Kabupaten Kepulauan Meranti
Kabupaten Kepulauan Meranti adalah salah satu kabupaten di provinsi Riau, Indonesia, dengan ibu kotanya adalah Selatpanjang.
Kabupaten Kepulauan Meranti | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Koordinat: 0°58′30″N 102°41′43″E / 0.97488°N 102.69539°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Riau |
Tanggal berdiri | 16 Januari 2009 |
Dasar hukum | UU Nomor 12 Tahun 2009 |
Ibu kota | Selatpanjang di Tebing Tinggi |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Drs. Irwan Nasir, M.Si. |
Luas | |
• Total | 3,707,84 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 216,329 jiwa (2.009) |
• Kepadatan | 55/km2 (140/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0763 |
Kode Kemendagri | 14.10 |
Kabupaten Kepulauan Meranti terdiri dari Pulau Tebingtinggi, Pulau Padang, Pulau Merbau, Pulau Ransang, Pulau Topang, Pulau Manggung, Pulau Panjang, Pulau Jadi, Pulau Setahun, Pulau Tiga, Pulau Baru, Pulau Paning, Pulau Dedap. Adapun nama Meranti diambil dari nama gabungan "Pulau Merbau, Pulau Ransang dan Pulau Tebingtinggi".
Sejarah Pemekaran
Dasar hukum berdirinya kabupaten Kepulauan Meranti adalah Undang-undang nomor 12 tahun 2009, tanggal 16 Januari 2009. Tuntutan pemekaran kabupaten Kepulauan Meranti sudah diperjuangkan oleh masyarakat sejak tahun 1957. Seruan pemekaran kembali diembuskan tahun 1970 dan 1990-an hingga tahun 2008, yang merupakan satu-satunya kawedanan di Riau yang belum dimekarkan saat itu.
Sejarah Kota Selatpanjang
Kota Selatpanjang merupakan pusat pemerintahan kabupaten Kepulauan Meranti, duhulu merupakan salah satu bandar (kota) yang paling sibuk dan terkenal perniagaan di dalam kesultanan Siak. Bandar ini sejak dahulu telah terbentuk masyarakat heterogen, terutama suku Melayu dan Tionghoa, karena peran antar merekalah terbentuk erat dalam keharmonisan kegiatan kultural maupun perdagangan. Semua ini tidak terlepas ketoleransian antar persaudaraan. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang barang maupun manusia dari China ke nusantara dan sebaliknya.
Ramai interaksi perdagangan didaerah pesisir Riau inilah menyebabkan pemerintahan Hindia Belanda ikut ambil dalam bagian penentuan nama negeri ini. Sejarah tercatat pada masa Sultan Siak yang ke 11 yaitu Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin. Pada tahun 1880, pemerintahan di Negeri Makmur Tebing Tinggi dikuasai oleh J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi yang bergelar Tuan Temenggung Marhum Buntut (Kepala Negeri yang bertanggung jawab kepada Sultan Siak). Pada masa pemerintahannya di bandar ini terjadilah polemik dengan pihak Pemerintahan Kolonial Belanda yaitu Konteliur Van Huis mengenai perubahan nama negeri ini, dalam sepihak pemerintahan kolonial Belanda mengubah daerah ini menjadi Selatpanjang, namun tidak disetujui oleh J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi selaku pemangku daerah. Akhirnya berdasarkan kesepakatan bersama Negeri Makmur Tebing Tinggi berubah menjadi Negeri Makmur Bandar Tebingtinggi Selatpanjang. J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi mangkat pada tahun 1908.
Lambang Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti
Arti dan Makna
- Perisai dengan warna dasar hijau yang memiliki arti alam yang subur sebagai ketahanan pangan masyarakat Kabupaten kepulauan Meranti, dengan garis pinggir hitam dan kuning memiliki kekuatan dan kebesaran masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti dalam mempertahankan wilayahnya, serta lekukan di kanan dan kiri atas memiliki arti bentuk geografis wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti yang memiliki tanjung dan teluk.
