Pepaya

jenis tumbuhan

Pepaya atau betik (Carica papaya L.) adalah tumbuhan yang diperkirakan berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan.[2] Pepaya kini telah menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C. papaya adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda, "papaja", yang pada gilirannya juga mengambil dari nama bahasa Arawak, "papaya". Dalam bahasa Jawa pepaya disebut katès ("gandul"; dialek Banyumasan) dan dalam bahasa Sunda, Rejang, dan Bali disebut gedang.[3][4]

Pepaya
Carica papaya
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Rosid
Ordo: Brassicales
Famili: Caricaceae
Genus: Carica
Spesies:
C. papaya
Nama binomial
Carica papaya

Morfologi

sunting

Pada daunnya memiliki morfologi memiliki lamina serta petiolus. Tulang daunya memiliki 5 Costa atau ibu tulang yang disertai dengan nervus lateralis atau yang disebut cabang tulang dan Urat daun atau yang disebut vena. Daun ini termasuk daun dengan toreh yang tidak merdeka dan termasuk jenis tepi daun yang bertoreh bercangap menjari atau palmatifidus tiap Apex folii atau ujung daun ialah Acutus atau runcing.

Kegunaan

sunting

Buah pepaya dimakan dagingnya, baik ketika muda maupun masak. Daging buah muda dimasak sebagai sayuran sedangkan daging buah masak dimakan segar atau sebagai campuran koktail buah. Pepaya dimanfaatkan pula daunnya sebagai sayuran dan pelunak daging. Daun pepaya muda dimakan sebagai lalapan (setelah dilayukan dengan air panas) atau dijadikan pembungkus buntil. Oleh orang Manado, bunga pepaya yang diurap menjadi sayuran yang biasa dimakan. Getah pepaya (dapat ditemukan di batang, daun, dan buah) mengandung enzim papain, semacam protease, yang dapat melunakkan daging dan mengubah konformasi protein lainnya. Papain telah diproduksi secara massal dan menjadi komoditas dagang.

Untuk memproduksi papain, bahan baku yang perlu dipersiapkan adalah getah pepaya. Sementara bahan penolongnya berupa air dan sulfit. Air digunakan sebagai pengencer getah pepaya, sedangkan sulfit digunakan sebagai pelarut bahan kimia.

Pengambilan Getah Buah Pengambilan getah buah dilakukan pada buah yang sudah berumur 2.5-3 bulan. Buah yang sedang dalam masa penyadapan harus tetap tergantung pada batang pokoknya. Penyadapan dilakukan sampai tujuh kali dengan interval penyadapan empat hari, maka waktu yang diperlukan untuk penyadapan adalah sekitar 28 hari. Waktu yang tepat untuk menyadap adalah pagi hari sebelum matahari terbit atau sore hari sebelum matahari terbenam.[5]

Daun pepaya juga berkhasiat sebagai obat dan perasannya digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menambah nafsu makan.

Pemerian

sunting

Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh hingga setinggi 5–10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Bentuknya dapat bercangap ataupun tidak. Pepaya kultivar biasanya bercangap dalam.

Pepaya adalah monodioecious' (berumah tunggal sekaligus berumah dua) dengan tiga kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermafrodit). Tumbuhan jantan dikenal sebagai "pepaya gantung", yang walaupun jantan kadang-kadang dapat menghasilkan buah pula secara "partenogenesis". Buah ini mandul (tidak menghasilkan biji subur), dan dijadikan bahan obat tradisional. Bunga pepaya memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat dengan tangkai atau duduk pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan tumbuh pada tangkai panjang. Bunga biasanya ditemukan pada daerah sekitar pucuk.

Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing. Warna buah ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga kuning. Bentuk buah membulat bila berasal dari tanaman betina dan memanjang (oval) bila dihasilkan tanaman banci. Tanaman banci lebih disukai dalam budidaya karena dapat menghasilkan buah lebih banyak dan buahnya lebih besar. Daging buah berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga merah, tergantung varietasnya. Bagian tengah buah berongga. Biji-biji berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam lapisan berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan. Dalam budidaya, biji-biji untuk ditanam kembali diambil dari bagian tengah buah.

