Onggi adalah jenis tempayan yang terbuat dari tembikar yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari di Korea.[1][2] Orang Korea memanfaatkan Onggi sebagai tempat menyimpan makanan tradisional sejak lama seperti kimchi, jeotgal, kecap asin (ganjang), saus gochujang, doenjang dan sebagainya.[2] Istilah onggi mengacu kepada dua jenis tembikar, yang diglasir maupun yang tidak diglasir.[3]

Onggi

Jenis onggi

Dalam metode pembuatan barang pecah belah korea, secara umum istilah dojagi (tembikar) mengacu kepada peralatan yang terbuat dari tanah liat yang dibakar dan diglasir, yang terbagi lagi menjadi jenis dogi (keramik) dan jagi (porselen).[3] Onggi termasuk ke dalam kategori dogi, yang dibedakan lagi menjadi chil dan oji.[3]

Chil adalah jenis onggi yang tidak diglasir dan chil adalah jenis yang diglasir.[3] Chil memiliki ciri khas warna abu-abu gelap yang berasal dari penyerapan asap pada saat proses pembakaran, permukaannya tidak mengkilap dan kasar.[1][3] Onggi yang diglasir dinamakan oji, yang memiliki ciri serupa dengan chil, dilapisi dengan jelaga namun diglasir dengan garam, abu daun, jerami dan kayu yang dibakar.[1][3] Garam ditaburkan ke dalam tungku pembakaran pada saat temperatur mencapai tingkat tertentu dan uap yang dihasilkannya berinteraksi dengan kimiawi tanah liat dan asap sehingga menciptakan permukaan glasir yang halus dan keras.[1][3]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d (Inggris)Lee Hyoung-kwon (2002). "Lee Hyeon-bae : A Quest for Life-breathing Onggi" (PDF). Koreana. 16 (1): 58–63. Diakses tanggal 10 September 2010. 
  2. ^ a b (Inggris)Rha, Sunhwa (2006). Pottery, Korean Traditional Handicrafts. Ewha Woman University Press, Seoul. hlm. 11-29. ISBN 89-7300-682-7-04630. 
  3. ^ a b c d e f g (Inggris)Lee Young-ja (2002). "Living and breathing crockery from the Choson Dynasty" (PDF). Koreana: 66–71. Diakses tanggal 23 Oktober 2010.