- Bambu berwarna kuning memiliki arti semangat dan perjuangan masyarakat dalam pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti dengan 9 (Sembilan) Ruas Bambu menunjukan tahun 2009 sebagai tahun pengesahan Kabupaten Kepulauan Meranti.
- Pohon sagu memiliki arti salah satu sumber kekuatan pangan dan perekonomian masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti dengan jumlah pohon sebanyak 1 (satu) batang dan pelepah yang berjumlah 16 (enam belas) buah menunjukan tanggal 16 Januari yang merupakan tanggal dan bulan pengesahan Kabupaten Kepulauan Meranti.
- Daun sirih, Urat-urat pada daun sirih dan setangkai buah pinang berwarna orange memiliki arti sifat dan ciri masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti yang selalu hidup dalam tuntunan agama, rukun dan menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat dan budaya, ramah tamah dan terhormat serta selalu mengembangkan ilmu pengetahuan. 17 (Tujuh Belas) helai daun sirih, 45 (empat puluh lima), urat-urat pada daun sirih dan 8 (delapan) buah pinang merupakan tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
- Perahu Layar Berwarna Kuning dengan warna putih yang terkembang, melambangkan wilayah Kabupaten kepulauan Meranti Sebagai kawasan strategis yang menjadi sumber ekonomi masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti dengan letaknya yang berada pada jalur transportasi laut serta memiliki potensi sebagai kawasan niaga dengan posisinya sebagia tempat persinggahan atau daerah transit.
- Lima garis gelombang berwarna biru dan putih menunjukan jumlah sila yang terdapat dalam Panca Sila sebagai dasar Negara Republik Indonesia serta melambangkan masyarakat kabupaten kepulauan meranti yang berketuhanan, berkemanusiaan, bersatu, demokratis dan sejahtera.
- Tulisan Arab Melayu “Kepulauan Meranti” melambangkan penghormatan masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti terhadap ilmu pengetahuan dan sejarah.
- Pita berwarna merah bertulisan “KEPULAUAN MERANTI” berwarna putih melambangkan tekad dan kesiapan rohani dan jasmani masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti dalam menghadapi perubahan peradaban dan perkembangan zaman.
Kondisi Geografis
Secara geografis kabupaten Kepulauan Meranti berada pada koordinat antara sekitar 0° 42' 30" - 1° 28' 0" LU, dan 102° 12' 0" - 103° 10' 0" BT, dan terletak pada bagian pesisir timur pulau Sumatera, dengan pesisir pantai yang berbatasan dengan sejumlah negara tetangga dan masuk dalam daerah Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triagle) Indonesia - Malaysia - Singapore (IMS-GT ) dan secara tidak langsung sudah menjadi daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam - Tj. Balai Karimun. Dalam rangka memanfaatkan peluang dan keuntungan posisi geografis dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah perbatasan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura, maka wilayah kabupaten Kepulauan Meranti sangat potensial berfungsi sebagai Gerbang Lintas Batas Negara/Pintu Gerbang Internasional yang menghubungan dengan Riau daratan dengan negara tetangga melalui jalur laut, hal ini untuk melengkapi kota Dumai yang terlebih dahulu ditetapkan dan berfungsi sebagai kota Pusat Kegiatan Strategis Negara yaitu yang berfungsi sebagai beranda depan negara, pintu gerbang internasional, niaga dan industri.
Luas kabupaten Kepulauan Meranti : 3707,84 km², sedangkan luas kota Selatpanjang adalah 849,50 km².
Batas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti
Utara | Selat Malaka, Kabupaten Bengkalis |
Timur | Kabupaten Karimun,Provinsi Kepulauan Riau |
Selatan | Kabupaten Siak |
Barat | Kabupaten Bengkalis |
Topografi
Bentang alam kabupaten Kepulauan Meranti sebagian besar terdiri dari daratan rendah. Pada umumnya struktur tanah terdiri tanah alluvial dan grey humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah dan berhutan bakau (mangrove). Lahan semacam ini subur untuk mengembangkan pertanian,perkebunan dan perikanan. Daerah ini beriklim tropis dengan suhu udara antara 25° - 32° Celcius, dengan kelembaban dan curah hujan cukup tinggi. Musim hujan terjadi sekitar bulan September-Januari, dan musim kemarau terjadi sekitar bulan Februari hingga Agustus.
