Perilaku Organisasional
Pendahuluan
Seorang pemimpin organisasi memiliki andil yang sangat besar dalam pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Pemimpinlah yang menentukan kemana organisasi mau dibawa dan bagaimana menggerakkan semua elemen yang ada dalam organisasi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan itu tentu bukan perkara mudah, karena ada faktor manusia yang ada dalam organisasi yang seringkali memunculkan masalah yang rumit dan sulit dipecahkan dibandingkan dengan masalah-masalah yang bersifat teknis.
Memahami perilaku individu-individu dalam organisasi bukan pekerjaan yang mudah bagi seorang pemimpin. Setiap individu adalah berbeda. Setiap individu menuntut perlakuan, sikap dan tindakan yang berbeda dari yang lainnya. Di samping itu, di dalam organisasi juga ada kelompok.
Pengertian Perilaku Organisasi
Perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi, yang bertujuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan semacam iniguna meningkatkan keefektifan suatu organisasi.
Tingkatan Analisis dalam Perilaku Oganisasional
Perilaku organisasi ditelaah dalam tiga tingkatan analisis, yaitu indivisu kelompok dan organisasi sebagai suatu sistem.
1. Menganalisis perilaku organisasional dalam tingkatan individu
Analisis pertama dalam mempelajari perilaku keorganisasian adalah tingkat individu. Organisasi merupakan kumpulan individu. Tiap individu adalah berbeda, dimana antara individu yang satu dengan individu yang lain berbeda.setiap individu memiliki kebutuhan, keinginan, minat, keyakinan, nilai, sikap, pola pikir, persepsi, kepribadian, harapan, dan berbagai hal lain sendiri-sendiri. Setiap individu akan berupaya memenuhi kebutuhannya itu. Karena ada perbedaan-perbedaan tersebut itulah seringkali muncul ketidak-sepahaman, ketidak-sesuaian antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
2. Menganalisis perilaku organisasional dari tingkat kelompok
Analisis tingkat yang kedua dalam mempelajari perilaku keorganisasional adalah analisis tingkat kelompok. Meski kelompok merupakan kumpulan individu namun perilaku kelompok dalam suatu organisasi bukanlah hasil penjumlahan dari perilaku individu-individu yang ada dalam organisasi itu. Setiap kelompok mempunyai aturan main sendiri-sendiri. Setiap kelompok mempunyai norma, budaya, sikap, keyakinan, etika dan berbagai hal lain sendiri-sendiri yang membentuk pola perilaku kelompok yang berbeda dengan yang lainnya. Dengan demikian perbedaan antara kelompok yang satu dengan yang lain pasti ada. Hal ini merupakan bibit yang berpotensial untuk munculnya konflik dalam organisasi. Jika tidak dikelola dengan baik, maka pada akhirnya kinerja organisasi akan menjadi rendah. Hal ini adalah tantangan bagi pemimpin organisasi, agar konflik yang ,muncul bisa berdampak positif bagi organisasi.
3. Menganalisis perilaku organisasional dari tingkat organisasi
Dengan penjelasan yang sama dapat dikatakan bahwa perilaku organisasi bukanlah penjumlahan dari perilaku individu-individu atau perilaku kelompok dengan kelompok. Tiap organisasi memiliki struktur, norma, budaya, visi, misi, filosofi, tujuan, strategi, kebijakan dan berbagai hal lain sendiri-sendiri. Struktur dan posisi dalam organisasi bisa menjadi dasar bagaimana komunikasi dibangun di dalam organisasi. Dalam organisasi yang menganut asa desentralisasi, karyawan mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin. Sebaliknya, dalam organisasi yang menerapkan struktur organisasi yang sentralis, arus komunikasi dan informasi bersifat dari atas ke bawah. Karyawan kurang dilibatkan dalam pembuatan keputusan yang dilakukan pemimpin.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan eksternal berpengaruh besar terhadap kemajuan atau kegagalan organisasi dalam upayanya demi mencapai tujuan. Faktor ekonomi, politik, hukum, budaya, demografi, penduduk, pesaing, alam, teknologi, dll. Merupakan contoh faktor lingkungan eksternal yang secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi. Indikator-indikator kinerja individu yang rendah, misalnya tinbgkat absensi yang tinggi, tingkat perputaran karyawan yang tinggi, target tidak tercapai ataupun produktivitas karyawan rendah, tidak bisa hanya dianalisis di tingkat individu, atau kelompok atau organisasi saja secara parsial, tetapi mungkin merupakan kombinasi dari dua atau tiga tingkatan analisis tersebut. Mungkin juga faktor internal organisasi baik-baik saja dan sumber pemicunya justru berasal dari faktor lingkungan eksternal.
