Jurnalisme konstruktif

Jurnalisme konstruktif adalah jurnalisme yang fokus terhadap solusi atas permasalahan sosial serta berita yang dapat dipercaya dalam konteks yang relevan, serta memperhatikan dampak psikologis khalayak umum setelah membaca atau mendengar sebuah berita sehingga tidak menimbulkan kepanikan.[1]


Tujuan

Jurnalisme konstruktif bertujuan untuk menurunkan ketegangan di masyarakat ketika permasalahan sedang genting; mencegah adanya polarisasi di masyarakat; membangun ikatan dengan audiens, mengajak masyarakat untuk terlibat dalam mengatasi permasalahan.[2]

Elemen

Ada enam elemen jurnalisme konstruktif yaitu (1) Solusi, yakni dengan membuat framing yang berfokus pada solusi saat meliput masalah, (2) Orientasi ke masa depan, dengan memadukan unsur saat ini serta memikirkan potensi masa depan, (3) Inklusivitas dan diversivitas, melawan adanya polarisasi di masyarakat dengan mengakomodasi banyak suara dan sudut pandang, (4) Pemberdayaan, dengan cara melibatkan sudut pandang yang membahas sumber daya yang punya potensi, solusi, kerjasama, (5) Konteks serta penjelasan, dengan cara memvisualkan dan menyajikan data dalam berita, (6) Kreasi bersama, dengan melibatkan publik dalam membuat konten berita yang konstruktif.[3]

Konsep

Para jurnalis yang konstruktif berprinsip pada pengoptimalan pertanyaan 5W+1H saat mewawancarai beberapa narasumber serta melakukan riset yang ketat. Pemaparan berita disajikan dengan cara yang tidak menimbulkan ketakutan di masyarakat.[3]

Referensi

  1. ^ M.Si, Kencana Ariestyani S. (2023-12-13). Buku Ajar Penulisan Jurnalistik. PT Rekacipta Proxy Media. hlm. 69–70. ISBN 978-623-09-6930-0. 
  2. ^ M.Si, Kencana Ariestyani S. (2023-12-13). Buku Ajar Penulisan Jurnalistik. PT Rekacipta Proxy Media. hlm. 80. ISBN 978-623-09-6930-0. 
  3. ^ a b Pratiwi, Ellya; Paridah, Paridah (2023-02-09). "Implementasi Jurnalisme Konstruktif Pada Berita Vaksinasi Covid-19 Di Media Online Lokal". Jurnal Adijaya Multidisplin. 1 (01): 190–200. ISSN 2964-7606.