Katedral Bandung
Katedral Bandung, atau yang bernama resmi Katedral Santo Petrus, adalah sebuah gereja katedral Katolik yang terletak di Jalan Merdeka, Babakanciamis, Sumurbandung, Bandung, Indonesia. Bangunan ini dirancang oleh Charles Prosper Wolff Schoemaker dan bergaya arsitektur neo-Gotik akhir. Dilihat dari atas, bentuknya menyerupai salib yang simetris. Katedral Santo Petrus mempunyai luas tanah sebesar 2.385 m² dan luas bangunan sebesar 785 m².
Katedral Bandung | |
---|---|
Gereja Katedral Santo Petrus | |
Koordinat: 6°54′48″S 107°36′37″E / 6.91333°S 107.61028°E | |
Lokasi | Kota Bandung, Jawa Barat |
Negara | Indonesia |
Denominasi | Gereja Katolik Roma |
Situs web | www |
Arsitektur | |
Status | Katedral, Paroki |
Status fungsional | Aktif |
Arsitek | Charles Prosper Wolff Schoemaker |
Tipe arsitektur | Gereja |
Gaya | Neo-Gotik |
Administrasi | |
Paroki | Katedral |
Keuskupan | Bandung |
Klerus | |
Uskup | Antonius Subianto Bunjamin |
Imam yang bertugas | R.P. Barnabas Nono Juarno, O.S.C. |
Gerejanya sendiri diberi nama St. Franciscus Regis pada tanggal 16 Juni 1895. Setelah Bandung memperoleh status gemeente (setingkat kotamadya) pada 1906, diputuskan untuk membangun bangunan gereja baru. Pembangunan bangunan yang baru dilaksanakan sepanjang tahun 1921. Katedral ini lalu diberkati pada 19 Februari 1922 oleh Mgr. Edmundus Luypen, S.J.
Bangunan gereja
Gereja ini dibangun dengan prinsip dasar Neo-Gotik, dengan beberapa sentuhan gaya Timur. Beberapa bagian struktur yang mengadopsi bentuk Gotik mencakup menara lonceng yang menjulang tinggi, rose window (kaca mawar), deretan kaca patri, ribbed vault (rusuk yang berbentuk melengkung), dan bentuk utama gereja yang membentuk salib Latin. Elemen dekoratif bergaya Art Deco turut disertakan untuk menciptakan sebuah kontras. Pada bagian eksterior, digunakan moulding (lekukan pada dinding) yang menghasilkan bayangan dinamis akibat interaksi dengan sinar matahari. Desain ini terinspirasi oleh arsitektur Timur yang menampilkan lekuk-lekuk sebagai salah satu elemen pada permukaan bangunan.[1]
Eksterior
Di bagian bawah kaca mawar (rose window) terdapat tiga buah kolom yang melambangkan konsep ketidakterbatasan dalam Allah Tritunggal Mahakudus, yakni tidak memiliki awal maupun akhir. Kaca mawar tersebut terdiri dari sebuah lingkaran pusat yang dikelilingi oleh 12 lingkaran kecil. Lingkaran pusat melambangkan Yesus, sedangkan dua belas lingkaran kecil menggambarkan kedua belas rasul-Nya.[1]
Menara gereja terletak di sebelah kiri (saat dilihat dari pintu utama). Hal ini berkaitan dengan psikologis manusia yang "merasa lemah pada bagian kiri".[1]
Serambi dan panti umat
Saat memasuki pintu utama Katedral yang terletak di sisi barat, terdapat sebuah serambi (narthex), yang memiliki pencahayaan yang lebih redup dan langit-langit dibuat lebih rendah. Area ini dapat dimaknai sebagai ruang transisi dari ruang profan menuju ruang sakral, dengan adanya tempat air suci dan bejana pembaptisan. Di panti umat (nave), pencahayaan gereja lebih terang tetapi lembut. Adapun langit-langit di panti umat dibuat tinggi sebagai salah satu bentuk penerapan gaya Gotik. Di sekitar pintu utama juga terdapat sebuah gambar segitiga dengan mata di tengah-tengahnya, sebagai representasi atas Allah yang Mahatahu.[1]
Di dinding sisi utara Katedral Bandung, terdapat sebuah kaca patri bertuliskan IHS (Iesus Humanum Salvator). Di panti umat juga terdapat sejumlah patung, termasuk patung Santo Ignatius Loyola dan Santo Petrus.
Panti imam
Pada panti imam terdapat tiga buah kaca lukis yang masing-masing merepresentasikan Perjamuan Terakhir, Penyaliban Yesus, dan juga Penampakan Yesus kepada Santa Teresa dari Avila. Selain altar yang digunakan untuk Perayaan Ekaristi pada masa kini, terdapat juga altar yang didirikan pada saat awal keberadaan Gereja Santo Petrus. Pada altar lama ini, terdapat juga sebuah tabernakel dengan tulisan, Ecce Tabernaculum Dei Cum Hominibus yang berarti "Inilah Kemah Tuhan untuk manusia".[2]
Di sekitar panti imam terdapat juga Patung Bunda Maria.
Imam kepala
Berikut merupakan daftar imam yang pernah menjabat sebagai kepala di Gereja Katedral.[3]
- R.P. Kooyman, O.S.C.
- R.P. H. Raaymakers, O.S.C. (hingga 1965)
- R.P. H. van Doorn, O.S.C. (1966–1976)
- R.P. H. Reichert, O.S.C. (1977–1979)
- R.P. Chris Tukiyat, O.S.C. (1979–1983)
- R.P. F.X. Sukarno, O.S.C. (1983–1986)
- R.P. A. Bogaartz, O.S.C. (1986–1999)
- R.P. Leo van Beurden, O.S.C. (1999–2016)
- R.P. Barnabas Nono Juarno, O.S.C. (2016–sekarang)
Imam paroki
Gereja Katedral Bandung dilayani oleh empat orang imam Ordo Salib Suci.
- R.P. Barnabas Nono Juarno, O.S.C.
- R.P. Leo van Beurden, O.S.C.
- R.P. Kosman Parniatan Sianturi, O.S.C.
- R.P. Peter Elvin Atmaja Hidayat, O.S.C.
Jadwal Misa
- Misa harian (Senin-Jumat) : 06.00 WIB dan 17.00 WIB
- Misa Harian Sabtu : 06.00 WIB
- Misa Jumat Pertama : 06.00 WIB, 12.00 WIB (karyawan), 17.00 WIB
- Misa Sabtu : 17.00 WIB
- Misa Minggu : 06.00 WIB, 09.00 WIB,12.00 WIB, dan 17.00 WIB
Galeri
-
Tampak dalam Gereja Katedral Santo Petrus
-
Tampak luar Gereja Katedral Bandung
Lihat juga
Referensi
- ^ a b c d "Potret Katedral Bandung: Indah Fisik, Sarat Makna". Hidup Katolik. 2 Maret 2022. Diakses tanggal 25 Desember 2024.
- ^ Amanda (2010). "Perancangan Arsitektur Dan Desain Interior Rumah Tinggal". Bandung: Universitas Kristen Maranatha.
- ^ "Tim Pastores Gereja Santo Petrus Katedral Bandung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-11. Diakses tanggal 27 Desember 2019.
Pranala luar