Kereta api lokal di Jawa Timur

layanan kereta api di Indonesia
(Dialihkan dari Kereta api Pandanwangi)

Kereta api lokal yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia dan KAI Commuter Wilayah VIII Surabaya di Jawa Timur melayani tujuan ke berbagai kota penting di provinsi tersebut, antara lain Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Kertosono, Jombang, Mojokerto, Lamongan, dan Bojonegoro. Selain itu, terdapat kereta api lokal yang melayani dari Stasiun Surabaya Pasarturi menuju Stasiun Cepu yang terletak di Cepu, Blora, Jawa Tengah. Kereta api lokal di Jawa Timur dalam pengoperasiannya terbagi dua, yaitu kereta api ekonomi lokal dengan bakal pelanting berupa kereta kelas ekonomi beserta lokomotif dan kereta rel diesel (KRD).

Kereta api lokal di Jawa Timur
Kereta api KRD Jenggala melintas di Tarik, Sidoarjo
Informasi umum
Operator saat ini
Lintas pelayanan
Jarak tempuh-
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEkonomi Lokal/Komuter
Pengaturan tempat duduk
  • Kereta api 106 tempat duduk disusun 3-2 (Ekonomi Lokal)
    kursi saling berhadapan dan tidak bisa direbahkan
  • Kursi saling berhadapan dan disusun melintang di setiap kereta (KRD)
  • Kursi disusun membujur dan sejajar dengan jendela (KRD Komuter Sulam dan Komuter Indro)
Fasilitas restorasiTidak Ada
Fasilitas observasiAda
Fasilitas hiburanTidak Ada
Fasilitas bagasiAda
Fasilitas lainFasilitas Tirai Jendela, Stop Kontak di Setiap Bangku, Toilet di Setiap Ujung Kereta Api(Pintu Masuk/Keluar KA), dan Pendingin Udara (AC) Sentral/Split
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional70 - 90 kmh
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI

Hampir semua kereta api lokal di Jawa Timur dioperasikan oleh KAI Commuter, anak perusahaan Kereta Api Indonesia. Namun, terdapat satu kereta lokal yang dioperasikan oleh KAI Daerah Operasi IX Jember, yaitu kereta api Pandanwangi dengan rute KetapangJember. Per 10 Februari 2021, jumlah kereta api lokal di Daerah Operasi VIII Surabaya terhitung sebanyak 54 perjalanan kereta api dan di Daerah Operasi IX Jember terhitung sebanyak 4 perjalanan.[2] Per 1 April 2022, seluruh kereta api lokal dan komuter dari dan menuju Daerah Operasi VIII Surabaya dialihkelola oleh KAI Commuter Wilayah VIII Surabaya.[1]

Kereta api ekonomi lokal

sunting

Dengan jumlah perjalanan kereta api lokal di Jawa Timur keseluruhan mencapai 58 perjalanan, 34 perjalanan di antaranya merupakan kereta api ekonomi lokal. Kereta api ekonomi lokal yang beroperasi di Jawa Timur adalah Dhoho (rute Surabaya Kota–Kertosono–Blitar, Kertosono–Surabaya Kota pp, dan Kertosono–Blitar pp), Penataran (rute Surabaya Kota–Malang–Blitar pp), Tumapel (rute Malang–Surabaya Kota pp), Blorasura (rute Cepu–Surabaya Pasarturi pp, sebelumnya bernama Ekonomi Lokal Cepu), dan Pandanwangi (rute Ketapang–Jember pp). Kereta api Blorasura diluncurkan pada 10 Februari 2021.

Dhoho, Penataran, dan Tumapel

sunting
 
Kereta api Penataran berhenti di Stasiun Malang, 2011

Templat:SB-BL Kereta api Dhoho dan Penataran merupakan dua layanan kereta api ekonomi lokal yang melayani jalur kantong Jawa Timur, yaitu memiliki rute yang memutar, mulai Surabaya, Malang, Blitar, Kediri, Kertosono, hingga kembali ke Surabaya, dan sebaliknya. Setiba di Stasiun Blitar, kereta api ini berganti nama menjadi Penataran untuk kembali ke Surabaya Kota melalui Malang, sedangkan kereta api yang melewati Kertosono berganti nama menjadi Dhoho. Dalam pengoperasiannya, kereta api ini berhenti lebih lama di Stasiun Kertosono untuk memutar arah lokomotif sebelum melanjutkan perjalanan menuju Blitar maupun Surabaya, serta nama kereta api mengalami perubahan setelah tiba di Stasiun Blitar. Sebagai kereta api lokal, kereta api ini berhenti melayani penumpang di semua stasiun di lintas Surabaya–Blitar, kecuali Boharan, Kedinding, Minggiran, Susuhan, Sengon, Sukorejo, dan Wonokerto.