Kepulauan Meranti merupakan daerah yang terdiri dari dataran-dataran rendah, dengan ketinggian rata-rata sekitar 1-6,4 m di atas permukaan laut. Di daerah ini juga terdapat beberapa sungai dan tasik (danau) seperti sungai Suir di pulau Tebingtinggi, sungai Merbau, sungai Selat Akar di pulau Padang serta tasik Putri Pepuyu di Pulau Padang, tasik Nembus di pulau Tebingtinggi), tasik Air Putih dan tasik Penyagun di pulau Rangsang. Gugusan daerah kepulauan ini terdapat beberapa pulau besar seperti pulau Tebingtinggi (1.438,83 km²), pulau Rangsang (922,10 km²), pulau Padang dan Merbau (1.348,91 km²).
Demografi
Perkembangan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk sebagai Kabupaten termuda di Propinsi Riau, Kabupaten Kepulauan Meranti, selama kurun sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000 hingga tahun 2010 adalah sekitar 0,60 persen.
Berdasarkan hasil sensus penduduk (SP) Badan Pusat Statistik (BPS) Bengkalis, yang tinggal pada tahun 2000 berjumlah sekitar 166,1 ribu jiwa dan SP pada tahun 2010 ini jumlah penduduk meningkat sekitar 176,4 ribu jiwa,yang terdiri dari 90.577 laki-laki,dan 85.794 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk yang paling tinggi di kabupaten termuda ini adalah di Kecamatan Tebing Tinggi Barat dengan angka sekitar 1,58 persen atau dari 13,0 ribu jiwa pada SP tahun 2000 menjadi 15,2 ribu jiwa pada SP tahun 2010 tahun ini.
Sedangkan yang terendah adalah di Kecamatan Rangsang Barat, sekitar 0,12 persen atau hasil SP pada tahun 2000 berjumlah 24,6 ribu jiwa menjadi 24,9 ribu jiwa pada SP 2010. Laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Tebing Tinggi 0,56 persen atau dari jumlah penduduk SP tahun 2000 berjumlah sekitar 62,2 ribu jiwa menjadi 65,8 ribu jiwa pada SP tahun 2010, di Kecamatan Rangsang laju pertumbuhan penduduk sekitar 0,87 persen dari jumlah penduduk pada SP tahun 2000 berjumlah 24,2 ribu jiwa menjadi 26,4 ribu jiwa pada SP 2010 tahun ini, dan di Kecamatan Merbau laju pertumbuhan penduduknya tembus sekitar pada angka 0,47 persen atau dari jumlah penduduk 42,1 ribu jiwa pada SP 2000 lalu menjadi 44,1 ribu jiwa pada SP tahun 2010.
23,48 Persen Penduduk Tidak Menetap Berdasarkan hasil sensus penduduk (SP) BPS Kabupaten Bengkalis tahun 2010, jumlah penduduk yang tinggal di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan luas wilayah sekitar 3.760,13 Kilometer persegi, rata-rata kepadatan penduduk adalah sebanyak 47 jiwa per Kilometer persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya yaitu Kecamatan Rangsang Barat, sebanyak 97 jiwa per Kilometer persegi, diikuti Kecamatan Tebing Tinggi sekitar 66 jiwa per Kilometer persegi.
Sedangkan kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Tebing Tinggi Barat yakni 31 jiwa per Kilomter persegi. Sementara itu, dibandingkan dengan hasil pendataan yang terdaftar melalui catatan sipil setempat berjumlah sekitar 230 ribu jiwa dan pendataan melalui SP BPS tahun 2010 penduduk Kepulauan Meranti, bahwa hanya berjumlah 175 ribuan saja yang tinggal di daerah tersebut. Dapat dikatakan bahwa, setidaknya sekitar 23 persen lebih penduduk yang terdaftar di Kabupaten Kepulauan Meranti tidak menetap.
