Lembaga Kantor Berita Nasional Antara

perusahaan asal Indonesia

Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara (atau disingkat Perum LKBN Antara) merupakan kantor berita di Indonesia, yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Perum LKBN Antara merupakan BUMN yang diberikan tugas oleh Pemerintah untuk melakukan peliputan dan penyebarluasan informasi yang cepat, akurat, dan penting, ke seluruh wilayah Indonesia dan dunia internasional.

Sejarah

Naamloze Vennootschap (NV) Kantor Berita Antara didirikan pada tanggal 13 Desember 1937 oleh A.M. Sipahoetar, Soemanang, Sugondo Djojopuspito, Adam Malik dan Pandoe Kartawigoena, saat semangat kemerdekaan nasional digerakkan oleh para pemuda pejuang. Sebagai Direktur pertama pada waktu itu adalah Sugondo Djojopuspito (mantan mahasiswa RH usia 33 th pada waktu itu, kawan Soemanang yang juga mantan mahasiswa RH), sedangkan Adam Malik (wartawan, usia 20 tahun pada waktu itu) adalah sebagai wakilnya (Redaktur).

Pada tahun 1962, ANTARA resmi menjadi Lembaga Kantor Berita Nasional yang berada langsung di bawah Presiden Republik Indonesia. Lembaga Kantor Berita Nasional Antara atau disingkat LKBN Antara merupakan kantor berita terbesar di Indonesia, yang sifatnya semi pemerintah, walaupun ketika pertama kali didirikan oleh para wartawan nasionalis pada masa penjajahan Belanda sebelum PD II sepenuhnya merupakan usaha swasta.

Pengurus

Status Lembaga Kantor Berita Nasional Antara adalah Badan Usaha Milik Negara, dimana seluruh modalnya dimiliki negara berupa kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham, dimana diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2007.


Sejarah

Gagasan untuk mendirikan kantor berita ini timbul pada pikiran seorang wartawan muda, Albert Manoempak Sipahoetar, dan seorang mahasiswa ilmu hukum/RH, Raden Mas Soemanang Soeriowinoto, yang kemudian lebih dikenal sebagai Mr. Soemanang, dan juga sebagai Ketua PWI yang pertama pada tahun 1946. Mereka merasa tidak puas tehadap pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa di Hindia Belanda terutama mengenai kehidupan sosial politik masyarakat Indonesia, yang disiarkan Aneta (Algemeen Nieuws-en Telegraaf-Agentschap). Kantor berita Belanda itu menyebarkan hasil liputannya bukan saja di Hindia Belanda, melainkan juga di Eropa. Kalangan pergerakkan kebangsaan Indonesia, baik yang berada di Hindia Belanda maupun di Eropa, menganggap berita di Aneta berat sebelah. Aneta bahkan sering sama sekali tidak memberitakan peristiwa-peristiwa politik yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia.

Masa penjajahan Jepang

Sejak awal pendudukan Jepang, Antara menempati bagian bawah gedung Aneta di Pasar Baru, Jakarta Pusat, sebuah gedung bertingkat yang ditinggalkan bersamaan dengan menyingkirnya Belanda dari Indonesia. Tingkat atas ditempati oleh kantor berita Jepang, Domei. Gedung ini terletak di Jalan Pos Utara No.53, yang kini dikenal dengan nama Jalan Antara.

Jepang mula-mula memperbolehkan Antara melanjutkan kegiatannya dengan menggunakan namanya sendiri. Namun, sejak 29 Mei 1942, Antara harus mengganti namanya menjadi Yashima, yang berarti semesta.

Masa kemerdekaan

Ketika Pemerintah pusat Republik Indonesia yang baru beberapa bulan merdeka hijrah ke Ibu kota Revolusi Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946, pimpinan Antara juga memutuskan untuk mengungsikan kantor pusatnya ke Yogyakarta. Antara di Jakarta tetap di pertahankan, tetapi hanya sebagai kantor cabang.

Antara cabang Jakarta pernah memindahkan kantornya ke Gedung Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No.56 ketika terjadi Aksi Militer Belanda I tanggal 21 Juli 1947, karena kantornya di Jalan Pos No.57 di segel oleh Belanda, sedangkan gedung di nomor 53 sudah ditempati oleh kantor berita Aneta, yang melakukan lagi kegiatannya di Indonesia sejak Belanda kembali bersama tentara Sekutu pada akhir PD II.