Kereta api Dhoho—sebelumnya Rapih Dhoho—diluncurkan pada tahun 1971, sedangkan kereta api Penataran pertama kali beroperasi pada tahun 1985 yang merupakan layanan penerus dari kereta api Tumapel Blitar.[3]

Tumapel pertama kali beroperasi pada 14 Januari 1971 untuk melayani lintas Surabaya–Malang. Pada awal peluncurannya, kereta api ini membawa tiga kereta kelas III (CW) [plus]. Walaupun hanya layanan kelas III, penumpang diberi fasilitas berupa kudapan dan air minum, serta dilengkapi dengan pramugari. Waktu perjalanan tercepat yang ditempuh saat itu selama 80 menit dengan tiga kali perjalanan pulang-pergi.[3]

Sejak 1 Juni 2014, Kereta Api Indonesia kembali mengoperasikan kereta api Tumapel sebagai kereta api lokal. Sebelumnya, nama "Tumapel" sempat hilang dan hanya disebut sebagai Penataran. kereta api ini berhenti melayani penumpang di semua stasiun di lintas Malang–Surabaya, kecuali Sengon, Sukorejo, dan Wonokerto.

Tarif kereta api ini ditetapkan sebesar Rp10.000,00–Rp30.000,00 untuk sekali perjalanan, tergantung jarak yang ditempuh penumpang.

 
Kereta api Tumapel meninggalkan Stasiun Wonokromo, 2020

Pandanwangi

sunting

 

 
Kereta api Pandanwangi menunggu keberangkatan di Stasiun Jember

Kereta api Pandanwangi adalah layanan kereta api ekonomi lokal yang menghubungkan Stasiun Ketapang yang terletak di Banyuwangi dengan Stasiun Jember, dan dioperasikan oleh Daerah Operasi IX Jember. Kereta api yang sering membawa enam kereta penumpang kelas ekonomi ini menempuh jarak sejauh 112 km dalam waktu sekitar 2,5 jam. Mulai 1 Juni 2014, jumlah perjalanan kereta api ini ditambah menjadi dua kali perjalanan pulang-pergi dalam sehari.[4]

Tarif kereta api ini ditetapkan sebesar Rp8.000,00 untuk sekali perjalanan.

Blorasura

sunting

 

Kereta api Blorasura—sebelumnya bernama kereta api Ekonomi Lokal Cepu—merupakan kereta api lokal yang menghubungkan Stasiun Cepu di Kabupaten Blora dengan Stasiun Surabaya Pasarturi diambil dari gabungan 2 nama daerah yaitu Kabupaten Blora (Kecamatan Cepu) dan Kota Surabaya sehingga menjadi Blorasura. Kereta api ini mulai dioperasikan sejak berlakunya Gapeka tahun 2021 per 10 Februari 2021 dengan susunan rangkaian kereta yang terdiri dari 7 kereta kelas ekonomi dan 1 kereta makan-pembangkit, dan memiliki jumlah perjalanan sebanyak dua kali perjalanan pulang-pergi. Perjalanan dari Surabaya menuju Cepu dan sebaliknya dengan jarak tempuh sepanjang 141 kilometer ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam 45 menit hingga 3,5 jam. Kereta api ini melayani pemberhentian penumpang di semua stasiun di lintas Surabaya–Cepu, kecuali Tobo, Kalitidu, Gembong, dan Surabayan.

Sebelumnya, terdapat layanan kereta api komersial dengan relasi yang sama, yaitu kereta api Cepu Ekspres.

Tarif kereta api ini ditetapkan sebesar Rp13.000,00 untuk sekali perjalanan.

Mulai 1 Juni 2023, diikuti dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api (Gapeka) tahun 2023 dan upaya restrukturisasi penamaan kereta api di bawah KAI Commuter, kereta api Ekonomi Lokal Cepu yang masih beroperasi dengan Gapeka 2021 diubah namanya menjadi Commuter Line Blorasura.[5]

 

Kereta api Supas—sebelumnya bernama kereta api Lokal Pasuruan—dioperasikan dengan susunan rangkaian kereta yang terdiri dari 4 kereta kelas ekonomi dan 1 kereta makan-pembangkit. Kereta api ini melayani pemberhentian penumpang di semua stasiun di lintas Surabaya KotaPasuruan. Pada awalnya, kereta api ini diluncurkan pada 10 Februari 2021 sebagai kereta api komuter dan beroperasi menggunakan armada KRD. Pada 11 Mei 2022, kereta api ini mengalami perubahan jenis armada sehingga beroperasi menggunakan rangkaian kereta ekonomi yang ditarik lokomotif dari yang semula beroperasi menggunakan KRD.

