Kitab Makabe yang Kedua

Kitab 2 Makabe adalah sebuah kitab deuterokanonika dari Alkitab yang memusatkan perhatian pada pemberontakan orang Yahudi melawan Antiokhus, perayaan pendedikasian Bait Allah di Yerusalem setelah dinajiskan oleh raja Antiokhus dan ditutup dengan kekalahan jenderal Suriah, Nikanor, pada 161 SM oleh Yudas Makabe, pahlawan dalam kitab ini. Umat Katolik dan Ortodoks menganggap kitab ini kanonik dan merupakan bagian dari Alkitab. Kaum Protestan dan Yahudi dalam perayaan Hanukah, meskipun tidak menganggapnya sebagai Kitab Suci, toh memandangnya bermanfaat sebagai pelengkap historis bagi 1 Makabe, namun menolak kebanyakan dari inovasi doktrinnya. Sebagian orang Protestan mencantumkan 2 Makabe sebagai bagian dari Deuterokanonika, yang bermanfaat untuk bacaan di gereja.

Pengarang

Pengarang 2 Makabe tidak disebutkan, namun ia menyebut dirinya menyederhanakan karya Yason dari Kirene yang terdiri atas lima jilid. Karya yang lebih panjang ini tidak dilestarikan, dan kita tidak tahu pasti berapa banyak dari teks 2 Makabe yang sekarang ini disalin begitu saja dari karya itu. Si penulis tampaknya menulis dalam bahasa Yunani, karena tidak ada bukti khusus tentang versi bahasa Ibrani sebelumnya. Beberapa bagian dari buku ini, seperti Pendahuluan, Epilog, dan sejumlah refleksi tentang moralitas pada umumnya dianggap berasal dari si pengarang, bukan dari Yason. Karya Yason sendiri tampaknya ditulis sekitar tahun 160 SM dan kemungkinan besar berakhir dengan kekalahan Nikanor, seperti yang digambarkan oleh ringkasannya yang ada di tangan kita.

Permulaan kitab ini mencakup dua surat yang dikirim oleh orang Yahudi di Yerusalem kepada orang Yahudi di Diaspora di Mesir mengenai hari perayaan yang dibentuk untuk merayakan penyucian Bait Allah (Lihat Hanukah) dan perayaan untuk memperingati kekalahan Nikanor. Bila pengarang kitab ini menyisipkan surat-surat ini, maka kitab ini mestinya ditulis setelah tahun 124 SM, yaitu waktu penulisan surat yang kedua. Sejumlah penafsir berpendapat bahwa surat-surat ini merupakan tambahan belakangan, sementara yang lainnya menganggapnya sebagai dasar bagi karya ini. Para sarjana Katolik cenderung berpendapat bahwa penulisannya dilakukan pada tahun-tahun terakhir dari abad ke-2 SM, sementara para sarjana Yahudi sepakat untuk menempatkannya pada paruhan kedua dari abad pertama SM.

Kitab ini tampaknya ditulis untuk menolong orang-orang Yahudi di diaspora di Mesir, terutama untuk memberitahukan mereka tetang pemulihan Bait Allah, dan untuk memberikan semangat kepada mereka untuk melakukan ziarah tahunan ke Yerusalem. Kitab ini ditulis bukan dari sudut pandangan seorang sejarahwan profesional, melainkan lebih dari seorang guruh agama, yang menarik pelajaran dari sejarah.

Isi

Berbeda dengan 1 Makabe, 2 Makabe tidak berusaha memberikan laporan yang lengkap tentang berbagai peristiwa pada masa itu, sebaliknya hanya meliputi periode dari imam agung Onias III dan Raja Seleukus IV (180 SM) hingga kekalahan Nikanor pada 161.

Pada umumnya, kronologi buku ini cocok dengan kronologi 1 Makabe, dan buku ini mempunyai nilai histories karena melengkapi 1 Makabe, khususnya dalam memberikan sejumlah dokumen historis yang tampaknya otentik. Si pengarang tampaknya secara khusus tertarik untuk memberikan suatu penafsiran teologis mengenai kejadian-kejadian itu; dalam bukunya ini campur tangan Allah mengarahkan perjalanan berbagai peristiwa, menghukum orang jahat, dan memulihkan Bait Allah kepada umat-Nya. Mungkin saja bahwa sejumlah kejadian tampaknya disajikan berdasarkan urutan kronologis yang ketat untuk menyampaikan pesan-pesan teologis. Sejumlah angka yang disebutkan untuk ukuran pasukan mungkin tampaknya berlebih-lebihan, meskipun tidak semua naskah itu disetujui kitab ini.

Gaya bahasa Yunani si penulis sangat terdidik, dan ia tampaknya cukup paham mengenai adat-istiadat Yunani. Aksinya mengikuti rencana yang sangat sederhana. Setelah kematian Antiokhus Epifanes, Pesta Penyerahan Bait Suci dilembagakan. Bait Suci yang baru dipersembahkan itu diancam oleh Nikanor, dan setelah kematiannya, pesta untuk penyerahan itupun selesai.

Doktrin

2 Makabe menonjol karena beberapa pokok doktrin yang diangkat dari Yudaisme Farisi. Banyak yang mengusulkan bahwa inilah alasan utama untuk penolakannya – dan dari situ maka semua kitab deuterokanonika pun ditolak – oleh para reformator seperti Martin Luther, yang mengatakan, "Saya begitu membenci 2 Makabe dan Kitab Ester sehingga saya berharap keduanya mestinya tidak pernah ada."

Masalah doktriner yang diangkat dalam 2 Makabe mencakup:

Mempersembahkan doa untuk orang mati khususnya tidak ditemukan dalam sumber-sumber Yahudi lainnya yang sezaman, karena bahkan "Kaddish," doa yang diucapkan olrahg Yahudi ketika seorang sanak-keluarga meninggal dunia, digunakan untuk menyatakan kemuliaan Allah.

Secara khusus, gambaran yang panjang tentang mati syahid Eleazar dan seorang ibu dengan ketujuh orang anak laki-lakinya (2 Makabe 6:18–7:42) memikat daya imajinasi orang-orang Kristen abad pertengahan. Sejumlah gereja dipersembahkan kepada para syuhada Makabe, dan mereka termasuk sebagian kecil dari tokoh-tokoh pra-Kristen yang muncul dalam kalender hari-hari para kudus Katolik. Kitab ini dianggap sebagai model pertama dari kisah-kisah abad pertengahan tentang para syuhada. Sungguh menarik bila kita perhatikan bahwa Ibrani 11:35 mengutip 2 Makabe 7.

Pranala luar