Prostitusi di Prancis

Revisi sejak 25 Desember 2024 04.24 oleh Saniskala (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{Short description|pertukaran layanan seksual dengan imbalan uang di Prancis}} thumb|Pekerja seks dan klien sedang berbincang di [[Palais-Royal|Palais Royal, Paris, pada tahun 1800. Gambar tinta dan cat air. Koleksi Bibliothèque nationale de France.]] '''Prostitusi di Prancis''', yang mengacu pada pertukaran layanan seksual dengan imbalan uang, memiliki status hukum yang kompleks dan berubah seiring wak...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Prostitusi di Prancis, yang mengacu pada pertukaran layanan seksual dengan imbalan uang, memiliki status hukum yang kompleks dan berubah seiring waktu. Pada tahun 2016, Prancis mengesahkan undang-undang yang melarang pembelian jasa seksual dengan ancaman denda hingga €1.500, yang meningkat untuk pelanggaran berulang, sementara penjualan jasa seksual tetap dianggap legal.[1] Kebijakan ini bertujuan melindungi pekerja seks dengan menghilangkan risiko kriminalisasi bagi mereka, tetapi tetap melarang aktivitas seperti kepemilikan rumah bordil, mengambil keuntungan dari jasa prostitusi (muncikari), atau memaksa seseorang menjadi pekerja seks.[1]

Pekerja seks dan klien sedang berbincang di Palais Royal, Paris, pada tahun 1800. Gambar tinta dan cat air. Koleksi Bibliothèque nationale de France.

Selain itu, undang-undang ini mencakup program bantuan untuk mendukung pekerja seks yang ingin keluar dari pelacuran serta memberikan izin tinggal kepada pekerja seks asing, yang sebagian besar berasal dari Eropa Timur dan Afrika.[1] Meski pekerja seks diwajibkan membayar pajak seperti pekerja di bidang lainnya, kriminalisasi klien menuai kritik karena dinilai memaksa pekerja seks bekerja di tempat-tempat terpencil yang meningkatkan risiko keselamatan mereka.[1] Serikat pekerja seks seperti Strass menyebut undang-undang yang diberlakukan memiliki dampak sangat merugikan terhadap keamanan dan kesehatan para pekerja seks, sehingga dampak efektifitas undang-undang ini terus menjadi bahan perdebatan.[1]

Sejarah

Sejarah pelacuran di Prancis serupa dengan negara-negara Eropa lainnya, ditandai oleh siklus toleransi dan represi yang bergantian (tolérance générale, répression occasionnelle). Masa ketika rumah bordil diterima secara sosial dan diatur secara hukum di Prancis, yang dimulai pada era Napoleon, menjadi salah satu periode penting dalam sejarah regulasi prostitusi yang menandai pendekatan negara terhadap pengendalian moralitas dan kesehatan masyarakat.[2] Napoleon Bonaparte memperkenalkan sistem regulasi prostitusi yang dikenal sebagai maisons de tolérance atau rumah bordil resmi. Rumah bordil ini beroperasi di bawah pengawasan ketat negara, termasuk registrasi pekerja seks, pemeriksaan medis rutin, dan penegakan aturan untuk menjaga "kesopanan" publik.[2] Sistem ini bertujuan untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular seksual seperti sifilis, yang menjadi perhatian besar di Eropa abad ke-19.[2]

Model regulasi prostitusi di Prancis menyebar ke seluruh Eropa, dimulai dengan ekspansi Napoleon.[2] Sistem ini diadopsi secara bebas oleh negara-negara dengan sistem politik yang berbeda dan berlangsung lama meski mendapat kritik dari gerakan abolisionis.[2] Pendekatan ini mulai dipertanyakan setelah Revolusi Rusia dan akhir Perang Dunia II.[2] Pada tahun 1946, dengan pengaruh gerakan abolisionis, rumah bordil resmi dilarang di Prancis dan regulasi ini digantikan oleh kebijakan yang lebih ketat terhadap perdagangan seks secara umum.[2]

Referensi

  1. ^ a b c d e Pearson, Emma (25 Juli 2024). "Explained: What is the law in France on prostitution". The Local France. Diakses tanggal 25 Desember 2024. 
  2. ^ a b c d e f g Ripa (22 Juni 2020). "Regulating Prostitution". Encyclopédie d'histoire numérique de l'Europe [online]. ISSN 2677-6588. Diakses tanggal 25 Desember 2024.