Tarif kereta api ini ditetapkan sebesar Rp6.000,00 untuk sekali perjalanan.

Mulai 1 Juni 2023, diikuti dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api (Gapeka) tahun 2023 dan upaya restrukturisasi penamaan kereta api di bawah KAI Commuter, layanan kereta api Lokal Pasuruan, Komuter Subang, dan Komuter Susi yang masih beroperasi pada Gapeka 2021 dilebur menjadi satu layanan tunggal bernama kereta api Commuter Line Supas. Jumlah perjalanan yang sebelumnya sebanyak tiga kali perjalanan pulang-pergi kini bertambah menjadi empat kali perjalanan pulang-pergi. Saat GAPEKA 2023 berlaku, formasi rangkaian kereta api Commuter Line Supas menjadi 5 kereta ekonomi AC + 1 kereta makan-pembangkit.

Kereta api KRD

sunting

Kereta api KRD—kependekan dari Kereta Rel Diesel—pada umumnya melayani berbagai tujuan di kawasan metropolitan Gerbangkertosusila, seperti Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan, dan Stasiun Indro yang terletak di perkotaan Gresik. Selain itu, ia juga melayani dengan tujuan Bangil. Kereta api KRD berdasarkan Gapeka tahun 2021 terbagi menjadi dua, yaitu kereta api Komuter dengan berbagai rute dan kereta api Jenggala yang memiliki rute Surabaya–Mojokerto–Sidoarjo. Semua kereta api KRD beroperasi menggunakan Kereta Rel Diesel Indonesia (KRDI) yang dibuat oleh INKA tanpa ditarik oleh lokomotif.

Beberapa rute baru pada layanan kereta api Komuter yang mulai dioperasikan pada 10 Februari 2021, yaitu Sidoarjo–Indro, Surabaya Kota–Sidoarjo, dan Surabaya–Pasuruan, serta Surabaya Kota–Mojokerto pada kereta api Jenggala. Namun, dalam penyederhanaan perjalanan, semua halte (shelter) yang terletak di jalur Surabaya–Sidoarjo dinonaktifkan sehingga tidak lagi melayani penumpang.[2]

Tarif kereta api KRD berkisar antara Rp4.000,00–Rp5.000,00.

Arjonegoro

sunting

 

 
Kereta api lokal rute Surabaya–Bojonegoro berhenti di Stasiun Babat, sekitar tahun 2010

Kereta api ekonomi lokal rute SidoarjoSurabaya PasarturiBojonegoro memiliki jarak tempuh sepanjang 133 kilometer yang ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam 45 menit Kereta api ini melayani pemberhentian penumpang di semua stasiun di lintas Sidoarjo–Bojonegoro, kecuali Stasiun Surabayan dan Gembong. Kereta api lokal ini dioperasikan supaya penumpang yang berada di sekitar stasiun-stasiun kecil di lintas Sidoarjo–Bojonegoro dapat dijangkau dengan kereta api ini menuju stasiun-stasiun besar dengan tarif yang murah. Rute pada awal peluncurannya adalah Surabaya Pasarturi–Bojonegoro yang kemudian diperpanjang hingga Stasiun Sidoarjo mulai tanggal 1 April 2015.[6]

Tarif kereta api ini ditetapkan sebesar Rp6.000,00–Rp12.000,00 untuk sekali perjalanan, tergantung jarak yang ditempuh penumpang.

Mulai tanggal 1 Juni 2023, diikuti dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api 2023, Lin Lamongan (Komuter Surabaya–Lamongan) dan Bojonegoro (Ekonomi Lokal Bojonegoro) dilebur menjadi satu lin yang sama yaitu Commuter Line Arjonegoro.[5]

Commuter Line Wilayah VIII Surabaya
A Commuter Line Arjonegoro
B Commuter Line Blorasura
J Commuter Line Jenggala
SI Commuter Line Sindro
SP Commuter Line Supas



 
ke Semarang Tawang
 
Cepu
 
Jembatan Padangan
Jawa Tengah
Jawa Timur
 
Bojonegoro
 
 
ke Rembang
 
Kapas
 
Sumberrejo
 
Bowerno
ke Jombang Kota
 
 
 
ke Merakurak
 
Babat
 
Pucuk
 
Lamongan
 
Duduk
 
Cerme
 
 
Indro SI
 
 
Kandangan
 
Tandes
 
 
FD07  
Surabaya
Pasarturi
 
 
 
