Umar Machdam
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Umar Machdam, 14 Agustus 1942 – 8 Maret 1996. Ia memiliki enam orang anak dari pernikahannya dengan Sri Mukartini.
Menulis banyak skenario drama dan puisi, tapi tak pernah diterbitkan. Lebih dari tiga puluh naskah drama pentas dan serial televisi hasil produksinya.
Teater
Pernah belajar di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI). Ia memulai karir di teater sejak tahun 1960. Ia memimpin Studi Teater Bogor, yang berdiri pada tahun 1966, dengan personil seperti Mayawati, Desy Edy Karamah, Iim Kharamah, Bambang Setiawan, Tasdik, Sasas, dll. Beberapa kali kelompok teaternya ini bermain di Taman Ismail Marzuki atau TIM.
Beberapa pertunjukan teater yang disutradarai oleh Umar Machdam:
- Sandiwara karya Putu Wijaya, oleh Studi Teater Bogor, di Teater Arena TIM, 11-13 Desember 1973
- Salman el Farisi, karya Ahmad Zein, terjemahan Mustafa Mahdami, oleh Studi Teater Bogor, di Teater Arena Tim, 25-27 Mei 1974
- Umar Ibnu Khattab, karya Ali Akhmad Bakir, terjemahan AK Mahdami, oleh Teater Al Irsyad, di Balai Sidang Senayan, 17 Juni 1981
Pementasan Drama “Sandiwara” karya Putu Wijaya, mengundang polemik terutama mengenai seberapa jauh kebebasan sutradara di dalam “menafsirkan” naskah. Sebab dalam pementasan tersebut sutradara Umar Machdam di samping memberi bumbu juga sangat membebaskan diri dalam menambah dan mengurangi apa-apa yang tercantum dalam naskah baik dalam bentuk visuil maupun kalimat-kalimat.MBM Tempo membuat seminar untuk membahas hal tersebut.
Film
Selain di teater, ia terjun ke dunia film sejak tahun 1964 sebagai pemain dalam film “Anak-anak Revolusi" (1966) yang disutradarai oleh Usmar Ismail, kemudian “Kasih diambang Maut” (1967), “Hancurnya Petualang" (1966), “Jakarta, Hongkong dan Macao” (1968), "Lorong Hitam" (1971) "Pak Sakerah". Dan kemudian jadi Astrada (Asisten Sutradara)nya Turino Djunaedy, dalam film “Selamat Tinggal Kekasih”, bersama Nya' Abbas Acub, “Catatan Harian Seorang Gadis”, “Krisis”. Dan terakhir Astradanya Edward Pesta Sirait dalam film “Duo Kribo”.
Sandiwara TV
Selain menjadi pemain dan Astrada, ia pun berpuluh kali main sandiwara Tivi dan sebagai pengatur laku seperti dalam “Calon Menantu”, “Om Dokter”, “Benua Maut”, “Anjing Tercinta”.
Referensi
- Pos Film, 26 Pebruari 1978, atau lihat http://umarmachdam.wordpress.com/2009/12/22/umar-machdam-orang-pentas-yang-%E2%80%9Cnyentrik%E2%80%9D/
- Pelita, 26 Maret 1983, atau lihat http://umarmachdam.wordpress.com/2009/12/22/umar-machdam-film-dakwah-harus-mencerminkan-sikap-hidup-muslim-secara-utuh/
- MBM Tempo, Nomor 43/III, 29 Desember 1973