Orang Jepang Amerika

Jepang-Amerika (日系アメリカ人, Nikkei Amerikajin) adalah warga negara Amerika Serikat keturunan Jepang, lahir di Jepang atau lahir di Amerika Serikat dari orang tua Jepang. Menurut Survei Masyarakat Amerika tahun 2007, populasi orang Jepang-Amerika sebanyak 1.220.922 orang, termasuk mereka yang memiliki ras atau etnis campuran.[2] Menurut sensus tahun 2000, California adalah negara bagian dengan populasi orang Jepang-Amerika (termasuk ras campuran) terbesar (394.896), diikuti oleh Hawaii (296.674), Washington (56.210), New York (45.237), dan Illinois (27.702).[3]

Jepang-Amerika
Ellison OnizukaEric Shinseki
Yoko Ono
Daerah dengan populasi signifikan
Pantai Barat, Hawaii, Amerika Serikat Timur Laut
Bahasa
bahasa Inggris-Amerika, bahasa Jepang
Agama
Buddhisme, Kekristenan, Shinto[1]

Istilah

Orang Jepang-Amerika menyebut nama generasi mereka dengan angka Jepang ditambah kata sei () yang berarti generasi. Generasi pertama imigran Jepang yang tiba di Amerika Serikat disebut issei. Anak-anak keturunan mereka disebut nisei (generasi kedua), sansei (generasi ketiga), dan yonsei (generasi keempat). Istilah nikkei (日系) diciptakan oleh ahli sosiologi Jepang-Amerika untuk menyebut semua generasi imigran Jepang di berbagai negara. Kibei adalah sebutan untuk nisei atau sansei yang mendapat pendidikan sebagian atau seluruhnya di Jepang.

Generasi Definisi[4]
Issei Generasi pertama imigran Jepang yang berdasarkan undang-undang saat itu tidak berhak atas kewarganegaraan Amerika Serikat.
Nisei Generasi kedua Jepang-Amerika, anak-anak dari issei yang berkewarganegaraan Amerika Serikat sejak lahir dan mendapat pendidikan di Amerika Serikat.
Sansei Generasi ketiga, anak-anak dari nisei, dilahirkan dan mendapat pendidikan di Amerika Serikat.[5]
Yonsei Generasi keempat, anak-anak dari sansei

Sejarah

Pertengahan hingga akhir abad ke-19

Pada 11 November 1841, Kapten Whitfield, nakhoda kapal layar New England menolong lima pelaut Jepang dari kapal Jepang yang karam. Empat di antara pelaut Jepang diturunkan di Honolulu, namun Nakahama Manjirō terus ikut di atas kapal, menemani Whitfield kembali ke Fairhaven, Massachusetts. Salah seorang pelaut Jepang yang diturunkan di Hawaii, Denzo Kuke menikah dengan wanita Hawaii dan menjadi warga Hawaii.[6] Setelah bersekolah di New England, Nakahama Manjirō menyebut dirinya John Manjiro, dan kemudian menjadi penerjemah untuk Komodor Matthew C. Perry.

Sejumlah 17 orang yang diselamatkan dari kapal Jepang oleh kapal barang Amerika Auckland. Mereka menjadi orang Jepang pertama yang tiba di California pada tahun 1850. Dua tahun kemudian (1852), mereka dikirim ke Makau bersama Komodor Matthew Perry sebagai isyarat keinginan membuka hubungan diplomatik dengan Jepang. Salah seorang dari mereka, Joseph Heco (Hikozo Hamada) menjadi bangsa Jepang pertama yang menjadi warga negara Amerika Serikat melalui naturalisasi.

Pada 8 Februari 1855, kelompok pertama imigran Jepang yang terdiri dari 994 orang secara resmi diterima di teritori Amerika Serikat.[6] Mereka tiba di Honolulu menumpang kapal penumpang City of Tokio, dan menjadi imigran Jepang pertama di Hawaii yang datang untuk bekerja di perkebunan tebu berdasarkan program yang diatur pemerintah Hawaii. Kelompok kedua imigran Jepang tiba di Hawaii menumpang kapal Yamashiro Maru pada 17 Juni 1885. Kelompok ketiga imigran Jepang yang terdiri dari 927 orang tiba di Honolulu dengan menumpang kapal City of Peking.[6]

Pendeta Thomas Lake Harris dari Brotherhood of the New Life berkunjung ke Inggris, dan bertemu dengan Nagasawa Kanaye asal Kagoshima pada tahun 1860-an di London.[7] Nagasawa kemudian menjadi pemeluk Kristen. Ia diajak Harris ke Amerika Serikat, dan menetap di Fountaingrove, Santa Rosa, California sejak tahun 1875.[8] Setelah Harris meninggalkan kehidupan komune di California, Nagasawa mengambil alih sebagai pimpinan dan menetap di sana hingga wafat pada 1 Maret 1934.[9]