Dari data itu terdapat selisih besar dari 230 ribu jiwa menjadi 175 jiwa, penyusutan itu karna bahwa penduduk yang sudah tidak terdaftar di capil setempat tidak menetap di sana. Mungkin saja karena belajar dan bekerja di luar daerahnya dan warga ini masih tercatat di capilduk
Potensi dan Sumber Daya Alam
Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi sumber daya alam, baik sektor migas maupun Non Migas, di sektor Migas berupa minyak bumi dan gas alam, yang terdapat di daerah kawasan pulau Padang. Di kawasan ini telah beroperasi PT Kondur Petroleum S.A di daerah Kurau desa Lukit (Kecamatan Merbau), yang mampu produksi 8500 barel/hari. Di sektor Non MIgas kabupaten Kepulauan Meranti memiliki potensi beberapa jenis perkebunan seperti sagu dengan produksi 440.309 ton/tahun(2006), kelapa: 50.594,4 ton/tahun, karet: 17.470 ton/tahun, pinang: 1.720,4 ton/tahun, kopi: 1.685,25 ton/tahun. Hingga kini potensi perkebunan hanya diperdagangkan dalam bentuk bahan baku keluar daerah Riau dan belum dimaksimalkan menjadi industri hilir, sehingga belum membawa nilai tambah yang mendampak luas bagi kesejahteraan masyarakat lokal. Sementara di sektor kelautan dan perikanan dengan hasil tangkapan: 2.206,8 ton/tahun. Selain itu masih ada potensi dibidang kehutanan, industri pariwisata, potensi tambang dan energi.
Potensi Ekonomi
Perkebunan dan Industri Sagu
Luas area tanaman sagu di Kepulauan Meranti ( 44,657 Ha / 2006 )yaitu 2,98% luas tanaman sagu nasional.Perkebunan sagu di Meranti telah menjadi sumber penghasilan utama hampir 20% masyarakat Meranti.Tanaman sagu atau rumbia termasuk dalam jenis tanaman palmae tropical yang menghasilkan kanji (starch) dalam batang (steam). Sebatang pohan sagu siap panen dapat menghasilkan 180 – 400 kg tepung sagu kering. Tanaman sagu dewasa atau masak tebang (siap panen) berumur 8 sampai 12 tahun atau setinggi 3 – 5 meter. (Jong Foh Soon, Ph.D, PT National Timber Forest product) Produksi sagu (Tepung Sagu) di Kepulauan Meranti pertahun mencapai 440.339 Ton (tahun 2006). Produktivitas lahan tanaman sagu per tahun (kondisi eksisiting) dalam menghasilkan tepung sagu di Kepulauan Meranti mencapai 9,89 Ton/Ha.
Pada tahun 2006 di Kepulauan Meranti 440.000 ton lebih tepung sagu dihasilkan dari pabrik pengolahan sagu (kilang sagu). Tak didapat data pasti mengenai jumlah kilang dan kapasitas kilang pengolahan, namun diperkirakan terdapat 50 kilang sagu dengan mengunakan teknologi semi mekanis dan masih memanfaatkan sinar matahari untuk pengeringan (penjemuran). Terdapat dua kilang sagu yang telah beroperasi dan memproses sagu secara modern dengan kapasitas desain 6.000 dan 10.000 Ton tepung sagu kering per tahun.
No | Kecamatan | Produksi (Ton) |
---|---|---|
1 | Merbau | 169,766 |
2 | Rangsang | 10,656 |
3 | Rangsang Barat | - |
4 | Tebing Tinggi | 233,625 |
5 | Tebing Tinggi Barat | 26,262 |
Jumlah Total | 440,309 |
industri Pengolahan Arang Bakau
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan,jumlah lokasi dan kapasitas produksi perusahaan industri arang bakau adalah :
- 22 perusahaan berlokasi di Kecamatan Tebing Tinggi dengan kapasitas produksi 2.710/ton.