 
 
 
R1   J SP
Surabaya
Kota
 
 
 
 
 
 
 
Surabaya
Gubeng
  2L FD07
 
Ngagel
 
 
Wonokromo   FD03  
 
 
 
Jalan Tol Surabaya–Gempol
 
 
Margorejo
 
 
Jemursari
 
 
Kertomenanggal
Sepanjang
 
 
Kumendung
 
 
Waru   R1 K1  
Boharan
 
 
Sawotratap
  K2 Krian
 
 
Gedangan
jalur ke Ploso
 
 
 
Banjarkemantren
Kedinding
 
 
Buduran
 
 
 
Pagerwojo
 
 
Sidoarjo J SI SP  
Tulangan
 
 
 
 
Jalan Tol Surabaya–Gempol
Tarik
 
 
Tanggulangin
 
 
Porong K1  
  J Mojokerto
 
 
Kali Porong
 
 
Jalan Tol Surabaya–Gempol
 
 
Bangil  
 
 
 
Pasuruan SP  
 

Sindro

sunting

 

 
Kereta api Komuter berada di Stasiun Indro. Stasiun tersebut sebelumnya hanya melayani kereta api barang.

Komuter Sidoarjo–Indro atau Sindro ini menghubungkan Sidoarjo dan Stasiun Indro yang terletak di kawasan perkotaan Gresik. Kereta api ini diluncurkan pada 10 Februari 2021, bersamaan dengan berlakunya Gapeka tahun 2021.[7] Ia memiliki jumlah perjalanan sebanyak tiga kali perjalanan pulang-pergi. Dengan jarak tempuh dari Sidoarjo menuju Indro sekitar 45 km, ia menempuh waktu sekitar 2 jam. Kereta api ini beroperasi melalui jalur Kandangan–Indro yang sebelumnya hanya digunakan untuk layanan kereta angkutan barang. Pengoperasian kereta api tersebut dihentikan pada tahun 2016–2017.[8][9] Per 24 Februari 2021, kereta api komuter ini memiliki tingkat keterisian penumpang sebesar 50–90 persen sejak awal peluncurannya.[10][11]

Pemerintah Kabupaten Gresik sempat memberi usulan kepada Kereta Api Indonesia supaya jadwal keberangkatan dari Stasiun Indro dapat ditambahkan pada pagi dan sore hari supaya dapat menyesuaikan jam kerja.[11] Pada 22 April 2022, jumlah perjalanan kereta api komuter ini ditambahkan sebanyak dua perjalanan pada pagi dan sore hari.[12]

Stasiun pemberhentian: Stasiun SidoarjoStasiun GedanganStasiun WaruStasiun WonokromoStasiun Surabaya GubengStasiun Surabaya PasarturiStasiun TandesStasiun KandanganStasiun Indro

Jenggala

sunting

 

 
Kereta api Jenggala berada di Stasiun Mojokerto

Komuter Jenggala adalah layanan kereta api KRD yang dioperasikan untuk melayani rute Surabaya KotaMojokertoSidoarjo.[2] Kereta api ini merupakan kereta api pertama yang beroperasi melalui jalur kereta api Tarik–Sidoarjo setelah jalur tersebut diaktifkan kembali.[13] Nama Jenggala berasal dari nama kerajaan Siwa buddha di Jawa Timur bernama Kerajaan Janggala yang didirkan oleh Airlangga dari Wangsa Isyana pada tahun 1042.

Per 10 Februari 2021, kereta api Jenggala mengalami perubahan pola rute menjadi Surabaya–Mojokerto–Sidoarjo–Mojokerto–Surabaya, berbeda dengan rute per 1 Desember 2019 yang hanya memiliki rute Mojokerto–Sidoarjo. Dengan demikian, kereta api Jenggala hanya beroperasi sebanyak satu kali perjalanan pulang-pergi di lintas Sidoarjo–Tulangan–Mojokerto.[2] Kemudian per 1 Juni 2023, frekuensi kereta api ini di lintas Sidoarjo–Tulangan–Mojokerto bertambah menjadi tiga kali perjalanan pulang-pergi.

