Kabupaten Kepulauan Selayar

kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia


Kabupaten Kepulauan Selayar (dahulu Kabupaten Selayar, perubahan nama berdasarkan PP. No. 59 Tahun 2008 [3]) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini adalah Kota Benteng. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.357,03 km² dan berpenduduk sebanyak 121.749 jiwa [1]. Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan suatu kabupaten yang mempunyai beberapa kecamatan yang dipisahkan oleh lautan.

Kabupaten Kepulauan Selayar
Daerah tingkat II
Motto: 
selayar mapan mandiri
Selayar peta
Peta
Kabupaten Kepulauan Selayar di Sulawesi
Kabupaten Kepulauan Selayar
Kabupaten Kepulauan Selayar
Peta
Kabupaten Kepulauan Selayar di Indonesia
Kabupaten Kepulauan Selayar
Kabupaten Kepulauan Selayar
Kabupaten Kepulauan Selayar (Indonesia)
Koordinat: 6°49′00″S 120°48′00″E / 6.81667°S 120.8°E / -6.81667; 120.8
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
Tanggal berdiri29 November 1605 (umur 419)
Ibu kotaKota Benteng
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 11
  • Kelurahan: 7
  • Desa: 63
Pemerintahan
 • BupatiSyahrir Wahab
Luas
 • Total1,357,03 km² [1] km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 (2009)
 • Total121,749 jiwa [1]
Demografi
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
7301 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 414
Kode Kemendagri73.01 Edit nilai pada Wikidata
Situs webhttp://selayaronline.com

Letak Geografis

Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan salah satu Kabupaten di antara 24 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang letaknya di ujung selatan dan memanjang dari Utara ke Selatan. Daerah ini memiliki kekhususan, yakni satu-satunya Kabupaten di Sulawesi Selatan yang seluruh wilayahnya terpisah dari daratan Sulawesi Selatan dan lebih dari itu wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri dari gugusan beberapa pulau sehingga merupakan wilayah kepulauan.

Gugusan pulau-pulau yang berjumlah 123 buah baik pulau-pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari Utara ke Selatan. Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar tercatat 1.357,03 km² wilayah daratan (12,91%) dan 9.146,66 km² wilayah lautan (87,09%) [1]

Secara geografis, Kabupaten Kepulauan Selayar berada pada koordinat (letak astronomi) 5°42' - 7°35' Lintang Selatan dan 120°15' - 122°30' bujur timur yang berbatasan dengan:

Utara Kabupaten Bulukumba dan Teluk Bone
Timur Laut Flores (Provinsi Nusa Tenggara Timur)
Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur
Barat Laut Flores dan Selat Makassar

Berdasarkan letak, Kepulauan Selayar merupakan kepulauan yang berada di antara jalur alternatif perdagangan internasional yang menjadikan Selayar secara geografis sangat strategis sebagai pusat perdagangan dan distribusi baik secara nasional untuk melayani Kawasan Timur Indonesia maupun pada skala internasional guna melayani negara-negara di kawasan Asia.

Topologi dan Iklim

Dipandang dari sudut tofografinya Kabupaten Kepulauan Selayar yang mempunyai luas kurang lebih 1.188,28 Km² (wilayah daratan) dan terdiri dari kepulauan besar dan kecil serta secara administrative terdiri dari 11 kecamatan, 63 desa dan 7 kelurahan [1] adalah variatif dari yang datar hingga agak miring. Sementara itu tipe iklim di wilayah ini termasuk tipe B dan C, musim hujan terjadi pada bulan November hingga Juni dan sebaliknya musim kemarau pada bulan Agustus hingga September. Secara umum curah hujan yang terjadi cukup tinggi dan sangat dipengaruhi oleh angin musiman.

Karakteristik daerah atau Topografi Kabupaten Selayar terdiri dari:

Batuan Induk Vulkanik

Terbentuk dari pertemuan jalur pegunungan muda sirkum mediterania dan sirkum pasifik, yang membentuk daratan Selayar adalah batuan yang cukup mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, oleh tenaga oksigen yang berlangsung lama, batuan itu lapuk membentuk tanah yang subur ini oleh pengaruh tenaga oksigen dapat berubah menjadi tanah karang seperti tanah laterit. Sebab itu perlu tindakan-tindakan konservasi, seperti sengkedan pada tanah-tanah miring, penggiliran tanah, pemupukan dan lain-lain.

