Calopogonium mucunoides
Calopogonium mucunoides adalah spesies tumbuhan dari famili Fabaceae (suku polong-polongan) yang tumbuh di bioma beriklim tropis kering yang tersebar mulai dari Meksiko hingga kawasan tropis Amerika. Sekarang, penyebarannya sudah luas terutama di daerah tropis. Di Indonesia, tumbuhan ini disebut kalopo atau kacang asu. Pada tahun 1826, Nicaise Auguste Desvaux memperkenalkan nama ilmiah Calopogonium mucunoides.[1][2]
Calopogonium mucunoides
| |
---|---|
Tumbuhan | |
Warna bunga | biru |
Taksonomi | |
Superkerajaan | Eukaryota |
Kerajaan | Plantae |
Divisi | Tracheophytes |
Ordo | Fabales |
Famili | Fabaceae |
Genus | Calopogonium |
Spesies | Calopogonium mucunoides Desv., 1826 |
Morfologi
Perawakan tumbuhan ini adalah legum semak menjalar mirip seperti legum sentro (Centrosema pubescens) dan puero (Pueraria phaseoloides).[3] Tumbuhan ini berumur pendek dan dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 30 - 50 cm.[2]
Akar, Batang, dan Daun
C. mucunoides memiliki akar serabut (radix adventica) bercabang-cabang (radix lateralis) berbentuk benang (filiformis), dengan kedalaman akar mencapai 17- 25 cm. Batang bulat, berbuku - buku, dan berwarna hijau muda dengan ketebalan 2-4 cm. Batangnya yang lunak memiliki bulu halus berwarna coklat keemasan.[4][5] Jenis daun majemuk. Pada setiap tangkai daun terdapat tiga anak daun yang berwarna hijau tua. Anak daun terminal berbentuk bulat telur hingga belah ketupat, anak daun lateral berbentuk bulat telur miring, 4-10 × 2-5 cm. Sama seperti batang, permukaan daunnya juga berbulu halus. Ukuran lebar daun, panjang tangkai daun, panjang permukaan daun, dan ketebalan daun masing - masing 5,3 cm, 1,8 cm, 4,7-8 cm, dan 0,2 cm-2 cm.[4][5][6][7]
Bunga, Buah, dan Biji
Bunga kecil dengan bentuk seperti kupu - kupu. Bunga akan muncul lebih banyak pada awal musim kemarau. Jenis bunga adalah bunga majemuk, berjumlah 5 atau 6, dan bergerombol di buku-buku tulang daun. Tabung kelopak gundul; lobus lebih panjang dari tabung, lanset-linier, berbulu rapat, lancip panjang di puncaknya. Warna mahkota bunga adalah ungu muda dengan kombinasi hijau muda di tengahnya serta dikelilingi warna ungu tua. Ovarium berbulu lebat. Warna biji coklat hingga kehitaman dengan bentuk pipih dan terasa licin bila dipegang. Bentuk polong buah agak pipih dan pendek (3 - 4 cm) dengan bulu cokelat panjang yang menonjol. Jumlah biji 5 atau 6 dengan ukuran 2,5 × 2 mm. Waktu pembungaan dimulai pada bulan Oktober.[6][4][7] Penanaman kacang asu dapat dilakukan dengan menggunakan bijinya yang sudah tua.[2]
Habitat
Spesies ini dapat tumbuh pada ketinggian 200 - 1000 m dengan curah hujan 1.270 mm/tahun. Selain itu, bisa hidup di daerah panas atau daerah tropis yang basah. Hanya saja, tidak tahan untuk penggembalaan yang ekstensif. Beberapa peternak kurang suka menanam tanaman ini karena terdapat bulu pada daunnya sehingga hewan jarang mengonsumsi tanaman ini.[2]
Cara Hidup
Bintil pada akar memungkinkan spesies ini bersimbiosis dengan rhizobium sehingga terbentuk cabang-cabang akar menyerupai benang-benang. Hal ini mempermudah penyerapan air di dalam tanah. Rambut akar akan menanggapi dan membelokkan akar hingga mencapai kedalaman akar pada kisaran 1-2 m. Sebagian besar bintil akar ini menambat nitrogen dari udara. Batang yang tumbuh merambat di permukaan tanah dapat dengan mudah mengeluarkan akar pada setiap ruas batangnya. Dibandingkan dengan tanaman penutup tanah lainnya, spesies ini memiliki batang yang tebal sehingga lebih tahan terhadap penyinaran penuh.[5]
Peranan
Pelindung Permukaan Lahan Perkebunan
