Gada
Gada (Bahasa sansekerta: गदा gadā, Kannada: ಗದೆ, Telugu: గద, Tamil: gadai, Melayu: gedak, Tagalog Lama: batuta) adalah semacam martil atau cokmar tumpul yang berasal dari India. Terbuat dari kayu atau logam, gada pada dasarnya adalah kepala bundar yang dipasang pada sebuah batang, dengan duri di atasnya. Di luar India, gada juga diadopsi sebagai senjata di Asia Tenggara, dimana gada digunakan dalam seni bela diri silat.
Gada adalah senjata utama Dewa Hanoman. Terkenal akan kekuatannya, Hanoman disembah oleh pegulat di anak benua India dan Asia Tenggara. Wisnu juga membawa gada bernama Kaumodaki pada salah satu tangannya. Dalam Mahabharata, Bima, Duryodana, Jarasanda dan beberapa orang lainnya dikatakan sebagai ahli gada.
Alat Olahraga
suntingGada adalah salah satu peralatan olahraga tradisional dalam budaya Hindu, dan umum dijumpai di akhara India utara. Gada dengan berbagai bobot dan panjang digunakan tergantung pada kekuatan dan tingkat keterampilan. Diyakini bahwa gada milik Dewa Hanoman adalah gada terbesar di antara semua gada di dunia. Untuk pelatihan, satu atau dua gada kayu (mudgar) diayunkan ke belakang dengan beberapa cara berbeda dan sangat berguna untuk membangun kekuatan cengkeraman dan daya tahan bahu. The Great Gama, pegulat India, dikenal dengan penggunaan gadanya. Pemenang lomba gulat kushti sering diberi hadiah berupa gada.
Chi'ishi, alat latihan karate dan cara pelatihannya terinspirasi dari gada dan mudgar. Penggunaan martil perang juga terinspirasi dari gada.[1]
Di Asia Tenggara
suntingGada juga telah diadopsi ke dalam silat di Dunia Melayu. Di Indonesia kata "gada" juga sering digunakan untuk merujuk pada senjata tubrukan lain yang tidak hanya berupa pentungan sederhana, seperti mace, morning star, dan flail Eropa. Akan tetapi, beberapa etnis di Indonesia punya versi gada tradisional mereka sendiri. Gada tradisional Indonesia biasanya bentuknya lebih menyerupai pentungan meel dari Persia daripada gada India. Ini karena besi yang digunakan untuk membuat gada, disebut besi khurasani, diimpor dari daerah Khorasan. Gada lokal juga kadang-kadang dilapisi logam yang disebut besi kuning, yang dipercaya memiliki kekuatan magis.[2]
Referensi
sunting- ^ "Club History". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-07. Diakses tanggal 2020-06-13.
- ^ Wiyono, Al Sugeng (2001). Tosan aji: jimat ngucap, pusaka kandha : refleksi jati diri. BP Kedaulatan Rakyat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-27. Diakses tanggal 2020-06-15.