Bentang Alam (Nataral Landscape)

Dataran Selayar yang terjadi karena tenaga endogen (pengangkatan dan pelipatan) kemudian kemudian disususl dengan tenaga oksigen, membentuk betang alam (natural landscape) yang beraneka ragam seperti:

  1. Pegunungan dengan ketinggian rata-rata 800 meter sehingga tidak cukup untuk terjadinya hujan orografis pegunungan, di punggungnya hutan tutupan dan di lerengnya perkebunan tanaman pohon kerea yang berakar panjang serta berumur panjang. Tanaman dengan pohon lunak seperti vanili, merica, kentang, kol dan lain-lain diperlukan sengkedan untuk mencegah erosi dan longsor.
  2. Daerah curam, aspek geografisnya adalah kawasan hutan (hutan tutupan) untuk mencegah longsor
  3. Daratan tinggi, aspek geografisnya, adalah:
    • Baik untuk pemukiman, karena udara sejuk dan drainasenya mudah diatur dan tidak tergenang
    • Perkebunan bagi tanaman budi-daya yang memerlukan udara sejuk, seperti cengkeh, jagung Meksiko dan lain-lain
    • Horti kultura, seperti sayur mayur, kentang bunga-bunga dan bonsai
    • Pusat-pusat kesehatan seperti sanatorium
    • Pusat-pusat pelatihan, kantor-kantor, hotel-hotel, tempat rekreasi dan lain-lain
  4. Daerah-daerah ledok dan lembah, aspek geografisnya adalah:
    • Tempat akumulasi/persedian air untuk daerah sekitarnya. Dengan pompanisasi dapat dialirkan ke daerah-daerah ketinggian.
    • Daerah pertanian tanaman pangan, seperti sayur mayur kangkung, bayam jagung lokal, kaca-kacangan dan lain-lain
  5. Tanah daratan rendah, aspek geografisnya adalah:
    • Untuk perkebunan, seperti kelapa dan coklat
    • Untuk pertanian menetap, seperti sawah dan huma.
  6. Tanah rawa-rawa, aspek geografisnya adalah:
    • Kawasan pohon nipa, tempat ikan tempat bertelur, bahan baku gula merah dan atap tradisional yang indah dan sejuk
    • Empang dan pembuatan garam
    • Kawasan bakau, tempat ikan bertelur dan berlindung, serta mencegah abrasi
  7. Daerah berbukit-bukit dan tanah bergelombang, aspek geografisnya adalah:
    • Baik untuk pemukiman, sebab udara sejuk, drainasenya mudah diatur, diwaktu malam nampak indah bagai pelaut yang menuju ke Selayar
    • Perkebunan, tanaman budi daya seperti cengkeh, coklat dan kelapa.
    • Pertanian tanaman pangan seperti jagung dan padi, tetapi harus bertaras supaya tidak terjadi erosi.
  8. Daerah Aliran Sungai (DAS)
    • Daerah aliran sungai (DAS), aspek geografis satu-satunya adalah kawasan hutan hidrologi (hutan tata air)
  9. Daerah berbatu-batu
    • Daerah yang berbatu-batu di bagian utara, aspek geografisnya hutan tutupan. Baik juga untuk hutan produksi, seperti jati dan holasa (kayu bitti). Hanya eksploitasinya tebang pilih dan tebang ganti serta rerumputan untuk pakan ternak.

Geologi

Kondisi geologi pulau Selayar merupakan kelanjutan dari wilayah geologi Sulawesi Selatan bagian Timur yang tersusun oleh jenis batuan sediment. Struktur geologi Pulau Selayar menunjukkan struktur-struktur dan penyebaran batuan berarah Utara - Selatan dan miring melandai kearah Barat. Sedangkan pantai Timur umumnya terjal dan langsung dibatasi oleh laut dalam yang cenderung merupakan jalur sesar.

Statigrafi batuan di Kabupaten Selayar terdiri dari:

  • Endapan rasa manis alluvial dan endapan pantai terdiri atas kerikil pasir, lempung Lumpur dan batu gamping cral (Qac).
  • Satuan formasi Selayar walanae mencakup batu gamping, batu pasir, batu lempung, konglomerat dan tufa (Tmps) yang terdapat di sisi Barat hingga ujung pulau Selayar.
  • Satuan formasi batuan gunung api camba, meliputi breksi, lava, konglomerat dan tufa yang terdapat pada bagian Selatan pulau Selayar.
  • Formasi camba, terdiri dari batuan sediment laut berseling dengan batuan gunung api (Tmc) terdapat pada sepanjang pantai Timur pulau Selayar.
  • Formasi walanae, terdiri dari batu pasir, konglomerat, tufa, batu danau, batu gamping dan napal (Tmpv) terdapat pada ujung bawah pantai Barat pulau Selayar.

