Kromatin

komponen dan paradigma keperawatan

Kromatin (Chroma: berwarna; tin: benang) adalah kompleks dari ADN (Asam Deoksiribosa Nukleat), protein histon dan protein-protein bukan histon yang ditemukan pada inti sel eukariot.[1] Kromatin merupakan asal dari terbentuknya kromosom. [1] Kompleks serabut ADN-protein ini dapat ditemukan saat interfase dari sel eukariot yang dibangun dari nukleosom-nukleosom dan terdiri dari histon-histon oktamer yang berasosiasi dengan sekitar 200 pasangan basa ADN. [2] Kromatin merupakan bahan yang mudah diwarnai oleh suatu zat pewarna. [3] Kromatin terfragmentasi dan menggumpal selama mitosis atau meiosis untuk membentuk wujud seperti batang yang disebut kromosom.[3] Kromosom yang berkembang dari kromatin terbukti tersusun dari sejumlah besar protein dan asam-asam nuklet yang sekarang dikenal sebagai ADN.[3] ADN merupakan bahan genetik yang pembuktiannya pertama kali dilakukan oleh Frederick Griffith pada tahun 1928 yaitu dengan transformasi pada bakteri Streptococcus pneumoniae. [4] Bahan genetik ini pada eukariot selain ada di inti sel (bahan genetik utama) juga dijumpai bahan genetik lain di dalam organel yang lain, misalnya pada mitokondria dan kloroplas (pada tumbuhan hijau). [4] Prokariot seperti bakteri umumnya memiliki kromosom sirkuler tunggal meskipum ada beberapa bakteri yang memiliki molekul ADN tambahan berupa plasmid. [5]

Kromatin

Histon

Histon merupakan protein yang terdiri dari lima subunit (H1, H2A, H2B, H3 dan H4). [6] Subunit-subunit ini kaya akan asam amino yang bermuatan positif atau bersifat basa seperti lisin dan arginin. [6] Histon ini akan bereaksi dengan ADN melalui interaksi antara protein yang bermuatan positif dengan fosfodiester ADN yang bermuatan negatif. [6] Asosiasi antara satu butiran histon dengan satu segmen ADN disebut nukleosom. [6] Asosiasi nukleosom merupakan tahap awal pengemasan ADN ke dalam bentuk yang kompak. [6]

Nukleosom

Berkas:Nucleosome .jpg
Nukleosom

Asosiasi pertama ADN dengan protein berlangsung dengan histon membentuk struktur nukleosom. [6] Empat subunit histon selain H1 akan membentuk suatu butiran protein oktamer, setiap subunit terdapat dalam dua rangkap. [6] ADN kemudian akan melilit butiran oktamer tersebut. [6] Pada tiap butiran terbentuk dua lilitan ADN yang panjangnya 146 pasangan basa (pb). [6] Asosiasi ini merupakan inti nukleosom. [6] Kemudian terhadap unsur inti nukleosom tersebut berasosiasi protein H1 serta 20 pasang basa ADN, yaitu masing-masing 10 pb masing-masing di hilir dan hulu ADN unsur inti nukleosom. [6] Jadi pada satu nukleosom keseluruhannya berasosiasi 166 pb ADN dengan 5 jenis protein histon. [6]


Lihat pula



Referensi

  1. ^ a b (Inggris)Alberts B, et al. 1991. Molecular Biology of The Cell Third Edition. California: Garland.
  2. ^ (Inggris)Kleinsmith LJ, Kish VM. 1995. Principles of Cell and Molecular Biology. New York: HarperCollins College Publishers.
  3. ^ a b c (Inggris)Stansfield WD, et al. 1996. Molecular and Cell Biology. New York: McGraw-Hill.
  4. ^ a b Yuwono T. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga.
  5. ^ (Inggris)Dale JW & Park SF. 2004. Molecular genetics of Bacteria. Chichester: John Willey & Sons Ltd.
  6. ^ a b c d e f g h i j k l Jusuf M. 2001. Genetika I: Struktur dan Ekspresi Gen. Jakarta: Sagung Seto