Masjid Umayyah Damaskus

masjid di Suriah
Revisi sejak 23 Mei 2011 17.44 oleh Amirobot (bicara | kontrib) (r2.7.1) (bot Menambah: ur:مسجد امیہ)

Masjid Agung Umayyah (bahasa Arab: جامع بني أمية الكبير) (bahasa Inggris: Great Mosque of Damascus), berlokasi di kota lama Damaskus, Suriah adalah masjid yang terbesar dan tertua di dunia. Dan dianggap sebagai tempat suci ke empat dalam Islam.[1]

Masjid Agung Umayyah
جامع بني أمية الكبير
Agama
AfiliasiIslam
WilayahLevant
StatusActive
Lokasi
LokasiSuriah Damaskus, Suriah
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturUmayyah
Rampung715
Spesifikasi
Kapasitas3.000
Menara3
Bahan bangunanBatu, marmer, tegel, mosaik

Setelah penaklukan Arab atas Damaskus tahun 634, masjid dibangun di tempat yang sebelumnya adalah basilika Kristen yang dipersembahkan untuk Yohanes Pembaptis (atau Yahya) sejak zaman kekaisaran Romawi Konstantinus I. Masjid ini memiliki makam peninggalan suci yang diyakini sampai saat ini masih berisi kepala Yohanes Pembaptis (Yahya), yang dihormati sebagai nabi baik oleh Kristen maupun Islam. Juga terdapat berbagai penanda lokasi penting lainnya di dalam masjid dari Syi'ah, diantaranya tempat dimana kepala Husain bin Ali (cucu dari Muhammad) yang disimpan oleh Yazid bin Muawiyah. Makam Saladin berdiri di taman kecil di dinding utara masjid.

Sejarah

 
Makam suci Yohanes Pembaptis (Yahya) di dalam masjid

Lokasi dimana masjid sekarang berdiri sebelumnya adalah kuil tuhan Hadad di era Aramaean dari akhir Zaman Perunggu dan Zaman Besi. Kehadiran Aramaean terbukti dengan ditemukannya basal ortostat berbentuk sphinx yang digali di sudut timur laut masjid. Lokasi itu kemudian pernah menjadi Kuil Yupiter di zaman Romawi, kemudian sebuah gereja Kristen yang diperuntukkan kepada Yohanes Pembaptis di zaman Kekaisaran Romawi Timur

Kekhalifahan Arab

Makna penting keagamaan

Beberapa struktur yang ditemukan di dalam Masjid mengandung arti penting:

 
Lokasi dimana kepala Husain bin Ali disimpan oleh Yazid bin Muawiyah

Sisi Barat:

  • Gerbang masuk (dikenal sebagai "Bāb as-Sā‘at") - Penanda pintu lokasi dimana tahanan Karbalā disuruh berdiri 72 jam sebelum dibawa masuk.[2] Ketika itu, Yazid bin Muawiyah meminta kota dan istana dihias untuk kedatangannya.[2]

Galeri

Referensi

  1. ^ Hitti, 2002, p.514.
  2. ^ a b c Nafasul Mahmoom. hlm. 367. 

Bibliografi

Pranala luar