Candiroto, Temanggung

kecamatan di Temanggung, Jawa Tengah

Candiroto adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan ini adalah penghasil kopi terbesar di Temanggung. Di kecamatan ini terletak pula "Umbul Jumprit", mata air yang disucikan yang airnya diambil untuk upacara keagamaan umat Buddhisme dan Hindu.

Candiroto
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenTemanggung
Pemerintahan
 • CamatToto Budi Wiyanto
Populasi
 • Total31,559 (2.008) jiwa
Kode Kemendagri33.23.12 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3323120 Edit nilai pada Wikidata
Luas5.994 ha
Kepadatan527 jiwa/km² (2008)
Desa/kelurahan14
Peta
PetaKoordinat: 7°15′19″S 110°0′31″E / 7.25528°S 110.00861°E / -7.25528; 110.00861

Geografi

Jarak dari Kota Temanggung 28 km dengan luas 5.994 ha, dengan rincian lahan sawah 1.195 ha dan bukan lahan sawah 4.799 ha. Secara administratif, Kec. Candiroto terbagi atas 14 desa, 74 dusun, 270 rukun tetangga, dan 74 rukun warga, dengan jumlah Kades 14 orang, perangkat desa 216 orang dan anggota BPD 120 orang.

Batas

Batas-batas Kec. Candiroto adalah sebagai berikut:

Utara Kecamatan Bejen
Timur Kecamatan Gemawang dan Jumo
Selatan Kecamatan Ngadirejo dan Jumo
Barat Kecamatan Wonoboyo dan Kabupaten Wonosobo

Desa

Terdapat 14 desa di Kec. Candiroto, yakni:

  1. Candiroto
  2. Lempuyang
  3. Canggal
  4. Kentengsari
  5. Ngabeyan
  6. Bantir
  7. Krawitan
  8. Muntung
  9. Batursari
  10. Mento
  11. Muneng
  12. Plosogaden
  13. Sidoharjo
  14. Gunungpayung

Demografi

Berdasarkan registrasi tahun 2008, Kec. Candiroto berpenduduk 31.599 jiwa yang terdiri dari 15.759 laki-laki, 15.840 perempuan, dan kepadatan penduduk 527 per km², dengan angka kelahiran kasar 8,04 per 1000 jiwa, angka kematian kasar 4,17 per 1000 jiwa. Pada tahun 2008, jumlah rumah tangga mencapai 8.655 dengan rata-rata penduduk per rumah tangga sebanyak 3-4 orang per rumah tangga. Jumlah penduduk berusia 5 tahun ke atas yang menamatkan perguruan tinggi hanya 394 jiwa, tamat akademi/sarjana muda sebesar 249 jiwa, tamat sekolah menengah atas atau sederajat sebesar 2.107 jiwa, tamat sekolah menengah pertama atau sederajat 3.768 jiwa, tamat sekolah dasar atau sederajat sebesar 13.089 jiwa, dan tidak/belum tamat SD sebesar 9.294 jiwa.

Jumlah penduduk menurut mata pencaharian masih didominasi oleh sektor pertanian yaitu 13.982 jiwa, yang bekerja pada sektor industri hanya 202 jiwa, sektor bangunan 548 jiwa, pedagang 1.445 jiwa, yang bekerja pada sektor angkutan sebesar 379 jiwa, Jasa 1.171 jiwa dan sektor lainnya.

Pendidikan

Banyaknya sekolah dan murid tahun ajaran 2008/2009 adalah: SD Negeri 20 buah, murid laki-laki 1.352 orang dan perempuan 1.234 orang dengan jumlah guru 147 pegawai negeri sipil dan 47 non-PNS, dan SD Swasta belum ada. Untuk SLTP Negeri 1 buah, murid laki-laki 337 orang perempuan 367 orang dengan jumlah guru 31 orang, SLTP Swasta 1 buah, murid laki-laki 52 orang perempuan 38 orang dengan jumlah guru 9 orang. Untuk SLTA Negeri 1 buah, murid laki-laki 186 orang perempuan 289 orang dengan jumlah guru 37 orang, SLTA Swasta 1 buah, murid laki-laki 77 orang perempuan 87 orang dengan jumlah guru 16 orang.

Kesehatan

Kec. Candiroto memiliki 1 puskesmas, 3 puskesmas pembantu, 1 puskesmas keliling, dan 8 PKD. <="" img=""> KOPI KABUPATEN TEMANGGUNG

Kabupaten yang berada di tengah-tengah wilayah Provinsi Jawa Tengah ini merupakan salah satu daerah potensi penghasil kopi. Terdapat dua jenis tanaman kopi di Temanggung, yakni kopi robusta dan arabika.

