Kota Batam

kota di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia


Kota Batam adalah kota terbesar di Kepulauan Riau dan merupakan kota dengan populasi terbesar ke tiga di wilayah Sumatra setelah Medan dan Palembang, dengan jumlah penduduk mencapai 1.081.527 jiwa. Metropolitan Batam terdiri dari tiga pulau, yaitu Batam, Rempang dan Galang yang dihubungkan oleh Jembatan Barelang. Batam merupakan sebuah kota dengan letak sangat strategis. Selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang cukup dekat dengan Singapura dan Malaysia. Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 170 kali lipat.

Kota Batam
Daerah tingkat II
[[File:{{{peta}}}|250px|Peta]]
Peta
Kota Batam di Sumatra
Kota Batam
Kota Batam
Peta
Kota Batam di Indonesia
Kota Batam
Kota Batam
Kota Batam (Indonesia)
Koordinat: 1°07′48″N 104°03′11″E / 1.13°N 104.0531°E / 1.13; 104.0531
Negara Indonesia
ProvinsiKepulauan Riau
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 12
  • Kelurahan: 64
Pemerintahan
 • BupatiDrs. H. Ahmad Dahlan
Populasi
 • Total1,081,527 jiwa [1]
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
2171 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0778 dan 0770
Kode Kemendagri21.71 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 316.771.074.000,-
Situs webhttp://www.batamkota.go.id

Sejarah

Berkas:Gedung Otorita, Batam.JPG
Gedung Otorita Batam di Batam Centre

Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat sejak tahun 231 Masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim dalam melawan penjajah ini digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.

Pada dekade 1970-an, dengan tujuan awal menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita Batam (BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam.

Seiring pesatnya perkembangan Pulau Batam, pada dekade 1980-an, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1983, wilayah kecamatan Batam yang merupakan bagian dari kabupaten Kepulauan Riau, ditingkatkan statusnya menjadi Kotamadya Batam yang memiliki tugas dalam menjalankan administrasi pemerintahan dan kemasyarakatan serta mendudukung pembangunan yang dilakukan Otorita Batam.

Di era reformasi pada akhir dekade tahun 1990-an, dengan Undang-Undang nomor 53 tahun 1999, maka Kotamadya administratif Batam berubah statusnya menjadi daerah otonomi, yaitu Pemerintah Kota Batam untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan pembangunan dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam.

tapi sekarang kota batam,telah menjadi peluang untuk mencari uang dengan gampang atu bs d bilang sangat cepat hanya dalam hitungan menit saja uang sudah di depan mata, bagi mereka yang berpangkat dan mempunyai kekuasaan,dan di batam sekarang juga mempunyai hiburan malam yang sangat meresahkan bagi adat istiadat melayu khususnya, tapi ini sekarang yang terjadi di batam, dan di batam, khususnya d nagoya, di sana banyak terdapat gadis' penghibur para pria dan penghancur bagi kaum pria, inilah sekarang yang harus di pandang oleh para pejabat' d kota batam yang harus menghapuskan ini smua, dan batam menjadi kota yang bebas dari wanita malam atau disebut wanita perek,

Geografis

Berkas:Masjid Raya, Batam.JPG
Masjid Raya di Batam Centre

Kota yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini, memiliki luas wilayah daratan seluas 1.040 km² atau sekitar 1,5 kali dari wilayah Singapura, sedangkan luas wilayah keseluruhan mencapai 2.950 km². Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 derajat celsius. Kota ini memiliki dataran yang berbukit dan berlembah. Tanahnya berupa tanah merah yang kurang subur.

Batas-batas Kota Batam:

Utara Selat Singapura dan Malaysia
Timur Pulau Bintan dan Tanjung Pinang
Selatan Kabupaten Lingga
Barat Kabupaten Karimun

Penduduk

Komposisi etnis Kota Batam pada tahun 2000
Etnis Jumlah (%)
Jawa 26,78
Melayu 17,61
Batak 14,97
Minangkabau 14,93
Tionghoa 6,28
Bugis 2,29
Banjar 0,67
Lain-lain 16,47
Sumber: Sensus Penduduk Tahun 2000[2]

Suku Bangsa

Masyarakat Kota Batam merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari beragam suku dan golongan. Suku yang dominan antara lain Jawa, Melayu, Batak, Minangkabau, dan Tionghoa. Dengan berpayungkan Budaya Melayu dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika, Batam menjadi kondusif dalam menggerakan kegiatan ekonomi, sosial politik serta budaya dalam masyarakat. Hingga Maret 2011, Batam telah berpenduduk 1.081.527 jiwa dan memiliki laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Dalam kurun waktu tahun 2001 hingga Maret 2011 memiliki angka pertumbuhan penduduk rata-rata lebih dari 8 persen per tahun.

