Tekan untuk bicara (bahasa inggris: push to talk) adalah teknologi yang ada di dalam telepon seluler beroperasi layaknya walkie-talkie dan berada di dalam jaringan seluler. Komunikasi yang terjalin dua arah, terjadi pada waktu yang sesungguhnya, bersifat one-to-one (satu orang kepada satu orang) atau one-to many (satu orang pada banyak orang) komunikator. Komunikasinya bersifat ''half-duplex'', layaknya walkie talkie, seorang pengguna tidak dapat berbicara dan mendengar (mengirim atau menerima informasi) percakapan, apabila lawan bicaranya sedang mengirim informasi atau berbicara. Hal ini berarti kedua belah pihak tidak dapat berbicara di waktu yang bersamaan (yang satu berbicara dan yang lainnya mendengarkan). Maka dari itu, tekan untuk berbicara juga disebut radio dua arah karena beroperasi seperti radio walkie-talkie. Fitur ini tidak seperti sistem ''full-duplex'' yang ada di dalam komunikasi seluler GSM, dimana kedua pembicara atau banyak pembicara dapat berbicara secara bersamaan.

Telepon seluler pada masa sekarang ini telah banyak memberikan tekonologi yang baru, satu diantaranya adalah teknologi tekan untuk berbicara. Namun di Indonesia, teknologi ini belum banyak diadaptasi. Bisa dibilang teknologi ini tidak dipakai.

Sinyal suara percakapan pengguna dikirimkan sebagai paket data melalui jaringan GPRS (IP). Sehingga IP digunakan sebagai pengangkut data atau alat yang mengangkut komunikasi ini. Karena sekarang ini sudah ada fitur 3G dan 3,5G, maka pengiriman data bisa dilakukan lebih cepat dan efisien. Alat yang digunakan dalam fitur ini adalah sebuah tombol yang dapat mengubah telepon seluler sebagai pesawat penerima menjadi pesawat pengirim sinyal dan berlaku sebaliknya.

Cara kerja

Supaya teknologi ini bekerja, awalnya provider yang digunakan harus menyediakan jasa telephone conference, yaitu pembicara dapat mempunyai lawan bicara lebih dari satu orang. Cara penggunaan dari sistem ini yaitu user yang berbicara harus menekan tombol sewaktu ia hendak mengirimkan informasi kepada grup atau lawan bicarannya dan melepas tombol tersebut saat sudah selesai berbicara. Saat tombol tidak ditekan, berarti seluler tersebut berfungsi sebagai pesawat penerima informasi dari grup conference dimana ia tergabung. Pada dasarnya, tekan untuk berbicara bekerja layaknya walkie-talkie, hanya saja pesawat yang digunakan adalah telepon seluler yang menggunakan jaringan seluler (sehingga ruang lingkup lebih luas).

Cara agar grup dapat tergabung yaitu provider akan menggabungkan fitur tekan untuk bicara dengan daftar kontak yang tersimpan pada seluler atau kartu memori pengguna.

Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan

  • Pengguna dapat berbicara dengan beberapa orang yang tergabung di dalam grupnya (orangnya dapat ditambah atau dikurangi)
  • Tarif cenderung lebih murah ketimbang percakapan biasa (yang menggunakan GSM)
  • Tidak perlu membeli handset baru, selama handsetnya menyupport tekan untuk berbicara
  • Jaringan tekan untuk berbicara sama halnya dengan jaringan provider selular (jaringannya luas), tidak bisa dihubungi bila tidak mendapat sinyal provider
  • Dapat memblokir atau mengeluarkan peserta yang tidak diterima dalam grup tersebut
  • Pengguna bisa menyembunyikan nama dan status kehadiran di dalam grup tergabung

Kekurangan

  • Grup atau lawan bicara diharuskan dari provider yang sama dan memiliki handset yang menyupport tekan untuk berbicara
  • Kemampuan bertukar informasi (berbicara) tidak secepat GSM
  • Jaringan yang digunakan adalah IP (GPRS), sehingga kualitas suaranya rendah (tidak sejernih suara pada GSM)
  • Karena sistemnya half-duplex, maka sesama pengguna tidak bisa berbicara di waktu yang bersamaan (harus saling menunggu/bergantian)

Sejarah

Pada awalnya, tekan untuk berbicara mengadaptasi telepon satelit yang diprakarsai oleh perusahaan Thuraya di Perancis, namun telepon satelit ini hanya digunakan oleh orang-orang tertentu saja dikarenakan harganya yang mahal. Telepon satelit ini seukuran telepon GSM, hanya saja ia memiliki fitur yang beroperasi seperti walkie-talkie (interkom antarpenerima) yang dilengkapi dengan pemindai (scanner) otomatis untuk memindai gelombang dan fitur-fitur mengesankan lainnya. Lalu tekan untuk berbicara diperkenalkan pada tahun 2002 sebagai pengembangan dari VOIP (Voice over Internet Protocol) yang menyupport 3G. Barulah pada kongres dunia 3GSM di Cannes pada 28 Februari 2003, operator selular seperti Nokia, Ericsson dan Siemens mengumumkan bahwa masing-masing dari mereka mengadaptasi telepon walkie-talkie dalam produk handset GSM mereka. Pada 24 Juni 2003, Nextel Communications meningkatkan layanan telepon selular walkie talkienya melalui fitur tekan untuk bicara dengan menggandeng Motorola sebagai mitranya.

Merek yang pertama menggunakan fitur tekan untuk berbicara adalah Nokia, yang peluncurannya dilakukan di New York, Amerika Serikat dengan produknya Nokia 5140. Lalu pada Februari tahun 2004, Sony Ericsson mengeluarkan produknya yang mirip dengan fitur tekan untuk berbicara, yang lalu diikuti oleh Motorola. Layanan tekan untuk berbicara pada GSM mulai aktif di Eropa pada awal tahun 2004 yang sebelumnya telah merambah pasar Inggris dan Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri pasar tekan untuk berbicara dimulai pda tahun 2005. Namun dalam implementasinya, layanan tekan untuk bicara tidak marak dan gempar di Indonesia, bahkan fitur baru ini sepertinya tidak laku di pasaran.

Pengoperasian

Di Asia dan Eropa, tekan untuk bicara beroperasi pada frekuensi 900, 1800 dan 1900 dan menyupport GSM, GPRS (General packet Radio Server) dan EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution). Sedangkan di AS, tekan untuk bicara beroperasi pada frekuensi 850, 1800, and 1900. Untuk pengaktifan fitur ini, caranya setiap merek selular hampir sama, pengguna akan diminta untuk mendaftarkan sendiri dan berlangganan ke provider jaringan yang digunakan dan juga pada handset yang digunakan. Walaupun banyak sekali fitur yang ditawarkan oleh tekan untuk bicara, namun sifatnya hanya sekunder karena pada dasarnya cara kerja tetap sama, yaitu seperti walkie-talkie.

Syarat utama dari pengguna push to talk antara lain handset yang digunakan haruslah mampu mendukung GPRS, dikarenakan GPRS adalah pengankut dari data yang hendak dikirimkan. Handset yang mampu menyupport GPRS adalah seluler berbasis minimal 2G. Namun sekarang ini, teknologi 3G dan 3,5G biasanya dapat mengantarkan data lebih cepat, sehingga akan lebih baik apabila pengguna handset dari tekan untuk bicara sudah memiliki layanan 3G, baik handset dan providernya. Selain itu, biasanya, handset yang dapat menyupport tekan untuk bicara sudah terintegrasi dengan sistem PC dimana sistem ini berfungsi sebagai konektor operator seluler dengan via internet yang aman. Sebuah tipe PC disebut dengan dispatcher, yang digunakan untuk mengkoordinasikan dan menerima data yang berat.

Sedangkan contoh dari handphone yang mendukung fitur tekan untuk bicara di Indonesia antara lain: Nokia N95 Smartphone, Nokia N90, Nokia E61, Nokia E50, Nokia 6131, Nokia 6230, Nokia 6630, Nokia 6300, Nokia 6500, dan produk nokia lainnya yang telah menyupport fitur ini dan memiliki kemampuan 2G-3,5G. Merk lainnya antara lain: Sony Ericsson W950i, Motorola KZR K1, Motorola RIZR Z3, Motorola MOTOSLVR L6, RIM Blackberry 8800.

Referensi

Lihat pula