Ini adalah artikel yang memenuhi kriteria penghapusan cepat, tetapi tidak ada alasan yang diberikan untuk memenuhinya.Pastikan bahwa alasan Anda telah memenuhi salah satu syarat KPC. Ganti tag dengan {{db|1=alasan Anda}}. NA
Jika artikel ini tidak memenuhi syarat KPC, atau Anda ingin memperbaikinya, silakan hapus pemberitahuan ini, tetapi tidak dibenarkan menghapus pemberitahuan ini dari halaman yang Anda buat sendiri. Jika Anda membuat halaman ini tetapi Anda tidak setuju, Anda boleh mengeklik tombol di bawah ini dan menjelaskan mengapa Anda tidak setuju halaman itu dihapus. Silakan kunjungi halaman pembicaraan untuk memeriksa jika sudah menerima tanggapan pesan Anda.
Ingat bahwa artikel ini dapat dihapus kapan saja jika sudah tidak diragukan lagi memenuhi kriteria penghapusan cepat, atau penjelasan dikirim ke halaman pembicaraan Anda tidak cukup meyakinkan kami.
Makau adalah satu-satunya kota di Cina yang diperbolehkan mempunyai kasino. Kasino di Makau merupakan atraksi wisata yang mengundang kedatangan para pejudi dari Hong Kong dan negara Asia lainnya.
Bagaikan sutra dibelah tujuh, demikian batas antara impian surga dan bujukan neraka muncul di Makau. Meski punya banyak gereja, orang Eropa mengenal Makau sebagai 'Las Vegas di timur', sedangkan orang Amerika memberi julukan 'Monako dari timur'. Mana yang lebih tepat?
Kawasan seluas 6 mil persegi, berpenduduk setengah juta jiwa di pojok tenggara daratan Cina tersebut merupakan kota kuno, dibangun pada abad XV. Makau mempunyai gereja lebih banyak dari Vatikan, tempat Sri Paus yang sekaligus Uskup Roma, bertahta. Di masa lalu, kekuasaan Uskup Makau sangat luas. Seluruh wilayah misi dari Goa di Pantai Barat India sampai Maluku di Indonesia bagian timur dan ke utara hingga Nagasaki, Jepang.
Namun, selain dekat 'surga' berkat warisan suasana religius seperti di atas, orang Eropa mengenal Makau sebagai 'Las Vegas di timur' sementara orang Amerika memberi julukan 'Monako dari timur'.
Gabriella, gadis peranakan Portugal-Tionghoa menukas, "Sama saja, Las Vegas, Monako, Makau adalah kota judi, jadi semuanya pasti dekat neraka. Di sini malah bukan hanya kasino model Eropa, tetapi juga tersedia gedung khusus judi Tionghoa, fantan, sik-po, pai-kao, dan mahyong."
Perjudian yang dilegalisasi, setiap tahunnya mengundang lebih dari empat juta pengunjung. Sebagian besar (75 persen) warga Hong Kong, selebihnya pejudi dari Singapura dan Indonesia, yang di negaranya perjudian dilarang. Saya maklum, judi adalah warisan masa lalu, semasa Makau masih koloni Portugal dengan dibalut istilah, provinsi seberang laut. Namun, bukankah Cina komunis sejak tahun 1985 menguasai Makau?
"Sudahlah, komunis Cina atau kolonialis Portugal ternyata punya pandangan sama. Seperti kata Deng Xiaoping, tikus hitam atau merah sama, sama-sama senang mencuri uang," jawab Gabriella.
Adu banteng, kesenangan orang Portugal, memang telah dilarang. Namun, The Macao Grand Prix, balap mobil Formula selalu digelar setiap akhir bulan November dilengkapi balapan motor. Setiap akhir pekan, ribuan orang berjudi di arena balapan anjing. Sementara itu, setiap malam, selain empat kasino, tersedia puluhan hiburan malam dengan aneka tontonan seronok.
Warisan Dewi A-Ma
Selain mencari hiburan malam, banyak wisatawan datang karena terpesona warisan sejarah Makau. Kuil paling kuno tempat Dewi A-Ma dipuja terletak di dekat pelabuhan. Kuil tersebut dibikin tahun 600 oleh Dinasti Ming.