- 14 perusahaan berlokasi di Kecamatan Rangsang dengan kapasitas produksi 1.540/ton
- 11 perusahaan berlokasi di Kecamatan Merbau dengan kapasitas produksi 1.300/ton
Terus menipisnya kawasan area hutan bakau menjadi menjadi perhatian serius pemerintah karena disamping adalah menyangkut mata pencaharian masyarakat setempat untuk dimanfaat sebagai industri pabrik arang disisi lain juga menyangkut kerusakan ekosistem mangrove itu sendiri apabila terus di eksplotasi,hal ini di karena maraknya pengelolaan hutan bakau secara liar, menyebabkan kawasan hutan bakau terus menyempit setiap tahunnya.
Kerusaknya hutan bakau yang menjadi penyangga kawasan pantai menyebabkan terjadi abrasi di kawasan Kepulauan Meranti yang terjadi sepanjang tahun,terutama di kawasan barat dan utara pesisir pantai pulau rangsang,padang,dan merbau dan pesisir pantai kota Selatpanjang. abrasi yang bermuara dari rusaknya kawasan hutan bakau di pantai tidak hanya merusak tekstur pantai. Di sisi lain, dengan rusaknya kawasan hutan bakau, turut berdampak buruk pada eskosistem perairan pantai. Biota-biota pantai yang dulunya banyak ditemukan dan dijadikan sebagai sumber penghidupan masyarakat pantai, secara perlahan ikut musnah. Rusaknya eksositem ini menyebabkan terputusnya mata rantai makanan biota pantai yang kemudian menyebabkan matinya sejumlah biota pantai seperti udang dan ikan-ikan
Perdagangan
Survei potensi industri dan perdagangan pada sektor industri mikro kecil terakhir kali dilakukan pada kabupaten yang memiliki empat pulau besar itu yakni Pulau Padang, Pulau Merbau, Pulau Rangsang, dan Pulau Tebing Tinggi menyebutkan industri rumah tangga hampir merata terdapat disetiap kecamatan.
Sebagian besar industri rumah tangga itu terdapat di Kecamatan Tebing Tinggi dengan jumlah 234 unit usaha, kemudian disusul Kecamtan Rangsang Barat 114 unit usaha, Kecamatan Rangsang 109 unit usaha, Kecamatan Merbau 38 unit usaha dan Kecamatan Tebing Tinggi Barat 37 unit usaha
Usaha yang digeluti itu antara lain anyaman tikar pandan, atap rumbia, pembuatan tempe, makanan ringan, arang, perabotan rumah tangga, batu bata, batako, pembuatan perahu/sampan, kopra, tepung sagu, mie sagu, sagu rendang, dan kopi.
Sebagian produk dari industri rumah tangga itu juga dipasarkan ke luar daerah, seperti Batam, Cirebon bahkan sampai ke negeri jiran Malaysia dan Singapore dalam bentuk industri hulu.
Perikanan
Masyarakat Kepulauan Meranti,khususnya daerah pesisir pantai Pulau Rangsang memiliki ketergantungan tinggi terharap produk produk perikanan hal itu sebagai produk yang diperdagangkan lokal sebagai sumber pemasukan pendapatan bagi masyarakat setempat.Setidaknya terdapat 47 spesies ikan yang telah dikenal sebagai ikan tangkapan masyarakat.Diantara ikan spesies yang dikenal ditangkapan masyarakat juga merupakan ikan komsumsi yang dikenal luas dan diperdagangan di restoran-restoran besar baik di Riau maupun Luar Riau,antara lainBaung,Patin,Selais dan Toman.Ikan ikan tersebut sangat potensial untuk dibudidaya sebagai alternatif mata pencaharian masyarakat Meranti khususnya masyarakat Pulau Rangsang.
Budidaya Sarang Burung Walet
Sejak awal keberadaannya budidaya sarang burung walet menjadi primadona bagi masyarat Kabupaten Meranti,terutama daerah kawasan Kota Selatpanjang.Dalam Jangka 10 tahun dari tahun 2000 sampai sekarang telah menjamur ratusan penangkaran burung walet.hal tersebut dikarena permintaan komoditas sarang burung walet sangat tinggi.Dari tempat ini sarang burung walet diekspor ke Singapore dan Hongkong(China).Ditempat ini harga sarang burung walet untuk kualitas terbaik bisa mencapai 20 juta per kg,walaupun disinyalir pola perdagangan melalui Black Market.Pedagang atau perantara biasa mendatangi langsung ke lokasi lokasi produsen sarang walet dan perkilonya dihargai cuma 9 - 12 juta per kg,Nilai itu jauh berbeda bila sarang burung walet dikelolah sendiri dan dijual langsung ke pusat perdagangan yang ada di Singapore dan Hongkong.
Tempat atau rumah penangkaran burung walet di daerah kawasan kota Selatpanjang,pada umumnya dimiliki oleh masyarakat yang dimiliki kemampuan finansial yang mapan,karena untuk membangun satu rumah biasa(kayu) perlu dana sekitar 100 juta untuk ukuran 5x10x12 m.Biaya sebesar itu untuk komponen: Upah borongan tenaga kerja sekitar 25 juta,bahan baku kayu 17 juta, dan sisanya untuk perangkat budidaya itu sendiri.Pemelihara rumah walet tidak terlalu sulit kecuali pada saat awal dengan memasang perangkap suara buatan dan membuat sumber makanan walet dari nanas yan mulai membusuk.
Potensi Wisata
Perayaan Imlek/Chinese New Year di Selatpanjang
Imlek merupakan ajang promosi spektakuler wisata budaya unggulan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti,seperti hal terjadi di Bagansiapiapi - Rokan Hilir, yang mempunyai upacara adat Bakar Tongkang yang mampu mendatangkan turis lokal maupun internasional sebagai ajang promosi memperkenalkan daerah, produk multiusaha, seni budaya, aneka menu makanan, serta hiburan multietnis Indonesia.
Imlek tak ubahnya seperti tahun baru masehi atau tahun baru Hijriah bagi umat islam. Imlek adalah Tahun Baru Cina. Pada umumnya, yang banyak merayakan Imlek adalah warga Tionghoa. Namun bagi umat lain yang beraliran sama juga bisa merayakan Hari Raya Imlek.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat lebih mempromosikan kecintaan masyarakat akan khasanah pluralitas seni dan budaya yang ada di masyarakat. Di Daerah sinilah keunikan acara perayaan Imlek, dimana berbagai macam suku bangsa dan agama dapat berbaur, sehingga kerukunan umat beragama di Meranti, terutama di Kota Selatpanjang, selalu terjaga dengan baik.Perayaan biasanya dirayakan pada bulan Januari atau Februari.
Wisata Bahari Pesisir Pantai Pulau Rangsang
Wisata bahari pantai pesisir Pulau rangsang menjadi alternatif ekowisata Kabupaten Meranti,didaerah ini terdapat perkampungan desa nelayan,tambak dan hamparan pantai yang tercampur lumpur dan pasir,pesisir sepanjang pantai utara Pulau Rangsang berbatasan langsung dengan Selat Malaka.luasan pantai ini berubah-ubah karena terpengaruh pasang surut laut.
Tasik Nambus/Nambus Lake
Berlokasi di Desa Tanjung,pulau Tebing Tinggi, kira-kira 30 menit dengan menggunakan jalan darat dari pelabuhan Selat Panjang. Tasik Nambus dikelilingi hutan lindung, selama bulan syafar masyarakat setempat melakukan pemandian di danau ini.
Tasik Air Putih/Air Putih Lake
Satu-satunya tasik terlebar di kabupaten Kepulauan Meranti yaitu 800 meter yang terletak di Pulau Rangsang sebelah selatan Kota Selatpanjang. Tasik ini dapat dicapai melalui Desa Teluk Samak dan Desa Tanjung Samak yang merupakan ibukota Kecamatan Rangsang. Di sepanjang tepi tasik ditumbuhi oleh pohon palem merah menjadikan fenomena keunikan yang tidak dijumpai di tasik lain. Selain itu, terdapat juga pulau yang berada di tengah tasik yang menjadikan nilai tambah.
