Stasiun Solo Balapan

stasiun kereta api di Indonesia

7°33′24″S 110°49′17″E / 7.5567545°S 110.8213985°E / -7.5567545; 110.8213985 Stasiun Solo Balapan (kode: SLO, +93m) adalah stasiun induk di kota Surakarta, tepatnya di wilayah Kelurahan Kestalan dan Gilingan, Banjarsari, Surakarta. Nama "Balapan" diambil dari nama kampung yang terletak di sebelah utara komplek setasiun. Stasiun ini terletak di jalur kereta api yang menghubungkan Kota Bandung, Jakarta, Surabaya, serta Semarang.

Stasiun Balapan - Surakarta

Pembangunan stasiun ini dilakukan oleh jaringan kereta api masa kolonial NIS pada abad ke-19 (tepatnya 1873) dan merupakan salah satu stasiun besar tertua di Indonesia (setelah Stasiun Semarang Tawang). Pembangunannya dilakukan pada masa pemerintahan Mangkunagara IV, dan merupakan stasiun untuk wilayah Kadipaten Praja Mangkunagaran. Stasiun besar di Solo untuk wilayah Kasunanan adalah Stasiun Solo Jebres. Pembangunannya dirancang oleh Herman Thomas Karsten, seorang arsitek kenamaan beraliran Indisch.

Setasiun Solo Balapan memiliki dua emplasemen, Utara dan Selatan. Emplasemen Selatan memiliki lima sepur/jalur sedangkan emplasemen Utara memiliki tujuh sepur. Emplasemen Selatan umumnya dipakai untuk pelayanan KA penumpang, sementara Emplasemen Utara lebih diperuntukkan untuk pelayanan KA barang dan pemberangkatan kereta api Senja Utama Solo.

Lok BB 200-03 menunggu sinyal berangkat di Solobalapan. Di kejauhan, Gunung Merapi dan Merbabu (terhalang lok)

Beberapa kereta api yang berhenti di stasiun ini:

Stasiun Solo balapan menjadi inspirasi bagi salah satu lagu congdut yang sangat populer pada tahun 1990-an dari Didi Kempot: Setasiun Balapan.


Stasiun sebelumnya:
Stasiun Purwosari
Jalur KA Purwosari-Solo Balapan Stasiun berikutnya:
-
Stasiun sebelumnya:
-
Jalur KA Solo Balapan-Madiun Stasiun berikutnya:
Stasiun Solojebres