Agama

Islam adalah agama mayoritas di Kota Batam, dengan jumlah penganut sebanyak 76,69% dari seluruh penduduk kota. Diikuti oleh penganut Kristen (17,02%), Budha (5,79%), dan Hindu (0,40%).[3] Mesjid Raya Batam yang terletak di tengah kota, berdekatan dengan alun-alun, kantor walikota dan kantor DPRD menjadi simbol masyarakat Batam yang agamis. Agama Kristen dan Katholik juga banyak dianut oleh masyarakat Batam, terutama yang berasal dari suku Batak dan Flores. Agama Buddha kebanyakan dianut oleh warga Tionghoa. Batam memiliki Vihara yang konon terbesar di Asia Tenggara, yaitu Vihara Duta Maitreya.

Bahasa

Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Bahasa daerah juga digunakan oleh para penduduk yang berasal dari daerah lain, seperti Bahasa Minang, Bahasa Batak, dan Bahasa Jawa. Hal demikian terjadi karena Batam adalah tempat berbagai suku bangsa bertemu.

Ekonomi

 
Salah satu pusat perbelanjaan Batam City Square (BCS) mall di kota Batam
 
Bus umum di Batam centre

Pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional menjadikan wilayah ini andalan bagi pemacu pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun bagi Provinsi Kepulauan Riau. Beragam sektor penggerak ekonomi meliputi sektor komunikasi, sektor listrik, air dan gas, sektor perbankan, sektor industri dan alih kapal, sektor perdagangan dan jasa merupakan nadi perekonomian kota batam yang tidak hanya merupakan konsumsi masyarakat Batam dan Indonesia tetapi juga merupakan komoditi ekspor untuk negara lain. Keberadaan kegiatan perekonomian di Kota ini juga dalam rangka meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah Kota Batam sebagai pelaksana pembangunan Kota Batam bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat daerah Kota Batam serta keikutsertaan Badan Otorita Batam dalam meneruskan pembangunan, memiliki komitmen dalam memajukan pertumbuhan investasi dan ekonomi Kota Batam, hal ini dibuktikan dengan adanya nota kesepahaman ketiga instansi tersebut, yang kemudian diharapkan terciptanya pembangunan Kota Batam yang berkesinambungan. Batam, bersama dengan Bintan dan Karimun kini telah berstatus sebagai Kawasan Ekonomi Khusus(KEK). Dengan ini diharapkan dapat meningkatkan investasi di Batam yang pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Komunikasi, Media & Hiburan

Perkembangan Telekomunikasi di Batam terbilang cukup pesat. Berikut ini adalah beberapa media yang berada di Batam.

  1. Stasiun Televisi:
    • Batam TV - 51 UHF
    • Semenanjung Televisi - 39 UHF
    • Urban TV - 61 UHF
    • Barelang TV - TV Berlangganan
    • Hang Tuah TV - TV Komunitas (Sekolah Hang Tuah)
  2. Surat Kabar:
    • batam today
    • Batam Pos
    • Tribun Batam
    • Haluan Kepri
    • Posmetro
  3. Stasiun Radio:
    • Radio Republik Indonesia Batam 105.1 FM
    • Radio Aljabar 91.7 FM
    • Radio Kei 102.3 FM
    • Radio Be 107 FM
    • Radio Batam FM 100.7
    • Radio Zoo 101.6 FM
    • Radio Discovery Minang 87.6 FM
    • Radio Sheila 104.3 FM
    • Radio BIGS 104.7 FM
    • Radio Alfa Omega 107.7 FM
    • Radio Sing 105.5 FM
    • Radio Era Baru 106.5 FM
    • Radio Salam 102.7 FM
    • Radio Hang 106 FM
    • Radio Kita 107.9 FM
    • Radio Gress 88.0 FM
    • Radio M3 103.2 FM
    • Radio RRI Studio Prod. Batam 90.9 FM
    • Radio G-Fan 105.1 FM
  4. Artist & Entertainer Indonesia asal Batam:
batam telah menjadi kota yang tempatnya dunia perek, atau di sebut tmpatnya para pelacur,
dan saya muak dengan itu,
tolong dong pemerintah kota batam, menindak lanjuti masalah perek  di batam,
terimah kasih.?????

Walikota

Berkas:Kantor DPRD, Batam.JPG
Gedung walikota dan gedung DPRD di sebelahnya

Dalam mewujudkan demokratisasi dan kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan di kota Batam, pada tanggal 5 Januari 2011 yang lalu, diselenggarakan pemilihan walikota dan wakil walikota Batam. Melalui proses yang tertib dan aman, maka terpilih dan ditetapkannya Drs. H. Ahmad Dahlan dan Rudi sebagai Walikota dan Wakil Walikota Batam periode 2011-2016.

