Umar Machdam, 14 Agustus 1942 – 8 Maret 1996. Ia memiliki enam orang anak dari pernikahannya dengan Sri Mukartini.

Menulis banyak skenario drama dan puisi, tapi tak pernah diterbitkan. Lebih dari tiga puluh naskah drama pentas dan serial televisi hasil produksinya.

Teater

Pernah belajar di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI). Ia memulai karir di teater sejak tahun 1960. Ia memimpin Studi Teater Bogor, yang berdiri pada tahun 1966, dengan personil seperti Mayawati, Desy Edy Karamah, Iim Kharamah, Bambang Setiawan, Tasdik, Sasas, dll. Beberapa kali kelompok teaternya ini bermain di Taman Ismail Marzuki atau TIM.

Beberapa pertunjukan teater yang disutradarai oleh Umar Machdam:

  1. Pangeran Wiraguna, karya Mochtar Lubis, Produksi Panitia Pendiri Jajasan Kesedjahteraan Pemuda Peladjar Indonesia Bogor, di Gedung BDK Bogor, Sabtu, 2 Mei 1970
  2. Pementasan dua drama Rombengan dari Kayangan dan Lalat, karya Umar Machdam, di Gedung Wanita Bogor
  3. Sandiwara karya Putu Wijaya, Produksi Studi Teater Bogor, di Teater Arena TIM, 11-13 Desember 1973
  4. Salman el Farisi, karya Ahmad Zein, terjemahan Mustafa Mahdami, Produksi Studi Teater Bogor, di Teater Arena Tim, 25-27 Mei 1974
  5. Pementasan dua lakon drama: Tuan Jalal karya Umar Machdam dan Bejana karya Kadarusman Achlil, di Aula Ekalokasari IPB, Produksi Pusat Penyuluhan dan Publikasi LPPM-IPB, 25 April 1980
  6. Umar Ibnu Khattab, karya Ali Akhmad Bakir, terjemahan AK Mahdami, Produksi Teater Al Irsyad, di Balai Sidang Senayan, 17 Juni 1981

Pementasan Drama “Sandiwara” karya Putu Wijaya, mengundang polemik terutama mengenai seberapa jauh kebebasan sutradara di dalam “menafsirkan” naskah. Sebab dalam pementasan tersebut sutradara Umar Machdam di samping memberi bumbu juga sangat membebaskan diri dalam menambah dan mengurangi apa-apa yang tercantum dalam naskah baik dalam bentuk visuil maupun kalimat-kalimat.MBM Tempo membuat seminar untuk membahas hal tersebut.

Film

Bermain dalam beberapa Film sejak tahun 1964, dan diantaranya menjadi Asisten Sutradara.

  1. Anak-anak Revolusi, 1966, sutradara Usmar Ismail,
  2. Kasih diambang Maut, 1967,
  3. Hancurnya Petualang, (1966),
  4. Jakarta, Hongkong dan Macao” (1968),
  5. Lorong Hitam, (1971)
  6. Pak Sakerah
  7. Selamat Tinggal Kekasih, Sutradara Turino Djunaedy, Asisten Sutradara Umar Machdam
  8. Catatan Harian Seorang Gadis,Nya' Abbas Acub, Asisten Sutradara Umar Machdam
  9. Krisis,
  10. Duo Kribo”, Sutradara Edward Pesta Sirait, Asisten Sutradara Umar Machdam

Sandiwara TV

Menjadi pemain dan pengatur laku dalam puluhan sandiwara yang ditayangkan TVRI, satu-satunya stasiun televisi yang ada pada saat itu. Beberapa sandiwara yang pernah dimainkan:

  1. Benua Maut
  2. Anjing Tercinta
  3. Lorong Hitam, Produksi SDAMI
  4. Om Dokter
  5. Air Pasti Mengalir, Produksi TVRI Stasiun Pusat Jakarta, film akhir pekan, ditayangkan 30 Desember 1978
  6. Orang-orang Besar, Karya Rositha Js, Produksi Sanggar Terminal Budaya, ditayangkan pada akhir 1978
  7. Memilih Menantu, karya AR Oomar, Produksi Teater Produksi TVRI, ditayangkan pada 20 Pebruari 1979
  8. Oma-oma, karya Wanda M Sari, Produksi Sanggar Kencana, ditayangkan pada 9 Maret 1979
  9. Ningsih Dirindu Bulan, Karya S Marcus, Produksi Sanggar Terminal Budaya, ditayangkan pada tahun 1979

Referensi

  1. Pos Film, 26 Pebruari 1978, atau lihat http://umarmachdam.wordpress.com/2009/12/22/umar-machdam-orang-pentas-yang-%E2%80%9Cnyentrik%E2%80%9D/
  2. Pelita, 26 Maret 1983, atau lihat http://umarmachdam.wordpress.com/2009/12/22/umar-machdam-film-dakwah-harus-mencerminkan-sikap-hidup-muslim-secara-utuh/
  3. MBM Tempo, Nomor 43/III, 29 Desember 1973

Pranala luar