Kelamin jantan pepaya ditentukan oleh suatu kromosom Y-primitif, yang 10% dari keseluruhan panjangnya tidak mengalami rekombinasi.[6] Suatu penanda genetik RAPD juga telah ditemukan untuk membedakan pepaya berkelamin betina dari pepaya jantan atau banci.[7]

Kultivar

sunting

Secara umum terdapat dua jenis pepaya yang biasanya ditanam. Yang satu memiliki daging yang manis, merah atau oranye, dan yang lainnya memiliki daging kuning; di Australia, pepaya ini masing-masing disebut "pepaya merah" dan "pepaya kuning".[8] Namun apa pun jenisnya, buah pepaya yang dipetik muda kerap disebut "pepaya hijau".[9]

Pepaya 'Maradol', 'Sunrise', dan 'Caribbean Red' berbuah besar berbuah merah yang sering dijual di pasar AS umumnya ditanam di Meksiko dan Belize.[10]

Pada tahun 2011, peneliti Filipina melaporkan bahwa dengan hibridisasi pepaya dengan Vasconcellea quercifolia , mereka telah mengembangkan pepaya yang kebal terhadap virus ringpot pepaya (PRV).[11]

Kultivar hasil rekayasa genetik

sunting

Carica papaya adalah pohon buah transgenik pertama yang genomnya diurutkan.[12] Menanggapi wabah papaya ringspot virus di Hawaii, pada tahun 1998, pepaya yang diubah secara genetik disetujui dan dibawa ke pasar (termasuk varietas 'SunUp' dan 'Rainbow'.) Varietas yang resisten terhadap PRV memiliki beberapa DNA dari virus ini yang dimasukkan ke dalam DNA tanaman.[13][14] Pada 2010, 80% tanaman pepaya Hawaii telah dimodifikasi secara genetik. Modifikasi tersebut dibuat oleh ilmuwan Universitas Hawaii, yang membuat benih yang dimodifikasi tersedia bagi petani tanpa biaya.[15][16]

Produksi pepaya – 2018
Negara (Miliar ton)
  India
6.0
  Brasil
1.1
  Meksiko
1.0
  Republik Dominika
1.0
  Indonesia
0.9
Dunia
13.3
Sumber: FAOSTAT, PBB[17]

Manfaat pepaya

sunting

Manfaat buah pepaya

sunting

Pepaya memiliki manfaat yang banyak karena pepaya banyak mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan mata, pepaya juga memperlancar pencernaan bagi yang sulit buang air besar. Di beberapa tempat buah pepaya setengah matang dijadikan rujak buah manis bersama dengan buah bengkoang, nanas, apel, belimbing, jambu air. Getah buah pepaya juga tergolong mahal karena getah pepaya bisa diolah menjadi tepung papain yang berguna bagi kebutuhan rumah tangga dan industri. Pada pengobatan herbal pepaya dapat mencegah kanker,[18] sembelit, kesehatan mata.

Manfaat biji pepaya

sunting

Dokter Wahyu Triasmara menjelaskan bahwa biji buah pepaya bermanfaat sebagai antioksidan dalam darah karena dapat menurunkan kadar kolesterol dan LDL, serta meningkatkan kadar HDL (lipoprotein densitas tinggi). Biji pepaya memiliki efek hipolipidemia untuk terapi hiperlipidemia yang disebabkan oleh kadar lemak nabati atau kolesterol dalam jumlah terlalu tinggi karena ekstrak biji tersebut berisi kandungan alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, antrakuinon, dan antosianin. Menurutnya biji pepaya dapat dikonsumsi dengan cara diblender dan disajikan seperti membuat jus, ataupun dengan cara diseduh seperti menyeduh kopi setelah terlebih dahulu dikeringkan dan diblender.[19]