Tasik Putri Pepuyu/Putri Pepuyu Lake
Berlokasi Desa Tanjung Padang / Pulau Padang Kecamatan Merbau, merupakan daerah ditengah hutan lindung yang belum banyak disentuh oleh manusia sehingga belum ada kerusakan dan perubahan. Tasik Putri Pepuyu terkenal denga legenda tentang cinta Raja Terubuk dan Putri Pepuyu yang tidak kesampaian. Tasik Putri Pepuyu mempunyai potensi wisata seperti berkemah, berperahu dan lain-lain
Pulau Legenda Dedap Durhaka/Dedap Durhaka Legend Island
Pulau Legenda Dedap Durhaka, berlokasi di Selat Bengkalis, Kecamatan Merbau, pulau yang mempunyai legenda sama seperti legenda Malin Kundang di Padang/Sumatera Barat, kisah seorang anak lelaki Melayu yang telah merantau kaya raya yang bernama Dedap yang durhaka kepada ibunya dan dikutuk. Di pulau ini terdapat pohon mempelam (mangga) yang mana buah bagian atasnya manis rasanya dan bagian bawah asam rasanya dan terdapat sepasang kera sebagai penunggu pulau ini.
Pemerintahan
Drs H. Syamsuar, M.Si., adalah Pelaksanaan Tugas (Plt)Bupati Kepulauan Meranti yang dilantik pada hari Selasa, 26 Mei 2009, oleh Mendagri Mardiyanto di Jakarta.[1] Selanjutnya berdasarkan hasil Pilkada yang dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2010 terpilih pasangan Drs. Irwan Nasir, M.Si., dan Drs. Masrul Kasmy, M.Si., sebagai bupati dan wakil bupati terpilih sekaligus Bupati dan Wakil Bupati Pertama di Kabupaten Meranti yang kemudian dilantik pada hari Jum'at, 30 Juli 2010 oleh Gubernur Riau, H. Rusli Zainal atas nama Mendagri di Selatpanjang. Sebagai pemimpin baru kabupaten Kepulauan Meranti periode 2010-2015 dengan meraih 28.086 suara atau 32,96 persen dari suara sah dalam Pilkada Kabupaten Kepulauan Meranti yang diikuti 5 pasangan calon Bupati/ Wakil Bupati.
Pembagian Administratif
Secara administratif, Kabupaten Kepulauan Meranti terdiri dari 5 kecamatan dan 78 desa/ kelurahan, yaitu: Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki 9 kecamatan, 5 kelurahan dan 96 desa (dari total 166 kecamatan, 268 kelurahan dan 1.591 desa di seluruh Riau). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 206.611 jiwa dengan luas wilayahnya 3.707,84 km² dan sebaran penduduk 56 jiwa/km².[2][3]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kepulauan Meranti, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
14.10.05 | Merbau | 1 | 9 | Desa | |
Kelurahan | |||||
14.10.06 | Pulau Merbau | 11 | Desa | ||
14.10.03 | Rangsang | 14 | Desa | ||
14.10.02 | Rangsang Barat | 12 | Desa | ||
14.10.09 | Rangsang Pesisir | 11 | Desa | ||
14.10.08 | Tasik Putri Puyu | 10 | Desa | ||
14.10.01 | Tebing Tinggi | 4 | 5 | Desa | |
Kelurahan | |||||
14.10.04 | Tebing Tinggi Barat | 14 | Desa | ||
14.10.07 | Tebing Tinggi Timur | 10 | Desa | ||
TOTAL | 5 | 96 |
Dalam wacana kedepan masih ada 4 kecamatan dalam tahap pemekaran yaitu Kecamatan Merbau Utara, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kecamatan Tebing Tinggi Tengah dan Ransang Tengah.
Rujukan
- ^ www.bengkalis.go.id Mendagri Lantik Syamsuar Plt.Bupati Meranti
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.