Tanaman kopi hidup subur di kawasan utara Kabupaten Temanggung, seperti Kecamatan Tretep, Wonoboyo, Bejen, Candiroto, Kandangan, Jumo, Gemawang, Kledung, dan Kaloran.

Apabila menelusuri kawasan dengan ketinggian 500 hingga 1.000 meter di atas permukaan air laut tersebut, tanaman kopi menghijau di kanan-kiri jalan desa membuat suasana sejuk dan asri. Saat menjelang musim panen, buah kopi berwarna merah menghiasi ruas tangkai tanaman yang menghijau itu.


Tanaman kopi robusta di Temanggung hidup di dataran rendah dengan luas areal sekitar 9.278 hektare dengan jumlah produksi 5.508 ton pertahun. Sedangkan kopi arabika tumbuh di dataran tinggi dengan luas areal sekitar 966 hektar dengan produksi 365 ton pertahun.

Produksi kopi yang cukup tinggi tersebut menjadikan Kabupaten Temanggung menyumbang 40 persen lebih produk kopi di Jawa Tengah.

Panen raya kopi setiap tahun sekitar bulan Juni hingga Juli. Pada umumnya petani menjual dalam bentuk biji yang sudah diproses dan dikeringkan. Biji kopi yang bagus apabila dipetik matang dengan ciri berwarna merah tua. Biji yang matang selain memiliki bobot juga mengeluarkan aroma yang lebih harum saat diproses dalam bentuk bubuk.

Kopi bubuk Temanggung hasil produksi Perusda Aneka Usaha Temanggung bisa ditemuai di sejumlah warung atau toko di daerah tersebut.

Di Desa Mento, Kecamatan Candiroto, Kelompok Tani Akur II memproduksi kopi biji dengan dua cara, yakni melalui proses mesin maupun secara tradisional yang menggunakan penggorengan di atas tungku yang menggunakan kayu bakar. Hal ini cukup menarik untuk dijadikan wisata pendidikan untuk menambah wawasan bagi anak didik.

Bagi masyarakat yang melintas di jalur Semarang-Purwokerto melalui Temanggung-Wonosobo bisa istirahat sambil menikmati kopi khas Temanggung di kawasan Kledung dengan disuguhi panorama alam yang indah yakni lereng Gunung Sumbing dan Sindoro.


Hingga saat ini, Pemkab Temanggung terus berupaya mendorong para petani melakukan panen kopi petik merah dan didukung dengan proses pengolahan basah agar menghasilkan biji kopi berkualitas ekspor. Melalui eksportir dari Semarang maupun Malang Jawa Timur, biji kopi dari Temanggung telah diekspor ke sejumlah negara.

Pemkab Temanggung juga terus berusaha mengembangkan tanaman kopi di tengah tanaman tembakau yang menjadi primadona daerah tersebut dengan sistem tumpangsari antara tanaman tembakau dengan tanaman kopi arabika kate yang dikenal dengan sitem penanaman pola Tlahap, karena model tumpangsari ini pertama dikembangkan di daerah Tlahap, Kecamatan Kledung, Temanggung.

Petani atau kelompok tani dari daerah lain melakukan studi banding untuk mengetahui sistem tumpangsari antara tanaman tembakau dengan kopi tersebut, bahkan sejumlah bupati/wakil bupati dan wali kota/wakil wali kota di Indonesia pernah berkunjung untuk mengetahui penanaman kopi pola Tlahap tersebut

Ekonomi

Tanaman yang dapat dikembangkan di Kec. Candiroto antara lain padi, jagung, ketela pohon, dan ketela rambat. Untuk tanaman sayuran antara lain lombok, untuk buah-buahan antara lain durian, rambutan, jambu biji, dan pisang. Tanaman perkebunan antara lain : kopi arabika, kopi robusta, cengkeh, kelapa, enau, kakao, jahe, kapulaga], kemukus, kunyit, tembakau, dan vanili. Peternakan yang dikembangkan di Candiroto antara lain sapi potong, kerbau, kuda, kambing, domba, kelinci, ayam buras, ayam ras, itik, bebek, burung puyuh, dan angsa. Perikanan yang dikembangkan di desa ini antara lain karper, lele, nila, tawes, gabus, udang, dan kodok.

Pariwisata

  • Curug Guwong di Desa Gunungpayung
  • Sarean Ki Ageng Trenggono Kusomo di Desa Muneng
  • Gua Semurup di Desa Plosogaden
  • Petilasan Candiroto di komplek Puskesmas Candiroto
  • Punden Berundhak di Dusun Krajan Desa Candiroto
  • Kalithuk petilasan Sunan Kalijogo di Dusun Mentoroto Desa Mento

Pranala luar