Tanaman berperan mengurangi penguapan air, memperbaiki kandungan nitrogen dan juga mengurangi pertumbuhan rumput liar.[8] Kebun kelapa sawit sering memanfaatkan tanaman ini sebagai tanaman penutup tanah bersama dengan spesies Pueraria javanica, Centrocema pubescens, Calopogonium caerulium, dan Pueraria triloba (Kudzu).[9] Tanaman ini juga ditanam di perkebunan karet karena berguna untuk mempertinggi aktivitas mikroba dan mempercepat pembusukan sisa - sisa akar atau tunggul - tunggul tanaman sehingga secara tidak langsung dapat menekan perkembangan jamur akar putih.[10]
Pakan Ternak dan Pupuk Hijau
Tanaman ini dikenal sebagai hijauan pakan dengan palatabilitas yang sedang. Kecernaan in vitro daun berkisar antara 16 - 24%. Meskipun palatabilitas atau penerimaannya rendah oleh spesies ternak, C. mucunoides, sebagai legum hijauan dapat menjadi sumber protein kasar tinggi yang secara efektif menggantikan suplemen protein agroindustri. Tanaman ini juga dapat digunakan sebagai pupuk hijau untuk memperbaiki tanah, melindungi permukaan tanah, mengurangi temperatur tanah, meningkatkan kesuburan tanah, dan menekan pertumbuhan gulma dan rumput.[8][11] Percobaan pada tanaman kedelai menunjukkan aplikasi C. mucunoides dengan dosis 10 ton/ha dapat memperbaiki sifat fisik tanah dengan meningkatkan bahan organik tanah, total pori, air tanah tersedia dan menurunkan berat jenis tanah. Selain itu, produksi kedelai juga meningkat.[12]
Fitoremediasi
Tumbuhan ini juga dapat dikembangkan pada tanah pasca tambang nikel karena mampu bertahan hidup pada kadar nikel yang lebih tinggi (sampai pada 500 ppm).[13]
Referensi
- ^ "Calopogonium mucunoides". plantamor.com. Diakses tanggal 2024-12-26.
- ^ a b c d Akoso, Budi Tri (2012-01-01). Budi Daya Sapi Perah Jilid 1. Surabaya: Airlangga University Press. hlm. 61 – 62. ISBN 978-602-8967-82-2.
- ^ Mayulu, Hamdi (2023-08-30). Teknologi Pakan Ruminansia. Depok: PT. RajaGrafindo Persada - Rajawali Pers. hlm. 36. ISBN 978-623-231-146-6.
- ^ a b c Batu, Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Peternakan (2021-11-05). GERAKAN PEMBERDAYAAN PETANI TERPADU: Materi Ternak Sapi Potong. Malang: Media Nusa Creative (MNC Publishing). hlm. 79. ISBN 978-602-6931-24-5.
- ^ a b c Ahmad, Sitti Wirdhana (2018). "Peranan Legume Cover Crops (LCC) Colopogonium mucunoides Desv. pada Teknik Konservasi Tanah dan Air di Perkebunan Kelapa Sawit". Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pembelajarannya: 341–346.
- ^ a b Suyono, Sugeng Rahayu Harjo; Adab, Penerbit. Mengenal Tanaman Penutup Lahan (Cover Crop), Petunjuk Praktis Penanaman dan Pemeliharaannya. Penerbit Adab. ISBN 978-623-505-407-0.
- ^ a b "Calopogonium mucunoides in Flora of China @ efloras.org". www.efloras.org. Diakses tanggal 2024-12-26.
- ^ a b Pazla, Roni; Zain, Mardiati; Marta, Yoselanda; Sucitra, Laras Sukma (2023). Leguminosa Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Jawa Barat: Penerbit Adab. hlm. 49 – 50. ISBN 978-623-497-189-7.
- ^ Sastrosayono, Selardi (2003). Budi Daya Kelapa Sawit. Jakarta Selatan: AgroMedia Pustaka. hlm. 19. ISBN 978-979-3357-62-1.
- ^ Tim Penulis PS (2008). Panduan Lengkap Karet. Depok: Penebar Swadaya. hlm. 148. ISBN 978-979-002-233-1.
- ^ Asongwed-Awa, Anastasia; Abakar, Oumarou; Vall, Eric (2003-03-01). "Intake and digestibility of Calopogonium mucunoides-base diets fed to draft donkeys during the dry season". Revue d’élevage et de médecine vétérinaire des pays tropicaux. 56 (3-4): 205. doi:10.19182/remvt.9866. ISSN 1951-6711.
- ^ A.R, Arsyad; Farni, Yulfita; Ermadani (2011). "Aplikasi Pupuk Hijau (Calopogonium mucunoides dan Pueraria Javanica) Terhadap Air Tanah Tersedia dan Hasil Kedela". Jurnal Hidrolitan.
- ^ Malik, Nurhayu; Ambardini, Sri; Adrini, Nyoman (2020). "Pertumbuhan Tumbuhan Legum Calopogonium mucunoides Desv., yang Ditanam Pada Tanah Pascatambang Nikel dengan Pemberian Logam Nikel (II) Nitrat". BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research). 7 (2): 1176–1186.