Hama dan Penyakit

sunting

Papaya ringspot virus adalah virus yang banyak menyerang pepaya di Florida. Tanda-tanda pertama virus adalah daun muda yang menguning dan kehilangan urat daun, serta daun kuning yang berbintik-bintik. Daun yang terinfeksi bisa melepuh, kasar, atau menyempit, dengan bilah mencuat ke atas dari tengah daun. Tangkai daun dan batangnya bisa membentuk garis-garis berminyak berwarna hijau tua dan lama-kelamaan menjadi lebih pendek. Titik cincin berbentuk lingkaran, tanda berbentuk C yang berwarna hijau lebih tua dari pada buahnya. Pada tahap selanjutnya virus, tanda bisa menjadi abu-abu dan berkerak. Infeksi virus memengaruhi pertumbuhan dan menurunkan kualitas buah. Salah satu efek terbesar dari infeksi virus pada pepaya adalah rasanya. Per tahun 2010, satu-satunya cara untuk melindungi pepaya dari virus ini adalah melalui rekayasa genetik.[20]

Jamur antraknosa diketahui secara khusus menyerang pepaya, terutama buah yang sudah matang. Penyakit ini dimulai dari yang kecil dengan sedikit tanda, seperti bintik-bintik basah pada buah yang matang. Bintik-bintik tersebut menjadi cekung, berubah menjadi coklat atau hitam, dan mungkin membesar. Di beberapa tempat yang lebih tua, jamur dapat menghasilkan spora berwarna merah muda. Buah menjadi lunak dan memiliki rasa yang tidak enak karena jamur tumbuh ke dalam buah.[21]

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ IUCN Detail 20681422
  2. ^ Morton JF (1987). "Papaya". NewCROP, the New Crop Resource Online Program, Center for New Crops & Plant Products, Purdue University; from p. 336–346. In: Fruits of warm climates, JF Morton, Miami, FL. Diakses tanggal 23 May 2015. 
  3. ^ Aldyla, Indra Wardani. "Pepaya / Gandul (Jawa) | Biodiversity Warriors". Diakses tanggal 2022-05-23. 
  4. ^ Aksan, Hermawan (14 Februari 2016). "Gandul". Tribunnews.com. Diakses tanggal 23 Mei 2022. 
  5. ^ Enzim Papain Dari Pepaya
  6. ^ Liu Z. et al. 2004. Nature 427:348-352
  7. ^ Urasaki et al. 2002. TAG 104:281-285
  8. ^ "Papaya Varieties". Papaya Australia. 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-06. Diakses tanggal 9 December 2015. 
  9. ^ "Pepaya Hijau, Buah untuk Memperlancar Produksi ASI". fimela.com. 2023-12-26. Diakses tanggal 2024-01-14. 
  10. ^ Sagon, Candy (13 October 2004). "Maradol Papaya". Market Watch (13 Oct 2004). The Washington Post. Diakses tanggal 21 July 2011. 
  11. ^ Siar, S. V.; Beligan, G. A.; Sajise, A. J. C.; Villegas, V. N.; Drew, R. A. (2011). "Euphytica, Volume 181, Number 2". Euphytica. SpringerLink. 181 (2): 159–168. doi:10.1007/s10681-011-0388-z. ISSN 0014-2336. 
  12. ^ Borrell. "Papaya genome project bears fruit". ugr.es. 
  13. ^ "Genetically Altered Papayas Save the Harvest". mhhe.com. 
  14. ^ "Hawaiipapaya.com". Hawaiipapaya.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-07. Diakses tanggal 2013-06-15. 
  15. ^ Ronald, Pamela and McWilliams, James (14 May 2010) Genetically Engineered Distortions The New York Times, accessed 1 October 2012
  16. ^ [1] Diarsipkan March 31, 2012, di Wayback Machine.
  17. ^ "Papaya production in 2018; Crops/Regions/World list/Production Quantity (pick lists)". UN Food and Agriculture Organization, Corporate Statistical Database (FAOSTAT). 2019. Diakses tanggal 28 February 2020. 
  18. ^ Cegah Kanker, Makan Pepaya
  19. ^ Sikat Racun dan Kolesterol dengan Kopi Biji Pepaya, Tribun Jabar, 3 April 2015, diakses tanggal 20 Oktober 2015 
  20. ^ Gonsalves, D., S. Tripathi, J. B. Carr, and J. Y. Suzuki (2010). "Papaya ringspot virus". 
  21. ^ Mossler, M.A.; Crane, J. (2008). "Florida crop/pest management profile: papaya" (PDF). University of Florida. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 30 June 2017. 

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting