Ratu Ratna Pembayun
Ratu Ratna Pambayun[1][2] atau Ratu Mas Ratna Dewi Maskumambang merupakan Putri sulung dari Sri Maharaja Prabu Singhanegara Wijayakusuma Brawijaya V Majapahit ( Bhre Kertabhumi) dengan seorang permaisuri bernama Dewi Amarawati /Dewi Murdaningrum (Champa). Ratu Ratna Pambayun merupakan seorang wanita yang merupakan seorang Adipati Agung Pemimpin dari Kadipaten Kerthabhumi ( Daerah Khusus ibukota Kerajaan Majapahit) yang pada awalnya berada di trowulan Mojokerto (wilwatiktapura) lalu berpindah ke desa Japan Sooko menjadi Kadipaten Japan dan pada akhirnya kini berkedudukan Di Kutho Bedah (Kotamadya Mojokerto) yang kini Pendopo Kabupaten bertempat Kantor Pemerintahan Kabupaten Mojokerto ,beliau menjabat sekitar tahun 1476-1559.Ratu ratna pembayun masih saudara se ayah dari Raden Patah.
Ratu Ratna Pambayun | |
---|---|
Adipati Japan | |
Berkuasa | 1476 - 1559 |
Pendahulu | Kertabhumi |
Kelahiran | Majapahit |
Pasangan | Andayaningrat |
Keturunan | Kebo Kanigara Kebo Amiluhur |
Ayah | Kertabhumi |
Ibu | Dewi Dwarawati |
Agama | Islam |
Lalu Kadipaten Kertabhumi berubah nama menjadi Kadipaten Japan (Mojokerto) dikarenakan pusat pemerintahan berpindah berada di timur kotaraja,sebuah daerah yang bernama Awyawapan sekarang Desa Japan.
Dalam Pemerintahannya Ratu Ratna pembayun dibantu oleh Patih Kanduruwan dan tumenggung pecat tondho bupati terung.
Ratu Ratna Pembayun diketahui semasa masih muda telah menikah dengan Kyai ageng Pengging Sepuh sehingga memiliki 3 putra bernama Kebo Kenongo , kebo kanigoro, dan kebo Amiluhur,sehingga beliau sempat tinggal di pengging boyolali.
setelah kematian suaminya, beliau pulang ke Kertabhumi/Kadipaten Djapan (mojokerto) untuk kembali menjalankan roda pemerintahan kadipaten Djapan (Mojokerto).
Kemungkinan Besar beliau dikebumikan di Makam Kuno Pekuncen Kota Mojokerto tempat dikebumikannya Adipati adipati penguasa Djapan - Mojokerto.
Ratu Ratna Pembayun
Pada Masa Brawijaya V dikalahkan BrawijayaVI atau Girindrawardhana Ranawijaya ,ibukota Majapahit berpindah ke Dahanapura/Daha Kediri/Keling,Sehingga Adipati Agung Kerthabumi Ratu Ratna pembayun[3] memindahkan pusat pemerintahan ke desa Djapan (ibukota baru) dan merubah nama wilayah menjadi Kadipaten Djapan[4][5] yang membawahi wilayah pantai utara jatim pantai timur jatim dan kota kota antara lain Kota Mojokerto ,Kabupaten Mojokerto, Jombang,Bangkalan,Pamekasan,sampang,Banger,probolinggo,Surabaya,Sumenep,Lamongan,Tuban,Bojonegoro,sidoarjo,gresik,sidayu,pasuruan,bangil,Nganjuk,Malang,Situbondo,Bondowoso,jember.
Referensi
- ^ "Retno Pembayun, Putri Raja Majapahit yang Patut Dijadikan Teladan | Nasional - Okezone.com". nasional-okezone-com.cdn.ampproject.org. Diakses tanggal 2023-07-10.
- ^ Kusnadi, Kusnadi (2008-12-31). "Cerita Rakyat Pesisiran Jawa Timur Perspektif Antropologis". ATAVISME. 11 (2): 1–12. doi:10.24257/atavisme.v11i2.330.1-12. ISSN 2503-5215.
- ^ "Kisah Pangeran Sumenep Yang Menolak Pinangan Ratu, Berperang, dan Dikubur Tanpa Kepala – Mata Madura". matamaduranews-com.cdn.ampproject.org. Diakses tanggal 2023-07-10.
- ^ "Mojokerto Dulu Bernama Japan, Tempat yang Disinggahi Hayam Wuruk". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2023-07-10.
- ^ Madura, Lontar (2022-09-14). "Kisah Cinta; Penyebab Gugurnya Pangeran Siding Puri". Lontar Madura (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-07-10.