Zbigniew dari Polandia

Zbigniew (lahir sekitar tahun 1073[1] — wafat 8 Juli 1113?[2]) merupakan seorang Adipati Polandia (di Polandia Besar, Kuyavia dan Masovia) dari tahun 1102 sampai dengan tahun 1107.

Zbigniew
Adipati Polandia
Gambar oleh Leonard Chodźko.
Berkuasa1102–1107
PendahuluWładysław I Herman
PenerusBolesław III yang Bermulut Masam
WangsaDinasti Piast
AyahWładysław I Herman
IbuPrzecława (Prawdzic?)

Kehidupan

Tahun-tahun awal

Zbigniew merupakan putra sulung Pangeran Władysław I Herman dan Przecława, yang kelihatannya berasal dari klan Prawdzic.[3][4]Status ibu Zbigniew yang sebenarnya telah menjadi sengketa di antara para sejarawan: beberapa percaya bahwa ia hanyalah gundik Władysław dan yang lainnya menyimpulkan bahwa mereka menikah namun hanya dengan upacara pagan dan, sebagai akibatnya pernikahan tersebut tidak diakui oleh Gereja sebagai pernikahan yang sah.[5][6]Apapun kasusnya, Zbigniew dibesarkan di istana ayahnya dan menikmati seluruh hal itu.[7]

Pangeran Władysław mengambil tahta Polandia di tahun 1079 setelah penggulingan abangnya Bolesław II yang Dermawan. Di tahun 1080, sebagai Adipati Władysław I, ia menikahi puteri Bohemia Judith, putri Adipati Vratislaus II dari Bohemia. Tak lama setelah Przecława disingkirkan; menurut beberapa sumber, ia bercadar dan meninggal di sekitar tahun 1092.[8][9]

Kemandulan istri bangsawan yang baru tersebut mendorong harapan Zbigniew untuk menggantikan ayahnya meskipun ia hanya seorang anak haram. Akan tetapi di tahun 1085, sepertinya karena tekanan dari para baron, Adipati Władysław I memanggil kembali Mieszko Bolesławowic dari pengasingannya di Hongaria, putra tunggal Bolesław II yang digulingkan.[10]Pangeran muda Mieszko menerima kekuasaan pamannya dan menyerahkan tuntutan warisannya sebagai ganti atas posisinya sebagai urutan pertama atas suksesi; sebagai tambahan, ia menerima kadipaten Kraków.[11]

Penghapusan hak-hak warisan Zbigniew

Di tahun 1086, dan setelah 6 tahun menikah, Judith melahirkan seorang putra, Bolesław III yang Bermulut Masam. Kejadian ini mengubah situasi Zbigniew secara drastis.

Sekarang dengan adanya anak dan pewaris yang sah, baik posisi Zbigniew dan Mieszko terancam oleh Adipati Władysław I. Dalam masalah Mieszko, ia terpaksa menerima situasi popularitas pemimpin kemudian di antara para bangsawan; akan tetapi, di tahun 1089 Mieszko tewas secara misterius, kemungkinan diracuni.[12]

Zbigniew memulai studinya dengan tujuan untuk memasuki karir gerejawi. Di tahun 1086 ia diberi nama Pastur dari Kraków,[5]dimana ia belajar dibawah bimbingan nenek paternalnya, Bangsawan wanita Maria Dobroniega.[13] Akan tetapi Zbigniew, masih terlalu muda untuk ditahbiskan sebagai seorang pastor.[14]

Di tahun 1089 ayah Zbigniew, setelah kematian istri Bohemianya, menikah lagi dengan Judith dari Swabia yang berganti nama menjadi Sophia, saudari Henry IV, Kaisar Romawi Suci dan janda dari mantan Raja Solomon dari Hongaria. Hubungan antara bangsawan wanita yang baru dan anak-anak tirinya dingin, terutama dengan kelahiran pertama Zbigniew. Berkat intriknya di tahun 1089, Władysław I mengirim Zbigniew ke Sachsen,[15] dan menempatkannya di Biara Quedlinburg, dimana kepala biarawatinya adalah saudari Judith-Sophia, Adelaide.[16] Tindakan ini menunjukkan upaya Adipati untuk menyingkirkan Zbigniew, membuatnya menjadi seorang rahib dan menghapusnya dari hak suksesi[17][18] dan, setelah kematian Mieszko, kedua kejadian tersebut mengijinkan Adipati Władysław I untuk menyingkirkan keduanya dari tahta Polandia, melindungi warisan anaknya yang sah Bolesław untuk mencegah tumbuhnya oposisi melawan pemerintahannya.[19]

 
Uang logam Sieciech.

