Sindrom Cushing
Sindrom Cushing adalah sindrom yang disebabkan berbagai hal yang berakibat pada berlebihnya rasio serum hormon kortisol. Nama penyakit ini diambil dari Harvey Cushing, seorang ahli bedah yang pertama kali mengidentifikasikan penyakit ini pada tahun 1912.
Penyakit ini timbul ketika kelenjar adrenal pada tubuh terlalu banyak memproduksi hormon kortisol. Hal ini dapat disebabkan oleh konsumsi obat yang mengandung kortikosteroid seperti medroksiprogesteron asetat[1][2] yang biasa digunakan untuk berbagai pengobatan penyakit yang akut, atau konsumsi bahan kontrasepsi yang mengandung estrogen seperti mestranol,[3] atau menjalani adrenalektomi[4] yang biasanya mengakibatkan terjadinya adenoma pada kelenjar hipofisis.[5]
Gejala sindrom Cushing antara lain:
- berat badan naik, terutama di sekitar perut dan punggung bagian atas;
- kelelahan yang berlebihan;
- otot terasa lemah;
- muka membundar (moon face);
- edema (pembengkakan) kaki;
- tanda merah/pink pada kulit bagian paha, pantat, dan perut;
- depresi;
- periode menstruasi pada wanita yang tidak teratur;
Lihat pula
Rujukan
- ^ (Inggris)"Medroxyprogesterone induced Cushing's syndrome". Department of Endocrinology, Royal North Shore Hospital; Learoyd D, McElduff A. Diakses tanggal 2011-04-20.
- ^ (Inggris)"The Cushing syndrome induced by medroxyprogesterone acetate". Toronto General Hospital; Siminoski K, Goss P, Drucker DJ. Diakses tanggal 2011-04-20.
- ^ (Inggris)"The effect of oral contraceptives on cortisol metabolism". C. W. Burke. Diakses tanggal 2011-04-20.
- ^ (Inggris)"ACTH-producing pituitary tumors following adrenalectomy for Cushing's syndrome". NELSON DH, MEAKIN JW, THORN GW. Diakses tanggal 2011-04-20.
- ^ (Inggris)"The prevalence of pituitary adenomas: a systematic review". Department of Medicine, University of Toronto and Mount Sinai Hospital; Ezzat S, Asa SL, Couldwell WT, Barr CE, Dodge WE, Vance ML, McCutcheon IE. Diakses tanggal 2011-04-20.