Babad Giyanti adalah sebuah syair dalam bentuk tembang macapat yang dikarang oleh Yasadipura tentang sejarah pembagian Jawa pada tahun 1755.

Isi

Sesudah keraton dipindahkan ke Surakarta dari Kartasura karena dibakar oleh orang Tionghoa, maka Pangeran Mangkubumipun keluar dari keraton dan marah sampai memberontak. Sebab tanah bengkoknya dikurangi banyak sekali. Maka berperanglah beliau melawan keraton Surakarta. Selama peperangan ini beliau dibantu oleh banyak pangeran dan bangsawan lainnya, antara lain Pangeran Samber-Nyawa (Mangkunegara I). Lalu Pangeran Samber Nyawa dibuat panglima perang.

 
Naskah Perjanjian Giyanti 1755

Dalam peperangan ini, Pangeran Mangkubumi menaklukkan daerah-daerah di sebelah barat Surakarta, di daerah Mataram. Selanjutnya Pangeran Samber Nyawa malahan bentrok dengan Pangeran Mangkubumi. Akhirnya orang kompeni menengahi, Pangeran Mangkubumi boleh menjadi raja sendiri; sultan Hamengkubuwana I di kota baru yang dinamakan Yogyakarta dan Pangeran Samber Nyawa tetap tinggal di Surakarta dan menjadi Pangeran Mangkunegara I.

Perang ini selesai pada masa pemerintahan susuhunan Pakubuwana III.


Kembali ke: