Piktogram DOT

Revisi sejak 30 Desember 2024 05.21 oleh RaFaDa20631 (bicara | kontrib) (Dibuat dengan menerjemahkan halaman "DOT pictograms")
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Piktogram DOT adalah 50 unit piktogram yang digunakan untuk menyampaikan informasi berguna bagi pengguna jasa transportasi dan wisatawan. Ikonografi ini digunakan di bandara, stasiun kereta api, hotel, dan tempat umum lainnya untuk wisatawan mancanegara, dan diupayakan lebih mudah dikenali daripada rangkaian teks. Termasuk juga ikonografi untuk toilet dan telepon. Karena sangat diterima secara universal, publik menjulukinya "Helvetica-nya piktogram", dan karakter yang digambarkan di dalamnya dijuluki Helvetica Man.[1][2]

Piktogram DOT yang mewakili eskalator naik, penitipan anak, dan simpangan moda transportasi darat

Sebagai karya pemerintah Amerika Serikat, gambar-gambar tersebut dilepas ke domain publik, bebas digunakan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun, tanpa mengurus lisensi.

Sejarah

Pada 1970-an, Departemen Perhubungan Amerika Serikat (DOT) menemui banyak sekali kekurangan piktogram secara ad hoc di fasilitas transportasi di seluruh Amerika Serikat dan menugaskan Institut Seni Grafis Amerika Serikat untuk menghasilkan seperangkat piktogram yang lengkap.[2] Bekerja sama dengan Roger Cook dan Don Shanosky dari Cook dan Shanosky Associates, para desainer melakukan survei menyeluruh terhadap ikonografi yang pernah digunakan di seluruh dunia, yang diambil dari berbagai sumber seperti Bandara Internasional Tokyo dan Olimpiade 1972 di München. Para desainer menilai piktogram menurut kriteria: keterbacaan; pengenalan secara internasional; dan tahan terhadap vandalisme. Setelah menentukan fitur mana yang cocok, para desainer menggambar serangkaian piktogram untuk mewakili 34 makna yang diajukan oleh DOT.[2] Hasil penelitian sekaligus pedoman penggunaannya disajikan dalam sebuah laporan berjudul Symbol Signs – The development of Passenger/Pedestrian Oriented Symbols for Use in Transportation-Related Facilities pada November 1974.[2]

Pada 1979, ditambah lagi sebanyak 16 simbol, sehingga totalnya menjadi 50.[3]

Pengembangan simbol

Pengerjaan awal

Simbol-simbol tersebut dikumpulkan dari banyak sumber, termasuk stasiun kereta api, Olimpiade, bandara, dan lembaga pemerintahan dalam sebuah katalog simbol yang digunakan untuk pengujian lanjut. Tujuan utamanya adalah untuk menghindari memulai dari awal jika memungkinkan, sekaligus menciptakan desain simbol yang lebih baik daripada sistem yang sudah ada.[2]

Evaluasi

Selanjutnya, dilakukan identifikasi simbol-simbol yang akan dikembangkan untuk proyek tersebut, yang disebut sebagai 'bidang pesan'. Kantor Fasilitasi Departemen Perhubungan dan Komite AIGA merancang daftar awal berisi 34 pesan. Pesan-pesan ini dibagi ke dalam empat kategori besar: 'Pelayanan Publik': pelayanan fasilitas dan moda transportasi (telepon, toilet, PPPK); 'Konsesi': kegiatan komersial (sewa mobil, kedai kopi, pertokoan); 'Aktivitas Pemrosesan': proses yang berkaitan dengan penumpang (loket, bea cukai); 'Ketertiban': larangan dan amar (dilarang merokok, dilarang masuk).[2]

Simbol-simbol yang sudah didapat dari 24 sumber dipecah menjadi 'kelompok konsep', yakni pengelompokan simbol-simbol sederhana yang menggunakan desain umum serupa untuk menyampaikan pesan. Misalnya, simbol 'Telepon' dibagi menjadi 4 kelompok konsep: 'Gagang telepon', 'Tombol putar telepon', 'Tampilan muka telepon tombol putar', serta 'Gagang dan tombol putar'.[2]

Penilaian

Simbol dinilai berdasarkan tiga karakteristik: semants, sintaktis, pragmatis.

 

Dimensi semantis mengacu pada hubungan antara gambar visual dengan makna.

Seberapa baik simbol ini mewakili pesan? Apakah orang gagal memahami pesan yang dilambangkan oleh simbol tersebut? Apakah orang dari berbagai budaya keliru memahami simbol ini? Apakah orang dari berbagai usia gagal memahami simbol ini? Apakah sulit untuk mempelajari simbol ini? Apakah simbol ini sudah diterima secara luas? Apakah simbol ini mengandung elemen yang tidak terkait dengan pesan?

Dimensi sintaktis mengacu pada hubungan antara satu gambar visual dengan gambar visual lainnya.
Bagaimana tampilan simbol ini? Seberapa baik bagian-bagian simbol ini saling berhubungan? Seberapa baik simbol ini berhubungan dengan simbol lainnya? Apakah konstruksi simbol ini konsisten dalam penggunaan figur/latar, garis tepi, tumpang tindih, transparansi, orientasi, format, skala, warna, dan tekstur? Apakah simbol ini menggunakan hierarki pengenalan? Apakah elemen yang paling penting dikenali terlebih dahulu? Apakah simbol ini benar-benar bertentangan dengan standar atau konvensi yang ada? Apakah simbol ini, beserta elemen-elemennya, mampu diaplikasikan secara sistematis untuk berbagai konsep yang saling terkait?

Dimensi pragmatis mengacu pada hubungan antara citra visual dengan pengguna.
Dapatkah seseorang melihat tanda tersebut? Apakah simbol ini sangat terpengaruh oleh kondisi pencahayaan yang buruk, sudut pandang miring, dan 'gangguan' visual lainnya? Apakah simbol ini bisa terlihat pada rentang jarak pandang jauh? Apakah simbol ini rentan terhadap vandalisme? Apakah simbol ini sulit digandakan?

Dapatkah simbol ini diperbesar dan diperkecil?

— Symbol Signs (1974)[2]

Ketiga kategori ini dinilai oleh setiap anggota komite pada skala 1 (lemah) hingga 5 (kuat). Selain penilaian individu untuk setiap simbol, 'kelompok konsep' diberi penilaian keseluruhan berdasarkan seberapa bagus konsep tersebut memenuhi tiga kategori. [2]

Rekomendasi

Komite kemudian memberikan rekomendasi dan pengamatan berdasarkan penilaian dan pembahasan atas simbol yang ditinjau. Untuk simbol 'Telepon', ikon gagang telepon umum digunakan namun bentuknya aneh dan sering kali disalahartikan, dengan misalnya kunci inggris; sementara simbol dengan tombol putar mudah dipahami namun sudah usang karena meningkatnya penggunaan telepon tombol tekan.[2]

Dengan melihat rekomendasi tersebut, diputuskan sebuah tindakan akhir yang harus diambil. Untuk "Telepon", diputuskan untuk "memodifikasi konsep Grup 1; serta mencoba dengan gambar tampak muka dari telepon modern."[c][2]

Pelaksanaan

Symbol Signs menyediakan beberapa pedoman umum tentang penerapan simbol suatu fasilitas. Pedoman tersebut memberikan petunjuk bagi tim desain, alih-alih persyaratan ketat terkait jenis huruf, ukuran, warna, pencahayaan, dsb., yang harus dipatuhi. Keputusan ini dimaksudkan untuk mencapai keseimbangan dalam menciptakan sistem yang sempurna dan mempertahankan simbol-simbol terintegrasi sesuai dengan lingkungan tempat simbol-simbol tersebut digunakan.[2]

 

...pedoman berikut ini dikembangkan untuk mencapai tujuan berikut:

Untuk memastikan keterbacaan.
Untuk membantu proses belajar 'membaca' simbol.

Untuk memberikan fleksibilitas yang memadai guna memungkinkan tanggapan yang tepat terhadap persoalan desain tertentu.

— Symbol Signs (1974)[2]

Tidak ada rekomendasi rupa huruf, untuk memberikan fleksibilitas bagi kebutuhan arsitektur dan budaya dalam fasilitas tersebut. Sebaliknya, penekanannya hanya pada uji keterbacaan dan kesesuaian untuk jenis huruf tertentu di lingkungan tertentu. Pada contoh yang diberikan pada Symbol Signs dan saat mendesain simbol, desainer akan menggunakan rupa huruf Helvetica Medium dengan huruf kapital di setiap awal kata.[d] Hal ini terutama berlaku pada desain tanda panah arah. Ukuran huruf harus diputuskan berdasarkan situasi, menggunakan pengujian, tetapi aturan umum adalah setinggi 1 inci (25 mm) pada jarak pandang 50 kaki (15 m).