Tujuan memahami perilaku organisasional
1. Perediksi
Bila memprediksi perilaku orang lain merupakan suatu keuntungan besar karena dengan begitu kita dapat menjalin komunikasi dengan baik dengan orang tersebut. Dengan bisa memprediksi perilaku orang lain, kita dapat berpikir, bersikap, dan bertindak dengan tepat dalam berkomunikasi dengan orang tersebut
2. Eksplanasi
Eksplanasi berarti kita akan berusaha menjawab pertanyaan "mengapa" suatu peristiwa terjadi, mengapa karyawan malas, mengapa kinerja karyawan rendah, mengapa tingkat absensi rendah, mengapa profit menurun, mengapa si A marah, mengapa si B murung, mengapa si C tidak bergairah? dengan mempelajari perilaku organissional maka kita akan mencoba menjelaskan atas pertanyaan-pertanyaan seperti itu.
3. Pengendalian
Semakin banyak perilaku individu atau kelompok dalam organisasi yang dapat diprediksi dengan tepat, dapat dijelaskan dengan baik, maka pemimpin organisasi itu akan semakin mudah dalam melakukan fungsi pengendalian atas karyawannya sehingga perilaku individu maupun kelompok akan menjadi positif dan fokus pada pencapaian tujuan. Di sisi lain, perilaku yang destruktif, yang kurang baik, bisa dihindari atau dicegah.
Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mengukur, menjelaskan dan kadang-kadang mengubah perilaku manusia. Oleh karena itu, psikologi berupaya untuk memahami perilaku individu. Sumbangan Psikologi dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. Sumbangan psikologi yang nyata dirasakan dalam perilaku organisasional berkaitan dengan proses belajar, kepribadian, konsultasi, psikologi organisasi. Secara spesifik, sumbangan psikologi terhadap perilaku organisasional berkenaan dengan masalah-masalah kebosanan, kelelahan, kondisi kerja, persepsi, kepribadian, latihan, kepemimpinan, motivasi, pengambilan keputusan dan pengukuran sikap.
Psikologi Sosial
Ilmu psikologi sosial mempelajari perilaku antar pribadi. Psikologi berusaha menjelaskan tentang bagaimana dan mengapa para individu berprilaku tertentu dalam kegiatan kelompoknya. Kontribusi ilmu ini terhadap perilaku organisasi adalah berkenaan dengan masalah perubahan, bagaimana menerapkan perubahan dan bagaimana mengurangi hambatan agar perubahan dapat diterima.
bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :
1. studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat)
2. studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, perilaku meniru dan lain-lain
3. studi tentang interaksi kelompok, misalnya : kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, persaingan, konflik
Sosiologi
Sosiologi mempelajari sistem sosial di mana para individu memainkan perannya. Sosiologi mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain. Sumbangan sosiologi terhadap perilaku organisasional berkenaan dengan perilaku kelompok dalam organisasi. dinamika kelompok, proses sosialisasi, budaya organisasi, struktur organisasi, birokrasi, komunikasi, status, kekuasaan, konflik, dll.
Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut.
- Sosiologi adalah ilmu sosial karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
- Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori yang membatasi diri pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
- Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni dan ilmu pengetahuan terapan.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
- Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
- Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.
Antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.Antropologi berasal dari kata Yunani yang artinya "manusia" atau "orang", dan ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal.
Ilmu Politik
Politik mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam suatu lingkungan politik. Ilmuwan politik mempelajari alokasi dan transfer kekuasaan dalam pembuatan keputusan, peran dan sistem pemerintahan termasuk pemerintah dan organisasi internasional, perilaku politik dan kebijakan publik. Mereka mengukur keberhasilan pemerintahan dan kebijakan khusus dengan memeriksa berbagai faktor, termasuk stabilitas, keadilan, kesejahteraan material, dan kedamaian. Beberapa ilmuwan politik berupaya mengembangkan ilmu ini secara positif dengan melakukan analisa politik. Sedangkan yang lain melakukan pengembangan secara normatif dengan membuat saran kebijakan khusus.
Studi tentang politik diperumit dengan seringnya keterlibatan ilmuwan politik dalam proses politik, karena pengajaran mereka biasanya memberikan kerangka pikir yang digunakan komentator lain, seperti jurnalis, kelompok minat tertentu, politikus, dan peserta pemilihan umum untuk menganalisis permasalahan dan melakukan pilihan. Ilmuwan politik dapat berperan sebagai penasihat untuk politikus tertentu, atau bahkan berperan sebagai politikus itu sendiri. Ilmuwan politik dapat terlihat bekerja di pemerintahan, di partai politik, atau memberikan pelayanan publik. Mereka dapat bekerja di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau pergerakan politik. Dalam berbagai kapasitas, orang yang dididik dan dilatih dalam ilmu politik dapat memberi nilai tambah dan menyumbangkan keahliannya pada perusahaan. Perusahaan seperti wadah pemikir , institut riset, lembaga polling dan hubungan masyarakat sering mempekerjakan ilmuwan politik.
Catatan Kaki
1. (sumber : Perilaku Organisasional, penulis : Dr. Sopiah, MM, M.Pd. , penerbit : Andi)
2. (sumber : Perilaku Organisasi, penulis : Stephen P. Robbins ; Timothy A. Judge, penerbit : Salempa Empat)
3. http://wiki-indonesia.club/wiki/Psikologi
3. http://wiki-indonesia.club/wiki/Sosiologi