Apokrif (atau dalam bahasa Inggris Apocrypha) berasal dari kata apokryphos dalam bahasa Yunani, artinya rahasia, tersembunyi atau tidak kanonik. Dengan demikian istilah ini merujuk kepada tulisan-tulisan yang diragukan keasliannya.

Istilah apokrif digunakan untuk merujuk kepada kitab-kitab yang dianggap tidak kanonik, tidak termasuk ke dalam kanon Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru. Contohnya adalah kitab 1 dan 2 Makabe, Tobit, Yudit, Hikmat Salomo, Ecclesiasticus, Barukh, dan tambahan kitab Esther dan Daniel.

Deuterokanonika

Untuk kitab-kitab Apokrif dalam Perjanjian Lama, istilah yang umum digunakan sekarang adalah Deuterokanonika, artinya kanon yang kedua, atau kanon yang kurang begitu penting. Istilah Deuterokanonika kini lebih lazim digunakan daripada apokrif yang mengandung nada negatif. Meskipun dianggap kurang begitu penting, kitab-kitab di dalam "Deuterokanonika" tetap bermanfaat karena memberikan banyak informasi mengenai tradisi hikmat dan sejarah Yahudi sekitar masa pembuangan di Babel hingga menjelang kelahiran Yesus.

Istilah Deuterokanonika juga digunakan dalam Alkitab bahasa Indonesia yang diterbitkan bersama oleh Lembaga Alkitab Indonesia dan Lembaga Biblika Indonesia

Apokrif Perjanjian Baru