  • Jenggala dari dan ke Surabaya

Stasiun Surabaya KotaStasiun Surabaya GubengStasiun WonokromoStasiun SepanjangStasiun KrianStasiun TarikStasiun Mojokerto

  • Jenggala dari dan ke Sidoarjo

Stasiun Mojokerto–Stasiun Tarik–Stasiun TulanganStasiun Sidoarjo

Bakal pelanting

sunting
 
Tampak dalam sebuah kereta api ekonomi lokal, terlihat kursi yang disusun 2–3
Bagian dalam KRD
KRD Komuter relasi Surabaya Kota-Sidoarjo merupakan KRDI generasi keempat.
KRD Komuter relasi Sidoarjo–Indro dan Surabaya Pasarturi–Lamongan. Kursi disusun membujur serta tidak dilengkapi penyejuk udara.
KRDI generasi ketiga yang memiliki kursi yang disusun melintang dan saling berhadapan serta dilengkapi penyejuk udara. Hanya digunakan apabila armada reguler KRD Komuter relasi Sidoarjo–Indro dan Surabaya Pasarturi–Lamongan mengalami gangguan.

Semua kereta api ekonomi lokal beroperasi membawa kereta penumpang kelas ekonomi dengan jumlah tempat duduk sebanyak 106 kursi sebanyak 6–7 kereta dalam satu rangkaian serta kereta makan-pembangkit (KMP3) atau kereta pembangkit (KP3). Seperti pada kereta kelas ekonomi lainnya, kursi pada kereta ekonomi lokal dipasang saling berhadapan dan disusun melintang, serta dilengkapi dua toilet di tiap ujung kereta. Pada umumnya, sebagian besar rangkaian tersebut dimiliki oleh Depo Kereta Sidotopo (SDT). Walaupun demikian, terdapat rangkaian kereta api yang dimiliki oleh depo kereta lain, seperti kereta api ekonomi lokal rute Cepu–Surabaya Pasarturi yang menggunakan kereta milik Depo Kereta Surabaya Pasarturi dan kereta api Pandanwangi yang menggunakan kereta milik Depo Kereta Ketapang (KTG). Selain itu, terdapat pula lima perjalanan kereta api ekonomi lokal (Tumapel-Dhoho-Penataran) yang menggunakan kereta milik Depo Kereta Malang (ML). Lokomotif utama yang digunakan untuk pengoperasian kereta api ekonomi lokal adalah lokomotif CC201, tetapi lokomotif lainnya dapat digunakan pula.[2]

Sementara itu, sebagian besar kereta api KRD beroperasi menggunakan KRDI buatan INKA yang juga dilengkapi kursi yang disusun melintang dan dilengkapi penyejuk udara. KRDI yang beroperasi di Jawa Timur sebagian besar dimiliki oleh Depo Lokomotif Sidotopo (SDT). Dalam satu armada KRDI terdiri dari empat kereta. Namun, terdapat kereta api KRD dengan kursi yang disusun membujur dan tidak dilengkapi penyejuk udara, seperti kereta api Komuter rute Surabaya Pasarturi–Lamongan dan Surabaya Pasarturi–Sidoarjo–Indro dengan kepemilikan Depo Lokomotif Surabaya Pasar Turi (SBI). Hal ini terjadi karena armada yang ia gunakan adalah KRDI generasi pertama yang dibuat oleh INKA keluaran 2008 dan merupakan bekas armada kereta api Banyubiru yang pernah beroperasi di lintas SemarangYogyakarta.[14] Walaupun demikian, armada yang digunakan pada suatu perjalanan dapat diganti apabila diperlukan.[15] Sebagai contoh, suatu armada menjalani perawatan rutin maupun perbaikan, maka dapat diganti dengan KRD jenis lainnya ataupun dengan rangkaian berlokomotif.

Armada KRD yang dioperasikan saat ini adalah sebagai berikut:

Sementara itu, bakal pelanting KRD yang sudah tidak dioperasikan antara lain sebagai berikut:

Kereta api yang berhenti beroperasi

sunting

Ekonomi Lokal Kertosono

sunting
 
Kereta api ekonomi lokal Kertosono persiapan berhenti di Stasiun Jombang

Kereta api ekonomi lokal ini pernah dioperasikan dengan rute KertosonoSurabaya Kota menempuh jarak sepanjang 96 kilometer dalam waktu sekitar 2,5 jam hingga 2 jam 45 menit. Kereta api ini merupakan salah satu pilihan untuk penumpang kereta api dari dan ke Surabaya sehingga ia membantu pengoperasian kereta api Dhoho. Dengan berlakunya Grafik Perjalanan Kereta Api tahun 2021 per 10 Februari 2021, pola pengoperasian kereta api ini mengalami perubahan karena rangkaiannya juga digunakan untuk pengoperasian kereta api ekonomi lokal rute Surabaya Kota–Sidoarjo dan Sidoarjo–Bojonegoro. Oleh karena itu, perjalanan kereta api ini hanya dilakukan sebanyak satu kali pulang-pergi.[2] Mulai 1 Juni 2023 diikuti dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api tahun 2023, Ekonomi Lokal Kertosono dileburkan ke layanan kereta api Dhoho sebagai bagian dari restrukturisasi layanan KAI Commuter di Wilayah VIII Surabaya.[5]

Tarif kereta api ini pada akhir masa operasinya ditetapkan sebesar Rp10.000,00 untuk sekali perjalanan.

Komuter Lamongan

sunting

Pada awalnya, kereta api komuter dengan rute Surabaya PasarturiLamongan ini—juga dikenal dengan nama Komuter Sulam pertama kali beroperasi pada tahun 2004 menggunakan KRD MCW 302 sebagai bakal pelanting.[16] Pada tahun 2016, KRD MCW 302 sempat digantikan dengan KRDI berpenyejuk udara yang pernah digunakan untuk pengoperasian kereta api Madiun Jaya Ekspres karena KRD tersebut telah dianggap uzur sehingga tidak layak pakai hingga kembali digantikan dengan KRDI yang pernah digunakan untuk pengoperasian kereta api Banyubiru per tahun 2018.[17][18] Armada tersebut juga digunakan untuk pengoperasian kereta api komuter rute Sidoarjo–Indro. Pada 1 Juni 2023, diikuti dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api tahun 2023, kereta komuter Sulam dileburkan ke Commuter Line Blorasura dan Arjonegoro yang melayani relasi sama.[5]

Stasiun Surabaya PasarturiStasiun TandesStasiun KandanganStasiun BenowoStasiun CermeStasiun DudukStasiun Lamongan

Surabaya Kota–Bangil

sunting
 
Kereta api Delta Ekspres saat beroperasi menggunakan KRD MCW 302–tiba di Stasiun Surabaya Gubeng dari Sidoarjo/Porong, 2011

Kereta api komuter ini pertama kali diluncurkan pada 9 Februari 2004 dengan nama Delta Ekspres rute SurabayaSidoarjo yang diresmikan oleh Presiden RI, Megawati Soekarnoputri.[19] Pada awalnya, ia beroperasi menggunakan KRD MCW 302.[20] Untuk mendukung pengoperasian kereta api ini, maka PT KA membangun halte-halte di sepanjang jalan raya Surabaya–Sidoarjo pada letak yang strategis, yaitu berdekatan dengan kawasan industri, penghubung antarmoda, dan lain-lain.

Dengan berlakunya Gapeka tahun 2017, kereta api ini berganti nama menjadi Komuter Supor.[21] Selanjutnya, rute kereta api ini kembali diperpanjang hingga Stasiun Bangil dan berganti nama menjadi Komuter Subang per 1 Desember 2019.

Pada tanggal 1 Juni 2023, diikuti dengan pemberlakuan grafik perjalanan kereta api tahun 2023, kereta api Komuter Subang dilebur ke Commuter Line Supas.[5]

Stasiun Surabaya KotaStasiun Surabaya GubengStasiun WonokromoStasiun WaruStasiun GedanganStasiun SidoarjoStasiun TanggulanginStasiun PorongStasiun Bangil

Surabaya Kota–Sidoarjo

sunting

Kereta api Komuter Susi ini dioperasikan untuk menyambungkan Stasiun Surabaya Kota dengan Stasiun Sidoarjo yang diluncurkan pada 10 Februari 2021, bersamaan dengan berlakunya Gapeka tahun 2021.[2] Berbeda dengan kereta api komuter rute Surabaya Pasarturi–Sidoarjo, kereta api komuter ini dilengkapi dengan penyejuk udara. Dengan jarak tempuh sekitar 29 km, ia menempuh waktu sekitar 1 jam.