Imigran Jepang pertama di Hawaii

Dari tahun 1861 hingga 1940, sekitar 275.000 orang Jepang berimigrasi ke Hawaii dan Pantai Barat Amerika Serikat.[10] Mayoritas generasi pertama imigran Jepang yang disebut Issei berasal dari daerah pedesaan di Jepang. Sebagian di antara mereka menjadi dipekerjakan sebagai petani di perkebunan tebu di Hawaii dan ladang sayuran di California.[10] Sementara itu sebagian lainnya menetap di daerah perkotaan di pesisir dan bekerja di bidang usaha kecil, biasanya milik sendiri atau untuk Issei lain.[11]

Semasa Perang Saudara Amerika, perluasan industri gula di Hawaii membutuhkan buruh perkebunan dalam jumlah besar. Penduduk Hawaii tidak dapat diandalkan sebagai buruh karena sedang berkurang dengan cepat akibat penyakit. Perkebunan sejak tahun 1852 pernah mendatangkan buruh dari Cina, namun mereka beramai-ramai meninggalkan perkebunan untuk bekerja di tempat lain.[6]

Pada tahun 1865, Menteri Luar Negeri Hawaii Robert Crichton Wyllie yang juga pemilik perkebunan meminta kepada pengusaha Amerika di Jepang untuk mengirim buruh kontrak dari Jepang. Wyllie menunjuk warga negara Amerika Serikat Eugene Van Reed untuk menjadi konsul Hawaii di Jepang. Van Reed memerlukan waktu lama untuk memperoleh izin merekrut pekerja di Jepang untuk dipekerjakan sebagai buruh tani di Hawaii.[12] Sebagai hasil dari usaha mengumpulkan buruh, kapal Scioto berangkat dari Pelabuhan Yokohama menuju Honolulu pada 17 Mei 1868[6]. Kapal tersebut membawa 149 imigran Jepang, 141 laki-laki, 6 perempuan, dan 2 orang anak. Sebutan bagi mereka adalah gannenmono (orang tahun pertama) karena mereka diberangkatkan pada tahun pertama periode Meiji (1868). Di antara mereka terdapat pembuat keramik, samurai, juru masak, pembuat sake, penjahit, tukang kayu, dan penata rambut. Pelayaran memakan waktu 33 hari, dan Scioto tiba di Pelabuhan Honolulu pada tanggal 19 Juni.[6] Setelah dua minggu diberi kesempatan beristirahat, mereka dikirim ke perkebunan di Maui, Oahu, dan Kauai, sementara sebagian di antaranya bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Pekerjaan sebagai buruh perkebunan tebu terlalu berat bagi mereka yang dulunya bekerja sebagai pembuat keramik, juru masak, dan penjahit. Selain bekerja berat di bawah terik matahari tropis, mereka harus bekerja selama 10 jam sehari, didenda bila datang terlambat dan keluar setelah jam malam. Pengurangan upah bila merusakkan alat pertanian, dan hukuman dua hari kerja ekstra bila sakit akibat kelalaian sendiri. Sebelum kontrak tiga tahun mereka berakhir, 40 orang di antaranya pulang kembali Jepang. Sisanya memilih menetap di Hawaii, satu orang bunuh diri, dan beberapa orang laki-laki menikah dengan wanita Hawaii. Kecuali satu orang, mereka semua menandatangani petisi yang menuntut pemilik perkebunan di Hawaii telah melakukan kekejaman, dan memberi fasilitas hidup di bawah standar.[6]

Setelah Hawaii dianeksasi sebagai wilayah Amerika Serikat, pemilik perkebunan mendatangkan buruh Jepang dalam jumlah besar sebelum diberlakukannya pelarangan buruh kontrak. Gelombang pertama imigran Jepang tiba secara besar-besaran di Hawaii untuk dipekerjakan sebagai buruh perkebunan tebu dan nanas, buah California, dan produk-produk pertanian. Dalam setahun,lebih dari 30 ribu buruh Jepang tiba di Hawaii.[13] Pada tahun 1900, ada lebih dari 61.000 orang Jepang yang menetap di Kepulauan Hawaii.[13]

Pada tahun 1920, terdapat 109.274 orang Jepang-Amerika di Hawaii dan 111.010 orang Jepang-Amerika di daratan Amerika. Pada tahun 1930, populasi mereka meningkat menjadi 139.631 orang di Hawaii, dan 126.948 di daratan Amerika. Pada tahun 1940, hampir 40% dari penduduk Hawaii adalah orang-orang keturunan Jepang. Laju pertumbuhan penduduk keturunan Jepang membuat cemas sebagian orang Hawaii.[13]