Di kuil ini pula, tahun 1557 Kaisar Cina menyerahkan Makau kepada Portugal. Masyarakat setempat memberi nama Ma Kok Miu, artinya Kuil Ma. Kemudian pendatang Cina menyebutnya A Ma Gao dengan makna, Teluk A Ma. Orang Portugal yang kemudian menguasai wilayah tersebut menyebutnya Macau.
Warisan masa lalu yang lain adalah Leal Senado (tanda kesetiaan), terletak di tengah kota. Istilah kesetiaan disahkan pada 13 Mei 1809 oleh Raja Portugal John VI. Sebutan tersebut lahir karena warga setempat tetap setia dan masih terus mengibarkan bendera Portugal ketika Spanyol merebut (sementara) tahta Portugal. Namun, kunjungan ke bekas rumah Dr. Sun Yat Sen yang sekarang dijadikan museum paling menarik. Dia bapak bangsa Cina modern yang sangat dihormati, baik oleh pemerintah Beijing maupun Taipei. Dr. Sun lahir di Dusun Cuiheng di seberang perbatasan, kemudian menetap di Makau ketika bekerja di RS Kiang Vu sambil merumuskan pemikiran revolusionernya untuk membangun Cina.
Mengapa bangunan baru? Dengan tangkas Gabriella menjelaskan, "Menjelang perang melawan Jepang, rumah Dr. Sun dijadikan gudang peluru. Tahun 1930 terjadi ledakan yang menghancurkan seluruh bangunan. Terpaksa, dibikin rumah baru dengan mengacu gambar lama."
Pengalaman kehancuran juga menimpa Katedral Santo Paul, yang dilukiskan sebagai gereja Katolik paling indah se-Asia. Tahun 1601 gereja tersebut terbakar. Tahun berikutnya, di tempat sama dibangun gereja baru yang jauh lebih indah.
Tahun 1835, percikan api dari dapur membakar habis semuanya, termasuk perpustakan dengan koleksi ribuan buku kuno. Sekarang, yang tersisa hanya sebuah dinding eks katedral, secuil kenangan atas semua keindahan tempo dulu.
Relik St Francis Xaverius
Antara kedekatan ke surga dan ajakan ke neraka, Makau punya beragam pesona. Yang paling mengesankan gereja sekaligus seminari St Joseph yang dibangun tahun 1746.
Dulu di sini tersimpan relik (peninggalan) St Fransiscus Xaverius. Relik tersebut sekarang dipindahkan ke Kapel St Francis di Pulau Coloane, di depan pelabuhan. Meski kecil, bangunan kapel di sana indah sekali karena dulunya sisa dari reruntuhan bekas kebakaran di Katedral St Paul.
Letak Makau yang strategis menjadikan kota ini memiliki posisi penting. Ketika Kaisar Cina di awal abad XVIII melarang datang pedagang asing, kapal-kapal Eropa harus singgah di Makau, sebagai satu-satunya pintu masuk ke daratan Cina. Tentu saja, status monopoli tersebut memacu tumbuhnya perekonomian setempat.
Dengan ceria Gabriella menjelaskan, "Makau punya kaitan dengan Indonesia. Tahun 1622 armada VOC berangkat dari Batavia (kini Jakarta) menyerbu Makau." Dalam pertempuran sengit, tentara Portugal yang mempertahankan Makau sudah hampir menyerah. Entah kebetulan atau memang dia bekas tentara, seorang pastor Jesuit, Jeronimo Kho, menyulut meriam. Tembakannya tepat sasaran dan menewaskan laksamana Belanda yang memimpin penyerbuan. "Sejak itu, armada Belanda tidak pernah berani mengganggu Makau.
Referensi
^As reflected in the Chinese text of the Macau emblem, the text of the Macao Basic Law, and the Macao Government Website, the full name of the territory is the Macao Special Administrative Region of the People's Republic of China. Although the convention of "Macao Special Administrative Region" and "Macau" can also be used.