Kabupaten Gresik
Kabupaten Gresik adalah sebuah kabupaten memiliki luas 1.191,25km² di Jawa Timur, Indonesia.
memiliki
Kabupaten Gresik | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Membangun Desa, Menata Kota, Wujudkan Cita-Cita Warga | |
Koordinat: 7°11′36″S 112°33′11″E / 7.1933°S 112.553°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Tanggal berdiri | - |
Dasar hukum | - |
Ibu kota | Kota Gresik |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Dr. KH. Robbach Ma'sum, MM |
Luas | |
• Total | 1,137,05 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1,072,190 jiwa (2.004) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 031 |
Kode Kemendagri | 35.25 |
DAU | - |
Situs web | Gresik Online |
Batas Wilayah
- Utara : Laut Jawa
- Selatan : Kota Surabaya
- Timur : Selat Madura
- Barat : Kabupaten Lamongan
Wilayah Kabupaten Gresik juga mencakup Pulau Bawean, yang berada 150 km lepas pantai Laut Jawa. Ibukota Kabupaten Gresik berada 20 km sebelah utara Kota Surabaya.
Sejarah
Sejak abad ke-11, Gresik menjadi Pusat perdagangan dan kota bandar yang dikunjungi oleh banyak bangsa seperti, Cina, Arab, campa dan Gujarat. Gresik juga sebagai pintu masuk Islam pertama di Jawa yang dibawa syekh Maulana Malik Ibrahim Bersama Fatimah binti Maimun[1]. Gresik sudah menjadi salah satu pelabuhan utama dan kota dagang yang cukup penting sejak abad ke-14, serta menjadi tempat persinggahan kapal-kapal dari Maluku menuju Sumatera dan daratan Asia (termasuk India dan Persia). Hal ini berlanjut hingga era VOC.
Pada era VOC, Afdeeling Gresik terdiri dari Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Sedayu. Kota Gresik sendiri berada pada jalur utama jalan pos Dandels. Perkembangan Surabaya yang cukup pesat memaksa dihapuskannya Kabupaten Gresik dan bergabung dengan Kabupaten Surabaya pada tahun 1934.
Pada awal Kemerdekaan Indonesia, Gresik hanyalah sebuah kawedanan di bawah Kabupaten Surabaya. Didirikannya Pabrik Semen Gresik pada tahun 1953 merupakan titik awal industrialisasi di Gresik. Pada tahun 1974, status Kabupaten Surabaya dihapus dan sebagai penggantinya adalah Kabupaten Gresik, dengan bupati pertama H. Soeflan. Kawasan permukiman pun semakin melebar, dan bahkan pusat pemerintahan dipindahkan ke Kawasan Bunder, yang kini dianggap sebagai Gresik Kota Baru.
Perekonomian
Gresik dikenal sebagai salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Beberapa industri di Gresik antara lain Semen Gresik, Petrokimia Gresik, Nippon Paint, BHS-Tex, Industri perkayuan/ Plywood dan Maspion. Gresik juga merupakan penghasil perikanan yang cukup signifikan, baik perikanan laut, tambak, maupun perikanan darat. Gresik juga terdapat sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap berkapasitas 2.200 MW. Antara Gresik dan Surabaya dihubungkan oleh sebuah Jalan Tol Surabaya-Manyar, yang terhubung dengan Jalan Tol Surabaya-Gempol. Selain itu perekonomian masyarakat Gresik banyak ditopang dari sektor wiraswasta. Salah satunya yaitu Industri Songkok, Pengrajin Tas, Pengrajin Perhiasan Emas & Perak, Industri Garment (konveksi). Di utara kota gresik juga tepatnya di kota sidayu merupakan penghasil sarang burung walet terbesar di indonesia
Rupa-rupa
Makanan khas Gresik adalah nasi krawu, otak-otak bandeng, pudak, Jubung, ayas, ubus, Gajih pinggir, dan Bontosan Giri yang hanya ada di daerah sekitar makam Sunan Giri.
Minuman khas Gresik adalah es siwalan, Legen panceng, temu lawak, wedang pokak dan Kopi Giras yang tersedia di warung kopi yang banyak tersebar hampir disetiap sudut-sudut gang [Warung Cangkruan].
Pariwisata
Sejumlah pariwisata andalan di Gresik adalah Makam Maulana Malik Ibrahim (di Gapuro), Makam Sunan Giri (di desa Giri), Makam Sunan Prapen (Cucu Sunan Giri) di desa Klangonan, Makam Fatimah binti Maimun, Makam Kanjeng Sepuh dan Petilasan sunan kalijaga di Kawasan Gunung Surowiti kecamatan Panceng di Kabupaten Gresik; yang kesemuanya telah ditetapkan sebagai cagar budaya dan ilmu pengetahuan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pulau Bawean merupakan tujuan wisata bahari, yang terdapat suaka alam dan suaka margasatwa, wisata pantai "pasir putih" yang berada di desa dalegan kecamatan Panceng yang menyuguhkan suasana hiburan pemandangan laut, bermain dan mandi di pantai yang aman dan nyaman. Muara Bengawan Solo (sungai terpanjang di P. Jawa) merupakan kawasan yang tidak kalah menariknya untuk dikunjungi.
selain itu ada tradisi yang telah cukup lama hingga sekarang masih terus berlangsung yakni tradisi [rebo wekasan], [malem selawe] dan pasar bandeng.[2]