Fotografi inframerah

Fotografi inframerah adalah suatu teknik dalam bidang fotografi untuk merekam cahaya yang oleh mata telanjang tidak dapat dilihat dan oleh karena itu diperlukan filter yang menampik hampir semua cahaya spektrum yang terlihat oleh kita dan mengijinkan cahaya inframerah (IR) untuk diteruskan masuk ke kamera, dengan catatan bahwa sensor atau film dalam kamera tersebut harus sensitif terhadap cahaya inframerah.

Berkas:IR harlim 1.jpg
Contoh foto IR: Capung yang terlihat isi perutnya. Menurut Harlim sering kali situs Web para fotografer luar negeri menyesatkan karena menyebutkan sensor imej CMOS tidak sensitif terhadap cahaya inframerah atau ultraviolet (UV). Karena pada nyatanya adalah hot mirror yg block IR dan Uv agar bisa menghasilkan foto dgn warna lebih natural

Adalah orang yang bernama Harlim yang lahir di Selat Panjang, Riau, memulai inovasi dengan membongkar kamera digital Canon EOS-300D, mengganti hot mirror yang merekat di depan imej sensor CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) dengan filter inframerah yang terbuat dari bahan karbon dan tetap mempertahankan semua fungsi kamera digital.

Ketika teknik tersebut digunakan, hasil dari foto inframerah bisa menjadi foto hitam-putih yang kontras atau foto false-color, seperti contohnya warna daun yang hijau segar akan terlihat putih, pemandangan yang panas akan tampak seperti di musim salju dan seperti di dunia lain.


Inframerah Kamera Film


Inframerah Kamera Digital

Di era digital ini sangat membantu bagi yang ingin belajar fotografi inframerah di mana kita tidak diharuskan mencetak untuk mengetahui hasil tersebut, tentunya jika anda mempunyai alat bantu komputer. Tidak semua digital kamera dapat merekam teknik ini.

Untuk digital pocket yang layar layar preview di kamera, dapat diuji dengan menggunakan remote TV, arahkan ke kamera dan tekan salah satu tombol, jika di layar preview kamera terlihat cahaya di bagian lampu remote berarti kamera anda sensitif terhadap cahaya inframerah.

Untuk Kamera_digital SLR, berikut list kamera yang telah diuji coba:

  • Nikon D50 (IR Harlim versi 3,5,7) - Non bedah dengan Cokin 007, Hoya R72
  • Nikon D70 (IR Harlim versi 3,5,7) - Non bedah dengan Cokin 007, Hoya R72, Ilford SFX200
  • Nikon D70s (IR Harlim versi 3,5,7) - Non bedah dengan Cokin 007, Hoya R72
  • Nikon D100 (IR Harlim versi 3,5,7) - Non bedah dengan Cokin 007, Hoya R72
  • Nikon D200 - Non bedah dengan Cokin 007, Hoya R72
  • Canon 300D (IR Harlim versi 2,3,4,5) - Non bedah dengan Cokin 007, Hoya R72, Ilford SFX200
  • Canon 1D (IR Harlim versi 6) - Non bedah dengan Cokin 007, Hoya R72
  • Canon 1Ds (IR Harlim versi 6) - Non bedah dengan Cokin 007, Hoya R72
  • Canon 1Ds Mark II (IR Harlim versi 6) - Non bedah dengan Cokin 007, Hoya R72
  • Canon 350D (IR Harlim versi 2,3,4,5) - Non bedah dengan Cokin 007, Hoya R72, Ilford SFX200. butuh long exposure
  • Canon 20D (IR Harlim versi 2,3,4,5) - Non bedah dengan Cokin 007, Hoya R72, Ilford SFX200. butuh long exposure
  • Canon 5D (IR Harlim versi 2,3,4,5) - Non bedah dengan Cokin 007, Hoya R72. butuh long exposure
  • Canon 30D (IR Harlim versi 2,3,4,5), Non bedah dengan Cokin 007, Hoya R72. butuh long exposure
  • Canon 400D (IR Harlim versi 2,3,4,5), Non bedah dengan Cokin 007, Hoya R72. butuh long exposure

Sumber

Lihat juga