Kekristenan di Nusa Tenggara Timur

artikel daftar Wikimedia

Sejak awal, Indonesia yang dikenal dengan Nusantara merupakan tujuan bagi para pedagang dari berbagai belahan dunia. Oleh karena kekayaan sumber daya alam terkhususnya rempah-rempah menjadi komoditi yang paling diminati oleh pedagang asing. Dengan adanya jalur perdagangan ini juga yang membawa agama-agama besar dunia masuk ke nusantara. Hindu dan Budha dari India, Kekristenan dari Palestina yang kemudian berkembang ke benua Eropa dan dibawa oleh orang Eropa ke semua daerah jajahan mereka maupun daerah persinggahan mereka.

Kekristenan masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan yang dibawa oleh bangsa Eropa yang datang mencari rempah-rempah. Mereka datang dalam beberapa tahap dan akhirnya hamper setiap daerah di Indonesia pernah mereka datangi. Namun hanya sebagian saja yang dapat mereka kuasai atau mereka jadikan pusat kegiatan.

Nusa Tenggara Timur yang biasa dikenal dengan bumi Flobamor yang meruapakan singkatan dari nama pulau-pulau besar yang merangkai Propinsi tersebut yaitu Flores, Sumba, Timor dan Alor di samping itu banyak pulau-pulau lain yang berada di dalamnya. Nusa Tenggara Timur memiliki beberapa sub etnis di dalamnya yang berbeda bahasa maupun adat-istiadatnya. Sub etnis itu antara lain:[1]

  • Suku Dawan, di pulau Timor
  • Suku Belu, di baian selatan dekat perbatasan Timor Leste
  • Suku Marae, dekat perbatasan Timor Leste
  • Suku Kari, dekat perbatasan Timor Leste
  • Suku Kemak dekat perbatasan dengan Timor Leste
  • Suku Helong, di sekitar kota Kupang dan pulau Semau
  • Suku Rote di pulau Rote
  • Suku Sabtu di pulau Sabu
  • Suku Alor di pulau Alor
  • Suku Flores di pulau Flores
  • Suku Suma di pulau Sumba

Kekristenan di Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah kisah perjalanan panjang oleh para Misionaris yang datang ke Nusantara. Orang Belanda mendarat pertama di tanah Timor pada tahun 1613[2] kemudian raja Kupang pada waktu itu akhirnya menjadi Kristen dan memberikan tanah kepada Belanda. Satu tahun kemudian datanglah seorang Pendeta pertama di Tanah Timor yang bernama M.van den Broeck. Pelayanan yang beliau lakukan hanya sebatas bennteng Kupang dan sekitarnya. Lama kemudian setelah kedatangan pendeta pertama yaitu tahun 1970 datanglah seorang pendeta yang ernama Keyserskind, namun tidak alama kemudian beliau meninggal.

Rujukan

  1. ^ (Indonesia)[Lembaga Penelitian dan Studi Dewan Gereja-Gereja di Indonesia, 1989]
  2. ^ (Indonesia)[Sejarah Apostolat di Indonesia, J.L.Ch. Abineno, Gunung Mulia, 1978]