Koloni di California

Tidak seperti gannenmono di Hawaii, generasi pertama imigran Jepang di California adalah orang-orang yang kehilangan tempat tinggal setelah berakhirnya Keshogunan Tokugawa. Setahun setelah Scioto tiba di Hawaii, pada 27 Mei 1869 kapal bernama China milik Pacific Mail Company tiba di Teluk San Francisco membawa kelompok peninjau yang terdiri dari samurai, petani, pedagang, dan empat orang wanita. Mereka adalah pengikut Matsudaira Katamori dari Aizu Wakamatsu yang membawa pohon-pohon murbei untuk memulai industri sutra, bambu untuk makanan dan perabot, bibit teh dan tanaman asli Jepang untuk ditanam di Amerika. Setelah tiba di Placerville, mereka mendirikan Wakamatsu Tea and Silk Farm Colony di atas tanah seluas 243 hektare.[6] Mereka menemui kenyataan bahwa air sulit didapat di California dan bibit tanaman yang mereka bawa ternyata tidak tumbuh dengan baik. Koloni pertama imigran Jepang di Amerika hanya bertahan kurang dari dua tahun. Sebagian di antara mereka pulang ke Jepang, dan sisanya pergi ke tempat lain. Di antaranya terdapat Okei Ito, 19 tahun yang menjadi wanita Jepang pertama yang meninggal dan dimakamkan di Amerika Serikat.[6]

Awal abad ke-20

Sebagian besar imigran Jepang menetap di Pantai Barat Amerika Serikat, dan bekerja di bidang pertanian. Mereka terampil dalam mengolah tanah marginal dan sukses sebagai petani sayuran, petani buah, nelayan, dan pedagang kecil. Kemampuan orang Jepang mengatasi kesulitan hidup membuat penduduk kulit putih merasa terancam. Sentimen anti-Jepang meluas di Pantai Barat, terutama di California.[14] Selain tidak dihalangi untuk mendapat kewarganegaraan Amerika Serikat, Issei tidak dibolehkan untuk memiliki atau menyewa tanah. Pelarangan berdasarkan Undang-Undang Agraria Orang Asing California 1913 tidak berlaku bagi nisei yang lahir di Amerika dan berkewarganegaraan Amerika Serikat. Sebagian dari Issei memiliki rumah, lahan pertanian, dan usaha dengan memakai nama anak-anak mereka.

Pada tahun 1940, orang Jepang-Amerika telah mengakar kuat di Amerika Serikat. Walaupun pada tahun 1940, orang Jepang-Amerika hanya menguasai kurang dari 4% tanah pertanian di California, mereka pada tahun 1920 sudah menghasilkan 10% dari total produksi pertanian California.[14]

Penginterniran orang Jepang-Amerika

Setelah terjadi Serangan Pearl Harbor, 7 Desember 1941, semua orang Jepang yang tinggal di Amerika Serikat dicurigai kesetiaannya terhadap negara. Pada senja hari yang sama, 736 penduduk keturunan Jepang ditahan, dan jumlahnya meningkat menjadi 1.370 pada 11 Desember 1941.[15]

Pada 19 Februari 1942, Presiden Franklin Roosevelt menandatangani Executive Order 9066 yang memberi wewenang kepada militer untuk mengeksklusi "sebagian dan semua orang" dari daerah-daerah yang ditetapkan berdasarkan alasan keamanan dalam negeri. Executive Order 9066 ditentang oleh pejabat-pejabat Departemen Kehakiman Amerika Serikat, di antaranya Edward J. Ennis, dan J. Edgar Hoover. Sekitar 120.000 orang Jepang- Amerika dan orang Jepang penduduk Amerika ditahan di 10 kamp interniran di Amerika Serikat. Robert A. Nakamura pada 1972 membuat film dokumenter peristiwa penginterniran orang Jepang-Amerika di Manzanar.

Pada tahun 1980, Kongres Amerika Serikat membentuk Komisi Relokasi Masa Perang dan Penginterniran Warga Sipil. Komisi ini dibentuk untuk menyelidiki perlakuan tidak adil terhadap orang Jepang-Amerika, dan hasilnya dilaporkan pada tahun 1983. Menurut laporan komisi, penginterniran orang Jepang-Amerika tidak berdasarkan kepentingan keamanan nasional. Presiden Ronald Reagan menandatangani Civil Liberties Act of 1988 yang berisi penyesalan atas terjadinya penginterniran orang Jepang Amerika. Ganti rugi sebesar AS$20.000 dibayarkan kepada masing-masing korban.