Pada saat terjadi Aksi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948, banyak staf Antara di berbagai kota ikut bergerilya atau mempertahankan kelangsungan hidup dengan cara masig-masing. Para wartawan Antara di Bandung, Sjarief Soelaiman dan Dajat Hardjakusumah, mendirikan kantor berita lokal Pewarta Nasional (Pena) untuk menampung pemberitaan dari kalangan republiken. Sedangkan staf Antara Solo menerbitkan buletin Antara Dharurat Mobil di daerah gerilya sebagai konsumsi para gerilyawan dan untuk mengimbangi pemberitaan yang merugikan kedudukan Republik Indonesia.

Keadaan ini berlangsung sampai saat Belanda menarik kembali pasukannya dari Yogyakarta tujuh bulan kemudian, Juli 1949, dan Antara pusat dipulihkan di Jakarta pada bulan berikutnya.

Pendirian perusahaan

Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2007, untuk mengoptimalkan fungsi dan peranannya, Lembaga Kantor Berita Nasional Antara diubah statusnya menjadi BUMN.

Antara sekarang

Bila sebelumnya Antara melakukan pengiriman berita dengan menggunakan pemancar, pada tahun 1976 diganti dengan menggunakan sistem teleteks dan kemudian menggunakan sistem komputerisasi yang mendapat bantuan dari Jepang. Di luar negeri, Antara mempunyai kantor cabang di Kuala Lumpur, Tokyo, Los Angeles, Hongkong, Beijing, Manila, New Delhi, Karachi, Kairo, Beirut, Den Haag, Amsterdam, London, Koln, Beograd, Berlin, Moskow, Canberra, New York dan Washington. Karena penghematan, jumlahnya menciut dibanding tahun 1948.

Kini dengan kepemimpinan baru dibawah Asro Kamal Rokan, Antara kembali membuka lima perwakilannya di luar negeri terhitung sejak April 2007. Lima Biro itu adalah Biro New York, Biro Tokyo, Beijing, Canberra dan Kuala Lumpur.

Lima bulan kemudian status Antara pun berubah menjadi Perum LKBN Antara per 1 September 2007. Pemberian status perum guna memudahkan kerja kantor berita perjuangan tersebut, terutama dalam menghadapi era konvergensi media dan tantangan media yang kian mengglobal.

Kerjasama internasionalnya pun kian meluas. Antara bekerjasama denga Reuters, UPI, AFP dan DPA. Antara juga mengadakan kerjasama dengan Bernama (Malaysia), Thai News Agency (TNA) dan Phillippine News Agency (PNA) melalui jaringan AMEX (ASEAN New Exchange). Kerjasama regional dilakukan melalui Organization of Asia Pacific News Agencies (OANA). Dimasuki pula jaringan kerjasama internasional melalui International Islamic News Agency (IINA) di Jeddah, Non Aligned News Agency Pool (NANAP) dan OPEC News Agency (OPECNA).

Selain itu, Antara juga mengadakan pertukaran berita secara bilateral dengan MENA (Mesir), Tanjug (Yugoslavia), ANSA (Italia), Yonhap (Korea Selatan), TAP (Tunisia), APS (Aljazair), Agerpress (Rumania), BSS (Bangladesh), APP (Pakistan) ANP (Belanda), CNA (Taiwan), CTK (Cekoslowakia), Anadolu (Turki), Xinhua (Tiongkok), WAM (Uni Emirat Arab), VNA (Vietnam) dan sebagainya.

Layanan

Antara telah memprakarsai pelayanan telefoto radio sejak bulan September 1983, dengan menggunakan pesawat pemancar berkekuatan 30 kilowatt sumbangan pemerintah Jerman Barat ketika itu. Pada Februari 1985, Antara memulai pelayanan AP-Dow Jones Telerate, terutama bagi kalangan bisnis perbankan. Pelayanan ini berupa informasi data seketika mengenai harga valuta asing, emas dan komoditi lainnya di bursa-bursa internasional, serta informasi dari pusat-pusat bisnis di seluruh dunia. Pelayanan informasi dengan teknik yang sama, dengan menggunakan komputer, juga diadakan melalui Antara-Reuters Monitor News Service sejak Juli 1982.

Pustaka

  • Ensiklopedia Nasional Indonesia, PT Cipta Adi Pustaka, Jakarta:1988

Pranala luar