Teluh
Teluh atau santet atau guna-guna, sudah berlangsung sejak zaman dahulu[1]. Tapi hingga kini misteri itu belum (dan sulit) diungkap[1]. Sejalan dengan kemajuan zaman, santet berkembang jadi lebih canggih[1]. Bahkan seperti dalam era digital, santet pun ada yang diklasifikasi sebagai santet krah putih[1]. Melibatkan kalangan atas dengan cara yang modern dan canggih[1]. Santet atau sihir dalam bahasa Arab dinamakan ainun saqhirah, atau sesuatu yang menyilaukan mata[1]. Lebih jauh, bermakna menakjubkan[1]. Atau sebuah kemampuan luar biasa yang sulit diterima akal sehat[1]. DALAM masyarakat Jawa, terdapat fenomena teluh braja[1]. Menurut kesaksian dan cerita turun-temurun dari leluhur, teluh braja juga merupakan sinar terang benderang yang melesat amat cepat[1]. Atau seperti ainun saqhirah[1]. Kemunculan teluh braja biasanya disusul mewabahnya penyakit[1]. Kalau menuju ke rumah tertentu, salah satu penghuninya biasanya lalu menderita sakit berat,tak jarang mengakibatkan kematian[1]. Di Jawa, ada beberapa jenis tanaman bisa menangkal datangnya teluh braja sehingga tidak memakan korban[1]. Dengan menanam pohon pepaya di muka rumah, bisa mengalihkan datangnya teluh braja ke pohon tersebut. Sehingga si empunya rumah selamat dari serangan guna-guna atau santet. Kalau memang sedang mendapat ancaman serangan santet, ada lagi kiat untuk menangkalnya. Yakni dengan membawa merang padi ketan hitam ke mana pun pergi. Menurut paranormal, merang padi ketan hitam memiliki power positif untuk mentralisir ilmu santet.Bila seseorang terancam santet dipersilakan selalu tidur di atas lantai[1]. Tanah atau bumi dinilai memiliki energi positif[1]. Itulah maka tidak ada gendruwo atau lelembut yang berani menginjak bumi, sebab akan terasa panas[1]. Santet, biasanya bergerak sekitar 50 cm di atas permukaan tanah[1]. Maka bila seseorang tidur di atas lantai, tidak mungkin terkena tembakan santet[1].