Patogen

entitas biologis yang menyebabkan penyakit pada inangnya
Revisi sejak 18 April 2010 03.50 oleh 24Adrianus (bicara | kontrib) (gambar, virulensi, referensi)

Patogen (Bahasa Yunani: παθογένεια, "penyebab penderitaan") adalah agen biologis yang menyebabkan penyakit pada inangnya. Umumnya istilah ini diberikan untuk agen yang mengacaukan fisiologi normal hewan atau tumbuhan multiselular. Namun, patogen dapat pula menginfeksi organisme uniselular dari semua kerajaan biologi.

Helicobacter pylori bakteri patogen pada pencernaan manusia

Umumnya, hanya organisme yang sangat patogen yang dapat menyebabkan penyakit, sementara sisanya jarang menimbulkan penyakit. Patogen oportunis adalah patogen yang jarang menyebabkan penyakit pada orang-orang yang memiliki imunokompetensi (immunocompetent) namun dapat menyebabkan penyakit/infeksi yang serius pada orang yang tidak memiliki imunokompetensi (immunocompromised). Patogen oportunis ini umumnya adalah anggota dari flora normal pada tubuh. Istilah oportunis sendiri merujuk kepada kemampuan dari suatu organisme untuk mengambil kesempatan yang diberikan oleh penurunan sistem pertahanan inang untuk menimbulkan penyakit[1].

Virulensi

Virulensi adalah derajat tingkat patogenitas yang diukur oleh banyaknya organisme yang diperlukan unuk menimbulkan penyakit. Sebagai contoh, dosis letal 50%/ 50%lethal dose (LD50) adalah jumllah organisme yang diperlukan untuk membunuh setengah dari jumlah inang yang diserang. Sementara dosis infeksius 50%/ 50%infectious dose (ID50) adalah jumlah organisme patogen yang dibutuhkan untuk menginfeksi 50% dari total inang yang diserang. ID50 dari tiap organisme berbeda-beda, sebagai contoh, Shigella memiliki ID50 kurang dari 100 organisme sementara Salmonella memiliki ID50 sekitar 100.000 organisme. Dosis infeksius dari suatu organisme tergantung dari faktor virulensi mereka.

Faktor Virulensi Bakteri

  1. Transmisibilitas: Tahap pertama dari proses infeksi adalah masuknya mikroorganisme ke dalam inang melalui satu atau beberapa jalur: pernapasan, pencernaan (gastrointestinal), urogenitalia, atau kulit yang telah terluka. setelah masuk, patogen harus melalui brmacam-macam sistem pertahanan tubuh sebelum dapat hidup dan berkembangbiak di dalam inanngnya. Contoh sistem pertahanan inang meliputi kondisi asam pada perut dan saluran urogenitalia, fagositosis oleh sel darah putih, dan bermacam-macam enzim hidroitik dan proteolitik yang dapat ditemukan di kelenjar saliva, perut, dan usus halus. Bakteri yang memiliki kapsul polisakarida di bagian luarnya seperti ''Streptococcus pneumoniae'' dan ''Neisseria meningitidis'' memiliki kesempatan lebih besar untuk bertahan hidup.
  2. Pelekatan: Beberapa bakteri seperti ''Escherichia coli'' menggunakan pili untuk melekat pada permukaan sel inang mereka. Bakteri lain memilki molekul adhesi/pelekatan pada ermukaan sel mereka atau dinding sel yang hidrofobik seingga mereka dapat menempel pada membran sel inang. Pelekatan meningkatkan virulensi dengan cara mencegah bakteri terbawa oleh mukus atau organ karena aliran cairan seperti pada saluran urin dan pencernaan
  3. Kemampuan invasif: bakteri invasif adalah bakteri yanf dapat masuk ke dalam sel inang atau menembus permukaan kelenjar mukus sehingga menyebar dari titik awal infeksi. Kemampuan invasif didukung oleh adanya enzim yang mendegradasi matriks ektraseluler seperti kolagenase.
  4. Toksin bakteri: Beberapa bakteri memproduksi toksin atau racun yang dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

[2]

Pada umumnya semua patogen pernah berada di luar sel tubuh dengan rentang waktu tertentu (ekstraselular) saat mereka terpapar oleh mekanisme antibodi, namun saat patogen memasuki fasa intraselular yang tidak terjangkau oleh antibodi, sel T akan memainkan perannya.[3] Ada beberapa substrat dan cara yang dapat digunakan patogen untuk menyerang suatu inang.

Klasifikasi patogen terbagi menjadi:[4] Virus, bakteri, fungi, protozoa dan cacing.

Lihat Pula

Rujukan

  1. ^ Warren Levinson. 2008. Review of Medical Microbiology & Immunology, Tenth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc
  2. ^ Harvey RA, Champe PC, Fisher BD, Strohl WA. 2007. Microbiology. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkin
  3. ^ (Inggris)"Figure 10.4. Pathogens found in various compartments of the body". Charles A. Janeway, et al. Diakses tanggal 2010-03-17. 
  4. ^ (Inggris)"Figure 10.3 A variety of microorganisms can cause disease". Charles A. Janeway, et al. Diakses tanggal 2010-03-17.