Edisi Symbol Signs tahun 1974 cukup ketat: Simbol harus ditempatkan pada 'bidang simbol'[e], yakni bentuk persegi dengan sudut membulat. Gambar ikon harus berwarna hitam pada bidang simbol putih, dan tidak boleh sebaliknya, simbol putih pada bidang hitam.

Simbol-simbol tersebut harus bisa dibaca pada jarak hingga 30 kaki (9,1 m) dengan simbol seukuran 3 inci (76 mm) hingga 155 kaki (47 m) dengan simbol seukuran 12 inci (300 mm). Tinggi pemasangan rambu juga diperhatikan, karena rambu yang dipasang sedemikian rupa sehingga berada di luar 10 derajat pandangan mata[f] tidak akan lagi berada dalam garis pandang normal, dan memaksa orang mendongak agar dapat membaca rambu tersebut.

Simbol

Set asli (1974)

Aslinya berupa 34 simbol, yang banyak ditujukan untuk fasilitas transportasi. Warna merah untuk Pertolongan Pertama, Dilarang Merokok, Dilarang Parkir dan Dilarang Masuk menggunakan "Ostwald No. 6 1/2 pa".[g]

Penambahan tahun 1979

Pada tahun 1979, Departemen Perhubungan mengajukan 16 simbol baru, untuk mengisi kekurangan pada ikonografi. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan, Dilarang Merokok, Dilarang Parkir, Dilarang Membawa Anjing, dan Dilarang Masuk menggunakan Pantone Red 032 C dan Pintu Keluar menggunakan Pantone Green 340 C.

2000-an

Terdapat perubahan tak resmi yang muncul setelah Palang Merah Amerika Serikat untuk mencegah penggunaan simbol 'palang merah' sebagai simbol umum pertolongan pertama pada kecelakaan dan pelayanan medis. Misalnya, pada tahun 1999 Palang Merah memberitahukan kepada Ultimate Symbol bahwa publikasi mereka tahun 1996, Official Signs & Icons, yang menampilkan berbagai koleksi simbol AIGA, melanggar Konvensi Jenewa dan undang-undang merek dagang Amerika Serikat, dan meminta agar publikasi tersebut ditiadakan dari edisi mendatang. Pada tahun 2005, edisi kedua dari Official Signs & Icons, palang merah diganti dengan palang hijau dari ANSI Z535.1–2002.[4] Penggunaan palang hijau atau putih pada latar belakang hijau merupakan penggantian yang umum, karena kesamaan visual dan penggunaan yang luas, sedangkan palang putih pada latar belakang hijau digunakan dalam ISO 7010 untuk mewakili pertolongan pertama.

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Sweden, Claes Tottie. Designed for Kooperative Fobundet, Sektor D.[2]
  2. ^ Paul Arthur & Associates. Kumpulan simbol untuk membuat rambu-rambu.[2]
  3. ^ Grup 1 adalah "gagang telepon."
  4. ^ Huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf kapital. (Contoh: Klaim Bagasi, Dilarang Merokok)
  5. ^ Kecuali rambu Dilarang Merokok, Dilarang Parkir, dan Dilarang Masuk, dapat digunakan tanpa bidang simbol.
  6. ^ Di sinilah sudut pandangan mata secara alami akan berujung jika mereka berdiri dan melihat lurus ke depan.
  7. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama warna merah
  8. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama hijau pertolongan pertama

Referensi

Templat:Include-USGov-DOT

  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama lupton
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama symbolsigns1974
  3. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama symbolsigns1982
  4. ^ Hora, Miles (2005). Official signs & icons 2 by Ultimate Symbol (edisi ke-2nd). Ultimate Symbol. hlm. 71. ISBN 0-9769513-0-4. 

Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "lupton2" yang didefinisikan di kelompok <references> "" tidak memiliki konten.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "symbolsigns19742" yang didefinisikan di kelompok <references> "" tidak memiliki konten.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "symbolsigns19822" yang didefinisikan di kelompok <references> "" tidak memiliki konten.

Pranala luar