Mulai 1 Juni 2023, Komuter SuSi juga dilebur ke Commuter Line Supas sebagai bagian dari penyesuaian jadwal dan penggantian nama layanan KAI Commuter di wilayah VIII Surabaya.[5]

Stasiun Surabaya KotaStasiun Surabaya GubengStasiun WonokromoStasiun WaruStasiun GedanganStasiun Sidoarjo

Gerbang Kertasusila

sunting

Kereta api Gerbang Kertasusila merupakan layanan kereta api komuter yang pernah dioperasikan pada tahun 1970-an. Kereta api ini memiliki rute Surabaya–Blitar melalui Kertosono, tetapi pola rute yang ditetapkan cukup berbeda, yaitu dari Surabaya menuju Blitar, kemudian dilanjutkan denga rute pulang-pergi Blitar–Kertosono, hingga dilanjutkan kembali ke Surabaya. Pada saat masih beroperasi, bekal pelanting yang digunakan berupa KRD MCW-301 yang hanya terdiri dari dua kereta per satu rangkaian.

Pengoperasian kereta api ini dihentikan pada akhir 1970-an atau awal 1980-an, kemungkinan karena sering terjadi kendala teknis.[3]

KRD Blitar

sunting

Sama seperti kereta api Gerbang Kertasusila, kereta api KRD Blitar pernah dioperasikan di lintas Surabaya–Blitar melalui Kertosono. Kereta yang diluncurkan pada tahun 1982 ini beroperasi menggunakan KRD MCW-302 keluaran terbaru sebanyak tiga rangkaian. Tingkat kererisian kereta api ini terbilang cukup tinggi, yang dibuktikan dengan banyaknya penumpang yang berdiri. KRD ini pada kemudian hari disebut KRD Rapih Dhoho. Pada tahun 1986, dari enam perjalanan kereta api, hanya dua di antaranya yang masih menggunakan KRD. sedangkan sisanya beroperasi menggunakan kereta yang ditarik oleh lokomotif.

Pengoperasian kereta api ini dihentikan pada sekitar tahun 1992.[3]

Arek Surokerto

sunting

Kereta api Arek Surokerto atau "Angkutan Rakyat Ekonomi Kecil Surabaya–Mojokerto" adalah layanan kereta api komuter yang pernah dioperasikan untuk menghubungkan Stasiun Surabaya Gubeng dengan Stasiun Mojokerto dengan menggunakan Kereta Rel Diesel Elektrik hasil modifikasi oleh Industri Kereta Api. Kereta api ini diresmikan oleh Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal pada 29 Agustus 2009.[22] Kereta api ini tidak beroperasi karena terdapat kerusakan mesin pada armada yang digunakan.[23]

Kereta api lokal Surabaya–Babat

sunting
 
Kereta api KRD Babat berhenti di Stasiun Benowo pada sore hari, 2011

Kereta api lokal Surabaya–Babat, lebih dikenal dengan nama KRD Babat, adalah layanan kereta api lokal kelas ekonomi yang pernah dioperasikan untuk melayani rute Surabaya PasarturiBabat dan sebaliknya. Kereta api ini pernah beroperasi secara bersamaan dengan kereta api KRD Bojonegoro (Ekonomi Lokal Bojonegoro) pada rute yang sama dan menggunakan rangkaian kereta yang sama. Kereta api yang menempuh jarak sekitar 70 km ini berhenti di setiap stasiun yang dilaluinya. Namun, pengoperasiannya dihentikan mulai tahun 2013 untuk menyederhanakan perjalanan kereta api.

Per tahun 2012–2013, tarif kereta api ini pernah ditetapkan sebesar Rp2.000,00.[24]

Arjuna Ekspres

sunting

Kereta api Arjuna Ekspres adalah layanan kereta api penumpang yang memiliki relasi MadiunSurabaya Kota. Kereta api ini beroperasi menggunakan armada KRDI buatan INKA, tetapi tidak dilengkapi penyejuk udara. Karena memiliki tingkat keterisian penumpang yang rendah serta sering mengalami gangguan teknis, kereta api Arjuna Ekspres pada akhirnya berhenti beroperasi sekitar tahun 2016.[25]