Sejarah

 
Rumah Controleur Belanda di Pulau Selayar (1900-1940)

Pada masa lalu, Kabupaten Kepulauan Selayar pernah menjadi rute dagang menuju pusat rempah-rempah di Moluccan (Maluku). Di Pulau Selayar, para pedagang singgah untuk mengisi perbekalan sambil menunggu musim yang baik untuk berlayar. Dari aktivitas pelayaran ini pula muncul nama Selayar.[4] Nama Selayar berasal dari kata cedaya (Bahasa Sansekerta) yang berarti satu layar, karena konon banyak perahu satu layar yang singgah di pulau ini. Kata cedaya telah diabadikan namanya dalam Kitab Negarakertagama karangan Empu Prapanca pada abad 14. Ditulis bahwa pada pertengahan abad 14, ketika Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk yang bergelar Rajasanegara, Selayar digolongkan dalam Nusantara, yaitu pulau-pulau lain di luar Jawa yang berada di bawah kekuasaan Majapahit. Ini berarti bahwa armada Gajah Mada atau Laksamana Nala pernah singgah di pulau ini.


Selain nama Selayar, pulau ini dinamakan pula dengan nama Tana Doang yang berarti tanah tempat berdoa. Di masa lalu, Pulau Selayar menjadi tempat berdoa bagi para pelaut yang hendak melanjutkan perjalanan baik ke barat maupun ke timur untuk keselamatan pelayaran mereka. Dalam kitab hukum pelayaran dan perdagangan Amanna Gappa (abad 17), Selayar disebut sebagai salah satu daerah tujuan niaga karena letaknya yang strategis sebagai tempat transit baik untuk pelayaran menuju ke timur dan ke barat. Disebutkan dalam naskah itu bahwa bagi orang yang berlayar dari Makassar ke Selayar, Malaka, dan Johor, sewanya 6 rial dari tiap seratus orang.


Belanda mulai memerintah Selayar pada tahun 1739. Selayar ditetapkan sebagai sebuah keresidenan dimana residen pertamanya adalah W. Coutsier (menjabat dari 1739-1743). Berturut-turut kemudian Selayar diperintah oleh orang Belanda sebanyak 87 residen atau yang setara dengan residen seperti Asisten Resident, Gesagherbber, WD Resident, atau Controleur. Barulah Kepala pemerintahan ke 88 dijabat oleh orang Selayar, yakni Moehammad Oepoe Patta Boendoe. Saat itu telah masuk penjajahan Jepang sehingga jabatan residen telah berganti menjadi Guntjo Sodai, pada tahun 1942. Di zaman Kolonial Belanda, jabatan pemerintahan di bawah keresidenan adalah Reganschappen. Reganschappen saat itu adalah wilayah setingkat kecamatan yang dikepalai oleh pribumi bergelar "Opu". Dan kalau memang demikian, maka setidak-tidaknya ada sepuluh Reganschappen di Selayar kala itu, antara lain: Reganschappen Gantarang, Reganschappen Tanete, Reganschappen Buki, Reganschappen Laiyolo, Reganschappen Barang-Barang dan Reganschappen Bontobangung. Di bawah Regaschappen ada kepala pemerintahan dengan gelar Opu Lolo, Balegau dan Gallarang. Pada tanggal 29 November 1945 pukul 06.45 sekumpulan pemuda dari beberapa kelompok dengan jumlah sekitar 200 orang yang dipimpin oleh seorang pemuda bekas Heiho bernama Rauf Rahman memasuki kantor polisi kolonial (sekarang kantor PD. Berdikari). Para pemuda ini mengambil alih kekuasaan dari tangan Belanda yang di kemudian hari tanggal ini dijadikan tanggal Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Selayar. Tahun Hari Jadi diambil dari tahun masuknya Agama Islam di Kabupaten Kepulauan Selayar yang dibawa oleh Datuk Ribandang, yang ditandai dengan masuk Islamnya Raja Gantarang, Pangali Patta Radja, yang kemudian bernama Sultan Alauddin, pemberian Datuk Ribandang. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1605, sehingga ditetapkan Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Selayar adalah 29 November 1605.[5]

Demografi

Penduduk Kabupaten Selayar menurut Sensus Penduduk tahun 2009 berjumlah 121.749 jiwa yang terdiri dari 58.659 jiwa laki-laki dan 63.090 jiwa perempuan dengan laju pertumbuhan rata-rata 2% per tahun[6] selama periode tahun 2004 - 2009. Komposisi penduduk menurut kelompok umur terdiri dari:

  • Penduduk usia 0 - 14 tahun sebanyak 26.659 jiwa (25,77%)
  • Penduduk usia 15 - 64 tahun berjumlah 69.485 jiwa (67,15%)
  • Penduduk usia 65 tahun keatas sebanyak 7.329 jiwa (7,08%)

Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Selayar pada tahun 1999 sebesar 40.531 orang, yaitu yang bekerja sebanyak 38.777 orang dan jumlah pengangguran sebanyak 1.963 orang, sedangkan pencari kerja yang terdaftar sebanyak 153 orang.