Adipati Polandia

Pertikaian atas supremasi (1102-1106)

Setelah kematian ayah mereka, pembagian negara di antara Zbigniew dan Bolesław III terjaga hampir seperti yang telah dilakukan di tahun 1098, dengan perkecualian bahwa Zbigniew menerima Masovia (dengan Płock) dan Bolesław III mendapatkan Sandomierz daridomein Adipati yang terdahulu. Akan tetapi, tak lama kemudian terjadi pertikaian di antara bersaudara itu; kemungkinan alasan utamanya adalah kenyataan bahwa Zbigniew, sebagai yang tertua, menganggap dirinya sendiri sebagai Adipati Senior,[20][21] suatu hak yang diakui kepadanya oleh masyarakat Polandia.[22]

Penggulingan dan pengasingan

Zbigniew tidak pernah mengakui kekuasaan adik tirinya; hal tersebut dicatat ketika ia tidak memenuhi tugas-tugasnya sebagai seorang pengikut dengan menolak untuk membakar benteng Kurów di Puławy[23] dan menyediakan bantuan militer kepada Bolesław III di dalam kampanyenya melawan bangsa Pomerania pada musim dingin tahun 1107-1108.

Bolesław III, dengan bantuan sekutu Kiev dan Hongarianya, melakukan sebuah kampanye terakhir untuk menyingkirkan Zbigniew. Pasukan mereka menyerang Masovia, dan dengan cepat memaksa Zbigniew untuk menyerah. Sebagai hukuman, Adipati yang digulingkan itu disingkirkan dari negara tersebut. Sejak saat itu Bolesław III adalah penguasa tunggal di Polandia.[24][25]Akan tetapi, kelihatannya bahwa pemindahan kekuasaan ke Bolesław III terjadi di awal tahun 1107, ketika Zbigniew masih berada di Masovia sebagai seorang pengikut.[26]

Kembali untuk yang kedua kalinya ke Polandia

Tuntutan melawan Bolesław III

 
Pertempuran Polandia-Jerman di thaun 1109.

Zbigniew mengungsi pertama-tama di Pomerania dan Bohemia; kemudian, ia pergi ke istana Kaisar Romawi Suci Henry V.

Sementara itu, Bolesław III menyerang Bohemia (1108); berkat ekspedisi ini, rencana serangan Jerman-Bohemia melawan Hongaria gagal.[27] Sebagai jawaban atas politik agresif penguasa Polandia, Kaisar melakukan suatu ekspedisi balasan terhadap Polandia dengan bantuan para pejuang Bohemia (Pertempuran Polandia-Jerman). Sebagai preteks dari tindakan tersebut, Henry V mengumumkan dukungannya untuk mengasingkan Zbigniew, yang tidak pernah menyerah dan ingin mendapatkan kembali wilayahnya yang hilang. Penguasa Jerman mengatur sebuah keputusan akhir kepada Bolesław III, dimana ia meminta pertukaran untuk mengabaikan ekspedisi setengah dari negara Polandia kepada Zbigniew, pengakuan kekuasaan Kekaisaran Romawi Suci, dan iuran sebesar 300 fine perak per tahun sebagai upeti, atau menyediakan 300 orang ksatria untuk ekspedisi militer.[27][28]

Kebencian mulai terjadi di dalam wilayah Silesia. Pasukan kerajaan menghadapi halangan kuat dari para pembela Bytom Odrzański, Głogów, dan Wrocław, yang puncaknya adalah pertahanan heroik Głogów (Pertempuran Głogów, 14 Agustus 1109). Berkat pertahanan heroik kastil-kastil Silesia tersebut, Henry V gagal untuk mendapatkan kemenangan. Bolesław III terus bertahan dan perlahan-lahan mulai menunjukkan hasil yang positif. Akhirnya, Raja Henry V mundur ke Silesia (Pertempuran Hundsfeld, 24 Agustus 1109). Pertispasi warga tidak sia-sia di dalam mempertahankan kastil-kastil tersebut; tindakan ini menunjukkan jejak pertama dari nasionalisme bangsa Polandia.[29] Zbigniew escape to Bohemia.

Dibutakan dan Kematian

 
Biara Tyniec

Sejak pengasingannya di Bohemia, Zbigniew mengatur perampokan senjata di Silesia. Hal ini akhirnya mengakibatkan suatu ekspedisi balasan melawan Bohemia oleh Bolesław III (1110). Meskipun pembantaian para prajurit Bohemia, penguasa Polandia gagal menempatkan calon penguasa Soběslav ke atas tahta Bohemia.