Galeri

sunting

Kereta api ekonomi lokal

sunting

Kereta api KRD

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b "KAI Commuter Atur Flow Loket Pembelian KA Lokal dan KA Komuter di Stasiun Surabaya Gubeng dan Stasiun Malang" (Siaran pers). Jakarta: PT Kereta Commuter Indonesia. 2 Juni 2022. Diakses tanggal 3 Juni 2022. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ a b c d e f g "Expose Gapeka 2021 Daop 8 Surabaya" (2021) PT Kereta Api Indonesia (Persero)
  3. ^ a b c d "Sejarah KA Lokal Jalur Kantong". Roda Sayap. Diakses tanggal 2020-02-10. [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ Iskandar, Yoni (2014-06-02). Iskandar, Yoni, ed. "PT KAI Tambah Jadwal Perjalanan KA Pandanwangi". Tribunnews.com. 
  5. ^ a b c d e f Ammar Imaduddin, Naufal (14 Mei 2023). "Manajemen KAI Commuter lakukan persiapan jelang pelaksanaan Gapeka 2023". Surabaya. LKBN Antara. Diakses tanggal 20 Mei 2023. 
  6. ^ "Jalur Kereta Bojonegoro-Sidoardjo Dibuka Hari Ini". INKA. Diakses tanggal 8 Februari 2021
  7. ^ Kurniawan, Dian. Fahmi, Yusron, ed. "Kabar Gembira, Kereta Komuter Sidoarjo-Gresik Bakal Beroperasi Lagi". Liputan 6. Surabaya: Surya Citra Media. Diakses tanggal 9 Februari 2021. 
  8. ^ Widayati, Rully (2016-09-09). Widayati, Rully, ed. "KAI Daop 8 Surabaya Hidupkan Lagi Stasiun Indro Gresik". Tempo.co. Diakses tanggal 2019-09-07. 
  9. ^ "Banyak Tunggakan, Stasiun Stop Operasi". Jawa Pos. 2017-08-02. 
  10. ^ Sumarno, Totok. "Komuter Sidoarjo-Gresik, Tiap Hari Lebih 50 Persen Tempat Duduk Terisi". Suara Surabaya. Diakses tanggal 24 Februari 2021. 
  11. ^ a b Akasah, Hany (15 Februari 2021). "Pemkab Gresik Minta Jam Operasional Kereta Api Ditambah". Radar Gresik. Gresik: Jawa Pos. Diakses tanggal 24 Februari 2021. 
  12. ^ Sholahuddin, Muhammad (28 April 2022). "Jadwal Baru KA Komuter Surabaya Raya Akomodasi Mahasiswa dan Pekerja". Jawa Pos. Surabaya. Diakses tanggal 29 April 2022. 
  13. ^ "PT KAI Operasikan KA Jenggala Mojokerto-Sidoarjo | Investor Daily". id.beritasatu.com. Diakses tanggal 2018-03-26. 
  14. ^ "PT KA Luncurkan KA Banyubiru Semarang-Solo". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-01-04. 
  15. ^ "Rangkaian KA Komuter Supor dan Susi Ganti Armada". Informasi Aktual. 2018-08-21. Diakses tanggal 2019-12-04. 
  16. ^ Sugeng Dwi Hartantyo, Hammam Rofiqi Agustapraja (2018). Analisis Kinerja KA Komuter Surabaya–Lamongan. Universitas Islam Lamongan. hlm. 35. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-12. Diakses tanggal 2021-02-10. 
  17. ^ Ignatius Rahardhi (4 Juli 2017). "Opini: Nasib Mengenaskan Kereta Api Komuter Daop 8". KAORI Nusantara. 
  18. ^ Wiratama Adi Nugraha (2017). Arahan Peningkatan Pelayanan Kereta Komuter Surabaya–Lamongan Berdasarkan Preferensi Masyarakat (PDF). Institut Teknologi Sepuluh Nopember. hlm. 89. 
  19. ^ "Mega Resmikan KA Komuter". Merdeka.com. Semarang. 2004-02-10. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-05-06. Diakses tanggal 2019-12-04. 
  20. ^ Rahardhi, Ignatius (2017-07-04). "Opini: Nasib Mengenaskan Kereta Api Komuter Daop 8". KAORI Nusantara. Diakses tanggal 2019-12-04. 
  21. ^ Bintang, Amri (2017-01-05). "Banyak Perubahan Jadwal KA, Inilah Bocoran Gapeka 2017". KAORI Nusantara. Diakses tanggal 2019-12-04. 
  22. ^ "Tarif Rp 3 Ribu, Arek Surokerto Mampu Angkut 1.000 Penumpang". detikcom. Diakses tanggal 9 Februari 2021. 
  23. ^ "Baru Satu Bulan Diresmikan Kereta Arek Surokerto Tak Beroperasi". Tempo.co. Diakses tanggal 9 Februari 2021. 
  24. ^ Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor: PM. 59 TAHUN 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perubahan Nomor PM. 43 Tahun 2012 Tentang Tarif Angkutan Orang Dengan Keretaapi Kelas Ekonomi
  25. ^ "Kereta Api Madiun: Setelah Madiun Jaya, KA Arjuna Ekspres Juga Diusulkan Berhenti Beroperasi". Solopos. 17 Maret 2016