Pembicaraan:Fatahillah

Saya kutip email dari Pengguna:Sabrangi mengenai suntingan2nya (semoga tdk apa2 dikutip):

Perkembangan terakhir menguatkan pendapat bahwa Fatahillah adalah orang yang berbeda dengan Sunan gunung Jati.
Kepastian terakhir ini adalah dari pihak resmi Keraton Cirebon (wawancara dengan Sultan Sepuh Cirebon oleh majalah GATRA beberapa tahun lalu) , dan sebagai bukti ada 2 makam yang bebeda satu dengan nama Sunan Gunung Jati, satu lagi dengan nama Fatahillah.
Berita-berita Portugis dan pajajaran juga menyebut 2 nama berbeda.
Fatahillah diangkat menjadi panglima dan Mantu Sunan Gunung jati karena gugurnya Pati Unus di Malaka, 2 artikel ini Pati Unus dan Fatahillah sangat berhubungan dan saling melengkapi, inilah teknik analisis yang banyak digunakan Sejarawan dalam menyikapi perbedaan pendapat dalam sejarah.
Kalau tidak menggunakan teknik analisis kesamaan tahun, tempat, kemiripan lafal dsj maka kita akan mendapatkan sejarah bangsa yang terpotong-potong seperti sekarang ini.
Riwayat kesultanan Banten, Demak, Cirebon dan bahkan Malaka sangat berhubungan karena satu keturunan dari Gujarat dan Parsi..juga dibuktikan oleh tulisan Raffless dan sejarawan asing lainnya tentang kemunculan kerjaan-kerajaan islam abad 15-17 berkaitan erat dengan hijrahnya para pedagang dan muballigh parsi dan gujarat ke Asia Timur dan Asia tenggara.
Sebagian besar dari mereka adalah para Ulama keturunan Nabi Muhammad, catatan ini banyak sekali dan dikutip oleh Muhammad Bagir, penulis asal bandung dalam menterjemah risalah al Muawanah dimana terdapat silsilah para Sultan Jawa yang memang sampai kepada Ulama besar (Syekh Mawlana Akabar) di Gujarat.

Hayabusa future 06:02, 21 Desember 2005 (UTC)

Setelah kemenangan ini F Kh diangkat Sunan Gunung Jati sebagai Penasehat Kesultanan Cirebon, sedangkan kota Jayakarta diserahkan ke menantu FKh, yaitu Tubagus Angke. Setelah wafatnya Tubagus Angke diserahkan kepada putra beliau yaitu Pangeran Jayakarta yang kemudian disingkirkan oleh tipu-daya dan muslihat VOC sehingga harus menyerahkan Jayakarta dan berubah nama menjadi Batavia tahun 1596.

Pada 1956 Belanda ditolak mentah-mentah oleh Banten(dan Portugis) mereka sampai di Belanda pada 1597. Jayakarta dan benteng Jacatra(milik Inggris) baru dimusnahkan oleh Belanda pada 161?... Lupa tahun persisnya, tapi kalau tak salah sih 1619 sudah tidak ada yang namanya Jayakarta & Jacatra. Tolong koreksi lagi, suwun.Aditthegrat 11:52, 4 Desember 2006 (UTC)
Kembali ke halaman "Fatahillah".