Dinas militer orang Jepang-Amerika

Orang Jepang-Amerika ikut berdinas dalam Angkatan Bersenjata Amerika Serikat selama Perang Dunia II. Tim Tempur Resimen 442 dan Batalion Infanteri 100 termasuk ke dalam unit yang paling banyak mendapat penghargaan dalam sejarah militer Amerika Serikat. Resimen 442 dan Batalion 100 beranggotakan orang Jepang-Amerika yang bertempur di medan perang Eropa. Batalion Artileri Medan Nisei 552 termasuk salah satu dari unit pertama yang membebaskan tawanan di kamp konsentrasi Nazi di Dachau. Senator Hawaii Daniel K. Inouye adalah seorang veteran dari Resimen 442. Pada tahun 1944, Ben Kuroki menjadi satu-satunya pilot Jepang-Amerika dari Angkatan Udara Amerika Serikat yang bertempur di Perang Pasifik.

Tokoh Jepang-Amerika

Orang Jepang-Amerika pertama yang duduk di Kongres Amerika Serikat pada tahun 1959. Kariernya berlanjut sebagai orang Jepang-Amerika pertama yang menjadi Senator pada tahun 1963.
Wanita kulit berwarna pertama yang menjadi anggota Kongres pada tahun 1965.
Arsitek Jepang-Amerika yang pertama merancang gedung pencakar langit di Amerika Serikat setelah dikontrak untuk mendesain World Trade Center pada tahun 1962.
Orang Jepang-Amerika pertama yang menjadi wali kota sebuah kota besar di Amerika Serikat setelah memenangi pemilihan wali kota San Jose, California pada 1971. Orang Asia-Amerika pertama yang menjadi menteri dalam kabinet Amerika Serikat: Menteri Perdagangan (2000-2001) dan Transportasi (2001-2006).
Orang Jepang-Amerika pertama yang menjadi Gubernur Hawaii
Keduanya menjadi orang Jepang-Amerika kedua dan ketiga yang terpilih sebagai senator.
Onizuka pada 1978 menjadi astronot Asia-Amerika yang pertama, dan tewas dalam musibah pesawat ulang-alik Challenger 1986.
Imigran Jepang pertama yang menjadi letnan guburnur negara bagian Hawaii pada tahun 1994.
Orang Jepang-Amerika pertama yang ditunjuk sebagai hakim di pengadilan banding Amerika Serikat untuk United States Court of Appeals for the Ninth Circuit
Aktor Jepang-Amerika pertama yang memenangi Academy Award untuk perannya dalam film Visas and Virtue
Orang Asia-Amerika yang menjabat Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat (1993-2003)

Referensi

  1. ^ Every Culture - Japanese
  2. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Japanese alone or in any combination
  3. ^ "Japanese Alone and Japanese Alone or in Combination Population by State" (PDF). Department of Business, Economic Development & Tourism, State of Hawaii. Diakses tanggal 2010-01-11. 
  4. ^ "Issei, Nisei, Kibei, and Sansei". In Their Words: Stories of Minnesota's Greates Generation. Diakses tanggal 2010-01-11. 
  5. ^ "sansei". Merriam-Webster Online Dictionary. Diakses tanggal 2010-01-11. 
  6. ^ a b c d e f g h i Brian Niiya, ed. (1993). Japanese American History: an A-to-Z Reference from 1868 to the Present. Facts on File. hlm. 1–2. 
  7. ^ "Kanaye Nagasawa". City of Santa Rosa California. Diakses tanggal 2010-01-11. 
  8. ^ Jones, Terry. "The Story of Kanaye Nagasawa". The annual research report. 
  9. ^ "Kanaye Nagasawa: Winemaker (1852-1934)". Discover Nikkei. Diakses tanggal 2010-01-11. 
  10. ^ a b "Issei First Generation". National Museum of American History. Diakses tanggal 2010-01-11. 
  11. ^ "Japanese-Americans in World War II" (PDF). National Park Service. U.S. Department of the Interior. Diakses tanggal 2010-01-11. 
  12. ^ Edström, Bert (2002). Turning Points in Japanese History. Routledge. hlm. 72. 
  13. ^ a b c "Immigration: Hawaii". National Museum of American History. Diakses tanggal 2010-01-11. 
  14. ^ a b "Immigration: U.S. Mainland". National Museum of American History. Diakses tanggal 2010-01-11. 
  15. ^ "Removal, Crisis: Pearl Harbor". Diakses tanggal 2010-01-11. 

Pranala luar

Museum

Organisasi dan pusat kebudayaan

Proyek

Lainnya