Pembagian Wilayah

Kota Batam terdiri dari 12 (dua belas) kecamatan, yaitu:

Pendidikan

Kota Batam memiliki banyak sekolah negeri dan swasta mulai dari tingkat SD hingga SMA. Perguruan Tinggi Negeri di Batam adalah Universitas Maritim Raja Ali Haji(UMRAH) atau lebih di kenal dengan nama Politeknik Batam. Selain itu terdapat banyak perguruan tinggi swasta seperti Universitas Internasional Batam(UIB), Universitas Putera Batam (UPB), Universitas Batam(Uniba), STMIK Putera Batam, STIE Ibnu Sina, STT Bentara Persada, Universitas Riau Kepulauan (Unrika) dan lain-lain.

Transportasi

 
Terminal ferry Batam-center menuju ke Singapura dan Malaysia
 
Ferry dari Batam-centre menuju Singapura dan Stulang Laut (Malaysia)

Akses menuju Kota Batam dapat ditempuh melalui jalur udara dan laut. Melalui jalur udara, Batam dapat dicapai melalui Bandara Internasional Hang Nadim yang melayani rute penerbangan langsung dari banyak kota di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Pontianak, Bandung, Natuna, Matak, Tanjung pinang, Pangkal pinang, Dabo singkep, Dumai, Rengat, Medan, Pekanbaru, Padang, Palembang dan Bandar Lampung. Selain itu juga melayani rute internasional dari Subang, Malaysia.

Batam juga memiliki lima pelabuhan feri internasional yang menghubungkannya dengan Singapura dan Malaysia: Batam Centre, Batu Ampar (Harbour Bay), Nongsa, Waterfront City dan Sekupang.

Pariwisata

Berkas:Jembatan Barelang Batam.JPG
Jembatan Barelang yang menghubungkan pulau Batam dan pulau Rempang, serta pulau Galang
 
Terminal Ferry Telaga Punggur yang menghubungkan Batam dan Tanjung Pinang serta Tanjung Uban
 
Rumah sakit Awal Bros di Batam centre
 
Perahu pompong untuk transportasi jarak dekat antar pulau kecil

Pada tahun 2010 Kota Batam menggelar tahun kunjungan wisata bertajuk Visit Batam 2010 - Experience it. Didukung oleh fasilitas hotel dan resort berstandar internasional serta aneka kegiatan wisata yang disusun dalam Kalender Kegiatan Kepariwisataan Kota Batan, diharapkan dapat menjamin kenyamanan dan kepuasan wisatawan domestik dan mancanegara saat berkunjung ke Kota Batam.

Tempat-tempat wisata unggulan di Batam adalah:

  • Jembatan Barelang (Ikon Kota Batam)
  • Bekas kamp pengungsi Vietnam di pulau Galang
  • Kawasan Wisata Ocarina Batam
  • Pantai Nongsa
  • Pantai Melur Pulau Galang
  • Pantai Sekilak
  • KTM Resort (terdapat patung Dewi Kwan-Im raksasa)
  • Berbagai resort berstandar internasional yang menyediakan fasilitas hotel dan lapangan golf

Tempat-tempat wisata Belanja antara lain:

  • Komplek Nagoya
  • Komplek Jodoh
  • Mega Mall (Lokasi di Batam Center)
  • Nagoya Hill Mall (Lokasi di Kawasan Bisnis Nagoya)
  • Batam City Square(BCS) Mall (lokasi di Baloi Center)
  • Lucky Plaza (Pusat penjualan HP)
  • Mymart (Pusat penjualan Komputer)
  • DC Mall (Lokasi di Tanjung Uma Marina)
  • Kepri Mall (Lokasi di Simpang Kabil)
  • Panbil Mall (Lokasi di Mukakuning)
  • Plaza Batamindo (Lokasi di Kawasan Industri Batamindo)
  • Top 100 Tembesi (Lokasi di Batuaji)
  • Komplek Aviari (Lokasi di Batuaji, sebagai Pusat Barang Seken dari Singapore)


 
Pusat perbelanjaan DC Mall

Lihat pula


Referensi

  1. ^ Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Batam, Desember 2010
  2. ^ Leo Suryadinata, Evi Nurvidya Arifin, Aris Anan; Indonesia's population: ethnicity and religion in a changing political landscape, 2003
  3. ^ Leo Suryadinata, Evi Nurvidya Arifin, Aris Anan; Indonesia's population: ethnicity and religion in a changing political landscape, 2003, p. 151

Pranala luar