Hyangdeok

Revisi sejak 18 Agustus 2010 08.33 oleh Cun Cun (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Hyangdeok''' (?-?;향덕;向德) adalah seorang tokoh yang hidup pada masa kerajaan Silla Bersatu di Korea. Namanya dikenal dalam cerita rakyat Korea sebag...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Hyangdeok (?-?;향덕;向德) adalah seorang tokoh yang hidup pada masa kerajaan Silla Bersatu di Korea. Namanya dikenal dalam cerita rakyat Korea sebagai tokoh yang rela memotong kakinya sendiri demi memberi makan ibunya.

Kisah Hyangdeok

Hyangdeok tercatat hidup pada tahun ke-14 masa pemerintahan Raja Gyeongdeok (755) di ibukota kerajaan Silla Bersatu, Seorabeol, bersama ibunya yang miskin. Pada tahun 755, terjadi kegagalan panen di Silla dan banyak orang menderita kelaparan. Ibu Hyangdeok menderita penyakit berbahaya, sejenis tumor yang telah menyebar ke seluruh bagian tubuhnya. Tumor tersebut kemudian membengkak di bagian kaki ibunya dan menyebar ke tulang. Hyangdeok berusaha menyembuhkan ibunya dengan cara menghisap nanah di tumor tersebut setiap malam, namun tidak ada tanda-tanda kesembuhan.

Hyangdeok menemui seorang tabib dan menanyakan obat atau perawatan apa yang dapat menyembuhkan tumor. Tabib itu menyesalkan bahwa tumor yang telah menyebar ke tulang tidak dapat disembuhkan. Ia mungkin bisa membedahnya, namun tidak mungkin dengan kondisinya yang sangat lemah. Tabib itu menyarankan agar ibunya memakan makanan yang bergizi seperti daging sapi untuk untuk dapat sembuh. Bagaimanapun juga Hyangdeok tidak mampu untuk membeli daging sapi dan makanan tersebut sulit dijumpai pada masa kelaparan seperti itu.

Sesampainya di rumah, setelah berpikir dalam-dalam, Hyangdeok memotong daging di bagian kakinya dan memasaknya untuk ibunya. Melihat masakan yang disajikan Hyangdeok, ibunya merasa keheranan karena tidak mudah untuk mendapatkan daging sapi pada saat-saat sulit seperti itu. Hyangdeok berbohong bahwa ia mendapatkannya dari tetangga yang menyembelih sapi dan menyembunyikan luka di kakinya. Setelah makan masakan itu, kondisi ibunya perlahan-lahan menjadi semakin baik dan akhirnya mulai bisa berdiri kembali. Namun, akibatnya kaki Hyangdeok menjadi pincang. Suatu hari saat ia sedang mencari ikan di sungai dengan kakinya yang luka. Seorang pejabat kerajaan yang melewati sungai itu dan melihat kakinya yang berdarah. Kemudian, ia bertanya pada Hyangdeok apa yang terjadi pada kakinya dan Hyangdeok menceritakan hal tersebut padanya. Pejabat tersebut menjadi terharu dan melaporkan hal tersebut ke istana. Raja Gyeongdeok yang mendengar pengorbanan Hyangdeok kepada ibunya merasa tersentuh dan memerintahkan agar Hyangdeok dihadiahkan 300 karung beras, sebuah rumah dan tanah untuk dikerjakan. Di Gyeongju sampai kini terdapat tugu yang dibangun oleh pemerintahan lokal pada saat itu untuk menghargai pengorbanan Hyangdeok.

Referensi

Templat:Bio-korea-stub