Banjarsari, Gajah, Demak

desa di Kecamatan Gajah, Demak
Revisi sejak 2 Desember 2009 04.54 oleh Doeto (bicara | kontrib)


Banjarsari adalah desa di kecamatan Gajah, Demak, Jawa Tengah, Indonesia.

Banjarsari
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenDemak
KecamatanGajah
Kode Kemendagri33.21.08.2011 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk±3500 jiwa
Kepadatan-
Peta
PetaKoordinat: 6°53′41″S 110°44′28″E / 6.89472°S 110.74111°E / -6.89472; 110.74111

Geografi

Desa ini terletak di jalur Boyolali - Tambirejo. Di sebelah utara dibatasi Desa Sari, sebelah timur dengan Desa Mojosimo dan Desa Tambirejo, sebelah selatan di batasi dengan Desa Sambiroto, Dukuh Mbogo dan Dukuh Nglayu, sementara sebelah barat dibatasi dengan Desa Boyolali dan Desa Gajah.

Pemerintahan

Sistem Pemerintahan yang diterapkan di desa Banjarsari bisa juga disebut menganut sistem Dinasti atau sistem turun-temurun, karena mulai dari awal sampai sekarang ini masyarakat masih ada yang mempunyai kepercayaan bahwa yang bisa menjadi kepala desa adalah anak cucu dari dan atau seseorang yang masih mempunyai hubungan darah dengan kepala desa yang pertama kali di desa Banjarsari, dan kebetulan memang seperti itu nyatanya.

Dan sampai sekarang yang telah memegang pemerintahan sudah 6 orang, semuanya mempunyai hubungan darah. Orang pertama kali adalah Mbah Matsirat, Mbah Kamad, Mbah Kandar, Bapak Sholeh, Bapak Mukaya, dan tahun ini dipegang oleh Setya Pamungkas. Beliau adalah cucu atau orang yang masih mempunyai silsilah dari Mbah Matsirat.

Perekonomian dan Kesejahteraan

Mata Pencaharian

Perekonomian penduduk mayoritas ditopang dengan mata pencaharian bertani, buruh tani, buruh pabrik, dan buruh bangunan. Sebagian lainnya ditopang dengan perdagagangan, jasa transportasi barang, bengkel motor dan jasa/tenaga menjahit

Kepemilikan Aset

Kesejahteraan yang dirasakan penduduk sangat baik. Meskipun ada sebagian kecil yang dirasa masih kurang sejahtera. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi rumah permanen yang dimiliki yang tidak lagi berlantai tanah, minimal lantai bata. 80% KK memiliki kendaraan motor 2 dua, sebagian kecil lainnya memiliki mobil, dan sebagian besar sawah yang dikelola adalah milik sendiri.

Pendidikan

Kesejahteraan yang dirasakan lainnya adalah dengan adanya kemudahan akses pendidikan dan kesehatan.

Fasilitas pendidikan yang dimiliki:

Selain itu akses ke pendidikan Menengah Atas terdekat hanya 1-3 KM, seperti MTs/MA Al Irsyad Gajah, SMK Ganesha, SMP N Gajah, MTs/MA Medini, dan SMA Karanganyar.

Transportasi

Lokasi yang lumayan dekat dengan jalan pantura berjarak ± 2 km, dan dekat juga dengan jalan Gajah – Dempet ± 1 km. dari jalur tersebut yang dilewati Angkutan Umum, memberi kemudahan dalam transportasi, baik untuk akses pendidikan, perdagangan, dan mobilisasi penduduk ke kota terdekat, seperti kota Demak, Purwodadi, Semarang, Jepara, Kudus, Pati, Rembang, Pekalongan, Tegal, bahkan Surabaya dan Jakarta dengan naik satu atau dua kali Angutan Umum.

Angkutan yang melewati desa Banjarsari antara lain, Angkudes Trayek Gajah-Tamberjo, Trayek Gajah-Dempet, Bis Trayek Semarang-Kudus-Pati-Rembang-Lasem, Bis Trayek Surabaya-Semarang, Bis Trayek Kudus-Semarang-Pekalongan-Tegal, Bis Trayek Kudus-Semarang-Solo, Bis Trayek Kudus-Semarang-Purwokerto, Bis Trayek Kudus-Semarang-Jogja.

