Palu perang adalah senjata perang yang menyerupai palu dan berasal dari akhir Abad Pertengahan. Palu perang digunakan untuk pertempuran jarak dekat. Palu perang terdiri dari pegangan palu dan kepala palu. Panjang pegangannya bervariasi, yang terpanjang bisa sepanjang halberd, dan yang terpendek sekitar sepanjang gada. Palu perang yang panjang berguna untuk melawan penunggang kuda, mirip dengan senjata galah, sedangkan palu perang pendek digunakan dalam pertempuran jarak dekat atau oleh penunggang kuda. Pada perkembangan selanjutnya, palu perang seringkali memiliki duri pada bagian belakang kepala palunya, duri tersebut membuat palu perang menjadi senjata yang serbaguna.

Palu perang.
Ksatria dengan palu perang (lukisan oleh Paolo Uccello)

Palu perang berkembang seiring semakin tebalnya lapisan logam pada baju zirah dalam pertempuran-pertempuran pada akhir Abad Pertengahan , sekitar abad keempat belas dan kelima belas Masehi. Permukaan baju zirah pada masa itu sudah sama tebal dengan ujung mata pedang, sehingga mata pedang kadang memantul jika menyerang baju zirah. Pedang, atau mata kapak perang, seringkali hanya menimbulkan hentakan atau dorongan pada baju zirah, terutama jika menyerang bagian lekukan helm. Dengan menggunakan palu perang, kekuatan hentakan yang ditimbulkan bisa jauh lebih besar.

Palu perang, khususnya palu perang panjang, bisa menimbulkan cedera tanpa menembus baju zirah. Palu perang menyalurkan tubrukan yang kuat bahkan pada helm yang sangat tebal dan dapat menyebabkan geger otak. Sementara duri atau mata pisau pada palu perang dapat digunakan untuk menyerang bagian baju zirah yang agak tipis. Ujung duri tersebut juga dapat digunakan untuk menarik baju zirah, tali kekang, atau perisai musuh, atau dapat langsung diarahkan untuk merusakkan baju zirah lawan. Melawan penunggang kuda, palu perang dapat diarahkan pada kaki kuda supaya penungangnya jatuh dan lebih mudah diserang.

Pranala luar