Mata Tertutup

film Indonesia
Revisi sejak 13 November 2011 14.39 oleh Maqi (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{Infobox Film | movie_name = Mata Tertutup | image = | image_size = 230px | caption = poster film | director = Garin Nugroho | prod...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Mata Tertutup merupakan film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2011 yang disutradarai oleh Garin Nugroho serta dibintangi oleh Jajang C Noer dan M. Dinu Imansyah.

Mata Tertutup
SutradaraGarin Nugroho
ProduserGarin Nugroho
Fajar Riza Ul Haq
Asaf Antariksa
Endang Tirtana
Ditulis olehTri Sasongko
PemeranJajang C Noer
M. Dinu Imansyah
Eka Nusa Pertiwi
Tanggal rilis
2011
Durasi... menit
NegaraIndonesia Indonesia

Dalam pembuatan film ini menggunakan kamera foto Canon 5D dan pemain-pemain "amatir" yang baru pertama kali bermain film kecuali Jajang C Noer. Biaya produksinya sangat murah, konon sekitar Rp 600 juta. Waktu pengambilan gambar: sembilan hari. Pembuatan copy film untuk bioskop didapat dari sponsor. Film ini dimaksud sebagai propaganda antikekerasan dan antifundamentalisme. Untuk itu film ini akan ditayangkan di sekolah-sekolah.[1]

Sinopsis

Film ini berisi tiga cerita tentang wajah kehidupan beragama di Indonesia.

Cerita pertama

Ada Rima (Eka Nusa Pertiwi), seorang gadis yang sedang gundah dalam pencarian identitas. Dalam kegamangannya, ia terlibat dalam NII. Ada

Cerita kedua

Jabir (M. Dinu Imansyah), seorang remaja yang menjadi pengebom bunuh diri karena terdorong oleh kondisi keluarga dan kesulitan ekonomi.

Cerita ketiga

Ada juga Asimah (Jajang C. Noer), seorang ibu yang kehilangan anak satu-satunya: Aini. Anaknya menjadi menjadi korbn penculikan orang-orang dari kelompok Islam Fundamentalis. Penculikan itu berlangsung ketika Asimah tengah berada pada proses perceraian. Asimah kian frustasi jadinya.[1]

Pemeran

  • Rima - Eka Nusa Pertiwi
  • Jabir - M. Dinu Imansyah
  • Asimah - Jajang C. Noer

Referensi

  1. ^ a b Mata Tertutup, diakses pada 13 November 2011.

Pranala luar