Lokomotif B52

salah satu lokomotif uap di Indonesia
Revisi sejak 24 Juli 2011 06.52 oleh Gupt24 (bicara | kontrib) (ganti stub)

Semarang-Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) membuka trayek pertamanya Semarang-Kalibrodi pada 2 Mei 1897, setelah memperoleh konsesi untuk membangun jalur Semarang-Cheribon. Saat mengajukan konsesi, SCS sempat mengusulkan lebar sepur 914 mm. namun yang diijinkan tetap dengan lebar sepur 1067 mm dengan tipe rel R 25. Perusahaan ini pernah mengimpor 27 lokomotif B52 pada tahun 1908-1911 sebagai aramada pada lintas utama.

Lokomotif B52
Berkas:Stoom locomotive B52.JPG
B52 / SCS110
Jenis dan asal
Sumber tenagaUap
ProdusenHartmann, Chamnitz Jerman
Nomor seriB52 / SCS110
ModelB52
Tanggal produksi1908-1913
Jumlah diproduksi27
Data teknis
Konfigurasi:
 • AAR0-4-0
 • UICB
Lebar sepur1.067 mm
Diameter roda1050 mm
Jari-jari lengkung terkecil120 m
Panjang11,650 m
Lebar2,460 m
Jenis bahan bakarKayu
Jumlah silinder300 X 460 mm
Performansi
Daya mesin255 HP

B52 adalah lokomotif uap dengan susunan gandar 0-4-0 buatan pabrik Hertmann di Chemnitz, Jerman. Lokomotif ini di lengkapi dengan tender. Uniknya tender yang berfungsi sebagai penampungan bahan bakar ini dibuatkan penutup yang menyerupai kabin masinis. Sehingga jika dilihat, lokomotif ini seolah memiliki dua kabin masinis, padahal sebenarnya hanya satu kabin.

B52 diklaim sebagai desain lokomotif termodern di jamannya. Sistem pembakarannya menggunakan tekhnologi superheated. Superheated adalah system pembakaran dengan mengalirkan uap bertekanan tinggi tidak dari piston pada umumnya, melainkan dari kubah yang mengalir ke semprong lalu ke silinder. Hasil dari pembakaran ini adalah uap kering, yang secara kinerja lebih efisien dibanding lainnya. Alokasi terbesar B52 berada di Tegal. Sebagian besar lokomotif B52 bertugas di Eksploitasi Tengah Pulau Jawa, yakni pada lintas Tegal-Prupuk-Purwokerto-Kudus.

Lokomotif yang memiliki nomor seri asli SCS 112-27 ini bertugas menarik rangkaian kerta api penumpang. Beberapa diantaranya difungsikan untuk menarik tram, terutama di Kudus, Tegal dan Purwokerto. Berdasarkan PNKA, pada akhir tahun 1960 masih terdapat 27 lokomotif B52, namun hingga akhir tahun 1970 hanya tersisa 15 unit. Namun kini, keberadaan lokomotif B52 hanya tinggal dua saja. Seri B5212 ada di Museum Transportasi TMII dan B5210 masih bisa dijumpai di Museum Kereta Api Ambarawa.

Lihat pula

Pranala luar