Parvoviridae

keluarga virus
Revisi sejak 17 Mei 2010 05.46 oleh TjBot (bicara | kontrib) (bot kosmetik perubahan)
Parvovirus
Parvovirus B19.
Klasifikasi virus
Grup:
Grup II ([Virus DNA untai tunggal
Famili:
Genus:
Parvovirus
Species

Canine parvovirus
Chicken parvovirus
Feline panleukopenia virus
Feline parvovirus
Kilham rat virus
Lapine parvovirus
Mink enteritis virus

Parvovirus merupakan virus DNA rantai tunggal, berukuran kecil, dan tidak berkapsul.[1] Parvovirus yang menyerang anjing adalah Canine Parvovirus tipe 2 (CPV-2).[2] CPV-2 berkerabat dekat dengan panleukopenia virus (FPV) dan mink enteritis virus (MEV).[1] CPV-2 bereplikasi pada sel-sel usus, sistem limfoid, sumsum tulang dan jaringan fetus.[1] Efek yang ditimbulkan oleh CPV pada jaringan tersebut umumnya parah.[1]

Karakteristik Virus

Parvovirus resisten terhadap inaktivasi. Virus dapat tetap bersifat infeksius di tanah yang terkontaminasi feses selama lebih dari 5 bulan pada kondisi yang sesuai.[3] Desinfektan dan detergen pada umumnya gagal untuk menginaktivasi parvovirus. [3] Pada kondisi pH dan suhu yang sesuai, CPV menghemaglutinasi sel darah merah pada beberapa spesies hewan. Efek mengaglutinasi sel darah merah dapat hilang pada pasase yang berulang kali di kultur jaringan. Namun, test hemaglutinasi dapat digunakan untuk menguji keberadaan CPV dengan menggunakan spesimen berupa feses.[1]

Gejala Klinis

Gejala klinis infeksi CPV-2 pada anak anjing yaitu diare cair atau diare berdarah, muntah secara berulang, dan anoreksia. Gejala klinis lainnya yaitu demam, kelemahan tubuh, limfopenia terutama neutropenia. Hewan juga mengalami dehidrasi, penurunan berat badan, dan rasa sakit di bagian abdominal. [4]

Gambaran Patologi

Terdapat dua bentuk Parvovirus, yaitu tipe enteritis dan tipe miokardial. Pada tipe enteritis, sampel segar dari jejunum, limfonodus mesenterika, dan timus sangatlah penting. Sedangkan pada tipe miokardial sampel yang penting adalah miokard.[1]

Tipe Enteritis

Infeksi parvovirus tipe enteritis, sering juga disebut Canine parvovirus enteritis, infectious hemorrhagic enteritis, epidemic gastroenteritis atau canine panleucopenia.[1] Perubahan patologi terjadi secara segmental berupa perubahan warna pada usus, kongesti dan perdarahan lapisan luar usus.[1] Limfonodus mesenterika membesar disertai perdarahan.[1] Timus pada hewan muda mengecil dan terjadi nekrosa pada bagian atas.[1] Pada kasus yang berat, timus menjadi sangat tipis.[1]

Tipe Miokardial

Tipe miokardial umum terjadi pada anjing muda, terutama anjing berumur di bawah 4 minggu, yang ditandai dengan kematian anak anjing mendadak, tanpa menimbulkan gejala klinis diare dan muntah.[5] Gambaran patologi anatomi akibat CPV-2 pada tipe miokardial yaitu gagal jantung yang ditandai dengan dilatasi ruangan jantung, edema pulmonum, dan kongesti pasif pada hati[1]. Kadangkala terdapat ascites. Pada ventrikel dapat ditemukan garis putih akibat kematian jaringan otot jantung.[1] Ventrikel kanan biasanya mengalami kerusakan yang lebih parah).[1]

Secara patologi anatomi, anak anjing yang mati mendadak tidak menunjukkan adanya kelainan yang berarti pada jantung, tetapi edema paru-paru sering tampak mulai dari derajat yang ringan hingga parah.[5] Paru-paru sedikit mengeras, berwarna merah muda hingga abu-abu yang disertai dengan perdarahan hingga permukaaan pleura. Hati tampak agak pucat. Pada kasus yang kronis, jantung membesar dan biasanya mengandung jaringan fibrin, terutama di daerah ventrikel. Kelainan pada paru-paru terlihat adanya pneumonia interstisialis yang berarti adanya infeksi virus.[5]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n (Inggris) Pollock RVH dan Carmichael LE. 1990. Canine Viral Enteritis. Di dalam Greene CE, Editor. Infectious Diseases of the Dog and Cat. Philadelphia: WB Saunders Company. Hlm 268-287
  2. ^ (Inggris) Parvovirus Molecular Biology
  3. ^ a b (Inggris) Gordon JC, Angrick EJ. 1986. Canine Parvovirus: environmental effects on inectivity. Am J Vet Res 47: 1464-1467.
  4. ^ Tilley LP, Smith FWK, MacCurray AC. 1997. The 5 Minute Veterinary Consult. Baltimore: Williams and Wilkins. Hlm 528-529, 910-911.
  5. ^ a b c (Indonesia) Sendow I. 2003. Canine Parvo Virus pada Anjing. WARTAZOA Vol. 13. No. 2.