaruan, kegunaan, estetika dan keaslian/keotentikan. Kebaruan yaitu membawa sesuatu yang segar dengan mengenalkan kerangka kerja konseptual yang baru. Kegunaan melibatkan seluruh kerja kreatif para jurnalis untuk lebih produktif. Estetika mengacu kepada sesuatu hal yang natural. Keotentikan merupakan suatu ekspresi dari dalam diri atau jatidiri yang membentuk nilai.[4]
Referensi
- ^ K, Septiawan Santana. Jurnalisme Kontemporer Edisi Kedua. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ISBN 978-602-433-449-9.
- ^ Indah, Yani Awalia; Hilaliyah, Hilda; Hiariej, Chrissanty; Halifah, Nur; Amorita, Nessie Illona; Mulyaningtya, Rahmawati; Yotolembah, Ade Nurul Izatti G.; Ulinsa; Arjulayana (2024-05-18). PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. CV. Intelektual Manifes Media. hlm. 188. ISBN 978-623-8528-43-1.
- ^ admin (2024-12-03). "Karakteristik dan Tantangan Jurnalisme Kreatif". Pusat Pengelolaan Data Pendidikan Tinggi. Diakses tanggal 2024-12-19.
- ^ Lompat ke: a b Tso, Anna Wing Bo; Chan, Alex Chi-keung; Chan, Wendy Wing Lam; Sidorko, Peter Edward; Ma, Will W. K. (2022-04-12). Digital Communication and Learning: Changes and Challenges (dalam bahasa Inggris). Springer Nature. hlm. 60. ISBN 978-981-16-8329-9.