Kacang bogor
Kacang bogor | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah |
Templat:Taxobox begin placement Templat:Taxobox regnum entry Templat:Taxobox divisio entry Templat:Taxobox classis entry Templat:Taxobox ordo entry Templat:Taxobox familia entry Templat:Taxobox genus entry Templat:Taxobox species entry Templat:Taxobox end placement Templat:Taxobox end
Kacang bogor (Voandzeia subterranea (L.) Thouars) bukan merupakan kacang-kacangan yang popular di Indonesia. Nama ini diberikan karena banyak dijajakan di kota Bogor, Jawa Barat.
Tanaman yang berasal dari Afrika barat ini tergolong tanaman legum dan dikenal tahan keterbatasan hara tanah. Buahnya bersifat seperti kacang tanah: masuk ke bawah permukaan tanah untuk pemasakannya.
Polongnya membulat, berkerut-kerut, dengan panjang 1 - 1,5cm. Satu polong biasanya berisi satu biji, kadang-kadang dua. bijinya membulat, halus, dan keras jika telah masak dan kering. Warna biji krem, coklat, merah, atau bertutul-tutul. Sebagaimana legum lain, tanaman ini bersimbiosis dengan bakteri pengikat N bebas, dengan membentuk bintil-bintil akar berisi bakteri.
Budidaya
Kebutuhan iklim kacang bogor sama dengan kacang tanah, menyukai banyak hujan dan sinar matahari tetapi lebih toleran kondisi rendah hara dan kekurangan air. Tanaman ini kurang tanggap terhadap pemupukan nitrogen karena mampu memanfaatkan nitrogen dari bakteri pengikat N udara.
Penyakit yang diketahui menyerang kacang bogor adalah layu fusarium, bercak daun, nematoda dan virus. Serangan lebih berat terjadi pada iklim yang basah.
Panen dilakukan paling cepat tiga bulan setelah tanam, tergantung kultivar, kondisi iklim dan kesuburan tanah.
Kegunaan dan kandungan gizi
Biji biasanya dimakan ketika masih agak mentah karena jika telah masak terlalu keras untuk dimakan. Di Bogor biasanya dijual setelah direbus dan diberi garam. Kandungan protein biji kacang bogor berkisar 14 - 24% dan karbohidrat 60%. Proteinnya kaya asam amino metionin. Biji kacang bogor hanya mengandung 6-12% minyak, sekitar separuh dari kandungan minyak kacang tanah.