Penyebaran penduduk berdasarkan wilayah kecamatan pada tahun 2009 [7] adalah sebagai berikut:

Templat:Jumlah Penduduk Kecamatan

Pariwisata & Kebudayaan

Potensi Wisata di Kabupaten Kepulauan Selayar cukup banyak. Salah satunya yang terkenal adalah Taman Nasional Takabonerate[8] yang merupakan objek wisata bahari. Jumlah wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional Takabonerate pada tahun 2009 mencapai 576 orang. Kawasan ini terdiri dari 21 buah pulau serta puluhan taka dan bungin, umumnya terbentuk dari endapan pasir dan biosfer. Taman Nasional Taka Bonerate memiliki karang atol terbesar ketiga di dunia (terbesar di Asia Tenggara) yaitu setelah Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa. Luas atol tersebut sekitar 220.000 hektar, dengan terumbu karang yang tersebar datar seluas 500 km².

 
Tari Pakarena di pulau Selayar di masa Hindia Belanda

Berikut ini beberapa Obyek Wisata / tempat yang menarik untuk dikunjungi dari masing-masing Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Selayar[1]

  • Kecamatan Benteng : Tari Pakarena, Rumah Tahanan Negara, Musium Negara, Plaza Marina, Rumah Jabatan Bupati
  • Kecamatan Buki : Kuburan Tua Silolo, Pantai karang Indah, Benteng Pertahanan, Istana Lalaki Buki
  • Kecamatan Bontoharu : Pantai Je’neiya, Jangkar Raksasa, Gong Nekara, Benteng Bontobangun, Perkampungan Tua Bitombang
  • Kecamatan Bontomatene : Pantai Pa’badilang, Gua Ereposo, Sumur Tua Tajuiya, Makam Bulaenna Parangia, Rumah Adat Batangmata
  • Kecamatan Bontomanai : Permandian alam Eremata, Air Terjun Suttia, Pusat Bumi (To’do), Puncak, Mesjid Tua Gantarang
  • Kecamatan Pasimasunggu : Tari Kondo Buleng, Pusaka Jampea, Pulau Tanamalala, Pulau Jai Lamu, Pulau Batu
  • Kecamatan Pasimasunggu Timur : Perairan Batu So’bolo, Pulau Bembe, Makam Ali Kabar, Pantai Doda
  • Kecamatan Pasimarannu : Tari Pangaru, Tari Batanda, Gua Majapahit, Rumah Adat Opu Bonerate, Pembuatan Perahu
  • Kecamatan Bontosikuyu : Pantai Baloiya, Wisata Jammeng, Gua Bonetappalang, Pantai Batu Etang, Air Terjun Patikore’
  • Kecamatan Takabonerate : Pantai Bone Lambere, Pulau Kauna, Buhung Tuma, Pulau Tinabo, Taman Nasional Takabonerate
  • Kecamatan Pasilambena : Pantai Pulau Madu, Pantai Karumpa, Perkampungan Tua, Gua Buranga, Gua Tengkorak

Referensi

  1. ^ a b c d e f "Kabupaten Kepulauan Selayar Dalam Angka 2010". Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Selayar. ISSN 0215-2290. 
  2. ^ "Sulawesi Selatan Dalam Angka 2010". Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. 
  3. ^ "Perubahan Nama Kabupaten Selayar Menjadi Kabupaten Kepulauan Selayar". Sekretariat Negara Republik Indonesia. August 21, 2008. 
  4. ^ "Sejarah Selayar". Selayaronline.com. 
  5. ^ "Hari Jadi Selayar". Selayaronline.com. 
  6. ^ regionalinvestment.com
  7. ^ Bappeda Selayaronline.com
  8. ^ "Taman Nasional Taka Bonerate". SK Menteri Kehutanan Republik Indonesia No.280/Kpts-II/1992. ISSN 0215-2290. 

Pranala luar