Konsili Lateran IV
konsili ini merupakan konsili terpenting dari semua konsili Lateran.[1] Gereja menyerap ide-ide dari Paus Innocentius, hanya dalam waktu tiga hari, siding tersebut dapat menghasilkan ratusan dekrit.[2] Sumbangsi Paus Innocentius III dapat terlihat dari beberapa hasil Konsili Lateran IV yang di antaranya:[2]
1. Setiap orang harus mengaku segala dosanya pada imam, kurang lebih satu kali dalam setahun sehingga persiapan untuk mengikuti sakramen Ekaristi pada perayaan paskah.[2] Jika tidak mengambil bagian dalam Ekaristi dengan alasan tertentu, maka ia dilarang masuk di dalam Gereja dan ketika ia mati, gereja tidak akan mengambil bagian dalam pemakamannya.[2] Begitupun dengan para imam diberikan mandat untuk tidak membuka “materai pengakuan dosa” dan jika hal ini dilanggar, maka imam dipecat dan dihukum untuk menebus dosanya di biara untuk seumur hidupnya.[2]
2. Doktrin Transubstansi(doktrin bahwa substansi roti dan angggur berubah menjadi substansi tubuh dan darah Kristus) dengan resmi menjadi bagian dari Gereja.[2] Gereja memandang bahwa komuni sangatlah penting untuk memperoleh keselamatan. Kesempatan inilah yang digunakan untuk berhubungan langsung dengan tubuh dan darah Kristus, para imam memegang peran penting dalam otoritas Gereja.[2]
3. Ia pun memberlakukan peraturan bahwa setiap katedral harus memiliki guru teologi.[2] Hal ini diberlakukan dengan maksud agar dapat memberikan penjelasan kepada para imam mengenai berbagai masalah yang menyangkut ketidaktahuan imam.[2]
4. Konsili juga mengatur langkah untuk menghukum orang-orang sesat dan menyita harta mereka. Para pejabat yang melindungi para penyesat akan mendapat ekskomunikasi di dalam masyarakat.[2] Beberapa kaum Albigens, kaum yang berpegang pada kepercayaan Gnostik dan Manikheisme, dan kaum Waldens, kaum yang menolak Katolisisme Roma dan berkeinginan kembali pada kesederhanaan Alkitab, dikutuk oleh Gereja.[2]