Di tahun 1111 sebuah gencatan senjata disimpulkan di antara Adipati Vladislav I dari Bohemia dan Bolesław III. Menurut beberapa ketentuan perjanjian ini dibuat dengan transaksi spesifik: Penguasa Bohemia diijinkan pulang ke Pangeran Soběslav, dan Adipati Polandia mendapatkan kembali Zbigniew ke Polandia. Zbigniew was received back in Poland and furnished with a grant (probably Sieradz);[30] namun menurut Gallus Anonymus, ia tetap arogan dan menyebabkan saudaranya marah, yang mengakibatkannya melakukan suatu hal yang disesali selamanya; akan tetapi, riwayat Cosmas dari Praha, menyatakan bahwa hukuman Bolesław III telah diperhitungkan:

Atas kejahatan ini, Bolesław III dikucilkan oleh Uskup Agung Gniezno, Martin I, yang tetap tinggal sebagai pendukung kuat Zbigniew.[32] According to Gallus Anonymus, the Polish ruler held after repentance, received a pardon from his brother Zbigniew.[33]

Tidak banyak yang diketahui tentang kematian Zbigniew. Sebuah referensi menarik yang berisi daftar kematian di dalam sebuah biara di Lubin. Pada tanggal 8 Juli 1113, tercatat di dalamnya kematian seorang rahib Biara Tyniec, saudara Zbigniew. Daftar kematian ini dipakai oleh para sejarawan untuk menyimpulkan suatu hipotesa bahwa ia adalah saudara Bolesław III. Tempat pemakaman tersebut ditandai disana sebagai biara rahib di Tyniec.[34]

Lihat pula

Bibliografi

Referensi

  1. ^ Some sources gives date of birth after 1070 (WIEM Encyklopedia) and date of death 1112 (Gieysztor 1979, p. 138, 668).
  2. ^ M. Spórna, P. Wierzbicki: Słownik władców Polski i pretendentów do tronu polskiego, p. 501; B. Snoch: Protoplasta książąt śląskich. Katowice, 1985, p. 13, ISBN 83-216-0644-X.
  3. ^ K. Jasiński, Rodowód pierwszych Piastów, Wrocław – Warszaw (1992).
  4. ^ According to J. Wagilewicza, Zbigniew's mother was named Krystyna; O. Balzer: Genealogia Piastów, p. 107. Today it is widely accepted that the mother of Zbigniew was Przecława, member of the Prawdzic family. See A. Nawrot: Encyklopedia Historia, Kraków 2007, p. 738. ISBN 978-83-7327-782-3.
  5. ^ a b M. Spórna, P. Wierzbicki: Słownik władców Polski i pretendentów do tronu polskiego, p. 499.
  6. ^ O. Balzer: Genealogia Piastów, p. 107, don't considered Zbigniew's mother as Władysław I's wife; T. Grudziński believed that until 1080, Władysław I remained unmarried. By the other hand, many other historians asserted that Zbigniew's mother was the first wife of Władysław I. K. Jasiński: Rodowód pierwszych Piastów. Poznań, 2004, p. 164. ISBN 83-7063-409-5.
  7. ^ S. Trawkowski: Zbigniew [in]: Poczet królów i książąt polskich. Warsaw 1978, p. 72.
  8. ^ Krystyna Przecława Prawdzic
  9. ^ R. Grodecki, S. Zachorowski, J. Dąbrowski: Dzieje Polski średniowiecznej, vol. I, p. 130.
  10. ^ R. Grodecki, S. Zachorowski, J. Dąbrowski: Dzieje Polski średniowiecznej, vol I. pp. 127-128.
  11. ^ The designation of this district was Władysław I's guarantee, and was meant to keep the status quo. M. Spórna, P. Wierzbicki: Słownik władców Polski i pretendentów do tronu polskiego, p. 353.
  12. ^ M. Spórna, P. Wierzbicki: Słownik władców Polski i pretendentów do tronu polskiego, p. 353.
  13. ^ Giving Zbigniew the Kraków canonry was in order to alienated him from the power. The main instigator of this decision was probably Duchess Judith, mother of Bolesław III. K. Maleczyński, Bolesław III Krzywousty pp 22-23.
  14. ^ S. Trawkowski: Władysław I Herman [in]: Poczet królów i książąt polskich, Warsaw 1978, p. 67.
  15. ^ K. Maleczyński: Bolesław III Krzywousty pp. 22-23.
  16. ^ M. Spórna, P. Wierzbicki: Słownik władców Polski i pretendentów do tronu polskiego, p. 229.
  17. ^ P. Ksyk-Gąsiorowska: Zbigniew, [in]: Piastowie. Leksykon biograficzny Kraków 1999, p. 72. ISBN 83-08-02829-2.
  18. ^ R. Grodecki believes that the confinement of Zbigniew in Quedlinburg was thanks to the Count Palatine Sieciech and Duchess Judith-Sophia. R. Grodecki, S. Zachorowski, J. Dąbrowski: Dzieje Polski średniowiecznej, vol I, p. 129.
  19. ^ The opposition gathered in two camps, with Mieszko Bolesławowic and Zbigniew, and claimed for the legal recognition of the two princes as lawful pretenders to the Polish throne. S. Szczur: Historia Polski – średniowiecze p. 117.
  20. ^ S. Szczur: Historia Polski – średniowiecze, p. 121.
  21. ^ R. Grodecki, believes that the principle of the Seniorate was established by Zbigniew. R. Grodecki, S. Zachorowski, J. Dąbrowski: Dzieje Polski średniowiecznej, vol. I, pp. 135-136. Another view was showed by G. Labuda, which indicates that Zbigniew not considered the Seniorate concept, and only applied the principle of equality since 1102. G. Labuda: Korona i infuła. Od monarchii do poliarchii, Kraków 1996, pp. 16-17, ISBN 83-03-03659-9.
  22. ^ R. Grodecki, S. Zachorowski, J. Dąbrowski: Dzieje Polski średniowiecznej, vol. I, p. 135.
  23. ^ K. Maleczyński: Bolesław III Krzywousty, p. 68.
  24. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama RGrodecki137
  25. ^ M. Spórna, P. Wierzbicki: Słownik władców Polski i pretendentów do tronu polskiego, p. 63.
  26. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama SSzczur122
  27. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama MSpórna500
  28. ^ K. Olejnik: Cedynia, Niemcza, Głogów, Krzyszków, Kraków 1988. ISBN 83-03-02038-2.
  29. ^ R. Grodecki, S. Zachorowski, J. Dąbrowski: Dzieje Polski średniowiecznej, vol I, p. 139.
  30. ^ P. Ksyk-Gąsiorowska: Zbigniew, [in:] Piastowie. Leksykon biograficzny, Kraków 1999, p. 75. ISBN 83-08-02829-2.
  31. ^ The dates of Zbigniew blindness is disputed among historians. The year 1110 is mentioned by Kosmas of Prague in his chronicles: Kosmasa Kronika Czechów. Warsaw 1968, p. 115. For the year 1111: Giesebrecht: Wendische Geschichte aus den Jahren 780 - 1182. Berlin: 1843, p. 176; M. Gumblowicz: Zur Geschichte Polens im Mittelalter. Zwei kritische Untersuchunden über die Chronik Baldwin Gallus. Aus dem Nachlass des Verfassers herausgegeben. Innsbruck 1898, p. 94. For the year 1112: O. Balzer: Genealogia Piastów, p. 117; S. Szczur: Historia Polski – średniowiecze, p. 124; T. Tyc: Zbigniew i Bolesław [in]: Arcybiskup Marcin i Gniezno, Poznań: 1927, p. 23. For the years 1112-1113: R. Grodecki [in]: Gall Anonim: Kronika polska, Kraków 1923, pp. 28-29; M. Plezia [in]: Gall Anonim: Kronika polska, p. 38. See also B. Kozłowski: Death of Prince Zbigniew, brother of Bolesław Wrymouth (in Polish) [Access 2 September 2009]; for the year of 1113: K. Maleczyński, Bolesław III Krzywousty, pp. 70-75.
  32. ^ T. Tyc: Zbigniew i Bolesław [in]: Arcybiskup Marcin i Gniezno, Poznań 1927, pp. 30-40.
  33. ^ Gall Anonim: Kronika polska, Wrocław: 2003, p. 159. ISBN 83-04-04610-5.
  34. ^ M. Spórna, P. Wierzbicki: Słownik władców Polski i pretendentów do tronu polskiego, p. 501; B. Snoch: Protoplasta książąt śląskich, Katowice 1985, p. 13. ISBN 83-216-0644-X.
Zbigniew dari Polandia
Dinasti Piast
Lahir: sekitar 1073 Meninggal: 8 Juni? 1113?
Didahului oleh:
Władysław I Herman
Adipati Polandia
dengan Bolesław III

1102–1107
Diteruskan oleh:
Bolesław III yang Bermulut Masam

Templat:Daftar Penguasa Polandia