Kesehatan

Sementara Akses Kesehatan, kebanyakan masyarakat pergi ke puskesmas yang berada di Kecamatan Gajah. Dan juga di Banjarsari sendiri mempunyai 1 petugas kesehatan setingkat manteri, 2 polindes dengan petugas berpendidikan Bidan yang terletak di tengah-tengah desa, jadi akses masyarakat yang ingin berobat sangat strategis. Dan untuk perawatan khusus biasanya masyarakat pergi ke RSU Demak / RSI Nahdlatul Ulama' dan RSU Kudus. Program pengobatan gratis yang dilaksanakan pemerintah sangat membantu masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Meskipun pada kasus-kasus tertentu masyarakat harus tetap bayar.

Air Bersih

Air bersih yang kerap kali menjadi masalah terutama dimusim kemarau agaknya tidak bergitu terasa di desa ini. sumber air bersih masih sangat mudah dicari seperti dari sumur, sungai, biasanya untuk mandi dan mencuci. Penduduk desa memanfaatkan air sumur dan sungai (kali jaratun yang membentang di sebagian pinggir desa), sementara untuk memasak dan minum mengandalkan sumur warga yang hampir di setiap keluarga mempunyai sumur sendiri-sendiri.

Demografi

Potensi SDM

SDM yang ada di desa Banjarsari cukup berkualitas. Kebanyakan orang tua mayoritas telah mengenyam pendidikan formal meskipun cukup SD, sebagian MTs setara dengan Sekolah Menegah Pertama. Sementara di kalangan anak muda dan keluarga muda rata-rata lulusan Madrasah Aliah atau setara dengan Sekolah Menengah Atas. Bahkan saat ini banyak lulusan Akademi dan Perguruan Tinggi yang bermunculan baik yang telah S1 atau S2.

Keterampilan yang banyak dikuasai penduduk desa Bajarsari antara lain, pertukangan (bangunan/rumah), menjahit, ukir, mengajar, keterampilan elektro, komputer, dan keterampilan yang mendukung industri di sekitar desa Banjarsari seperti dalam proses industri rokok, industri plastik, industri garmen, industri roti/kue, industri kerupuk, dan bengkel motor.

Budaya dan Agama

Penduduk Banjarsari 99,9% muslim dan hanya ada 1 keluarga yang non muslim. Suasana religius tampak sekali di desa ini. Desa ini memiliki 1 masjid jami' yaitu masjid At-Taqwa, institusi pendidikan agama tingkat dasar, Musollah-musolla yang tersebar di setiap kampung dan Pondok pesantren.

Organisasi islam yang ada di Banjarsari yaitu Nahdhotul Ulama' (NU) dan ada juga Shiddiqiyah dan Organisasi-organisasi kepemudaan yang lain seperti GP.Anshor, Fatayat, Muslimat, IPNU, IPPNU, IRMAS dan masih banyak lagi organisasi kepemudaan yang lain yang berifat umum, seperti karang taruna Sedyo Utomo. Namun secara kultural Penduduk desa Banjarsari kental sekali dengan tradisi NU, hal ini terlihat dalam ritual agama yang dipraktekan setiap hari seperti kumpulan Yasinan, Tahlilan, Manaqib Syekh Abdul Qodir Jailani, Tradisi Tasawwuf-Toriqot, Tujuh hari acara pasca kematian, acara 40 hari, nyatus, Nyewu, Haul pendiri desa, dan sebagainya.

Pendidikan agama di desa ini sangat ditekankan, di setiap musholla pasti ada majlis mengaji Alquran, dan hampir setiap malam ada kumpulan/jam’iyyah baik itu dari bapak-bapak/ibu-ibu atau adik-adik. Dan adapula jam’iyyah yang dilaksanakan setiap selapanan atau 1 bulan sekali. Dan dalam setiap hari besar islam Masjlis Ta’mir beserta Ikatan Remaja Masjid (IRMAS) senantiasa mengadakan kegiatan pengajian, santunan Yatim piatu, istighosah, jama’ arwah, Khotmil qur’an dan masih banyak lagi. Dan itu sudah menjadi tradisi di Banjarsari.

Sementara untuk pendidikan Agama lebih lanjut penduduk mengirimkan anak-anaknya ke pondok pesantren sambil sekolah di Madrasah Aliyah (setingkat SMA). Dan Alhamdulillah di Banjarsari sudah ada 1 pondok pesantren yaitu Pon-Pes ”Darussalam” dan ada sebagian yang nyantri di rumahnya bapak yai-yai di Banjarsari.