Seni modern
Seni modern merupakan karya seni yang dihasilkan dalam periode terentang antara 1860-an sampai 1970-an dengan menggunakan gaya dan filosofi seni yang dihasilkan pada masa itu [1]. Pada dasarnya, dunia seni modern berada dalam struktur budaya sosial yang lebih luas sebagai hasil perkembangan dunia selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Meskipun karya-karya tertentu terkadang diberi label "Seni hanya untuk seni" dan berusaha untuk menjauhkan diri dari kehidupan nyata, seni selalu merupakan ekspresi dari kondisi manusia seperti halnya nilai-nilai budaya lain yang terdapat di masyarakat[2]. Seniman-seniman modern pada umumnya bereksperimen dengan gaya baru yang unik dan dengan menghasilkan ide-ide segar mengenai fungsi dari seni dan material-material yang digunakan. Mereka cenderung menciptakan karya seni yang dihasilkan dari perasaan yang dalam dan inspirasi-inspirasi yang kreatif pada umumnya. Bahkan bila hasil karya mereka sepertinya tidak memiliki tujuan atau makna apapun pada umumnya, kenyataannya hasil karya tersebut memiliki maknanya sendiri tergantung apa yang tengah terjadi dalam situasi dan kondisi pada masa tertentu dan sesuai dengan intelektual masyarakat yang lebih luas.
Seni modern dimulai dari warisan pelukis-pelukis seperti Vincent van Gogh, Paul Cézanne, Paul Gauguin, Georges Seurat and Henri de Toulouse Lautrec yang dipandang sebagai para perintis perkembangan seni modern. Pada permulaan abad ke-20, Henri Matisse dan beberapa seniman muda lainnya termasuk pra-kubisme Georges Braque, André Derain, Raoul Dufy dan Maurice de Vlaminck merevolusi dunia seni Paris dengan lukisan-lukisan yang "liar", baragam warna, panorama-panorama yang ekspresif dan lukisan-lukisan sosok manusia yang disebut oleh para kritikus beraliran Fauvism. Dua versi lukisan Henri Matisse "The Dance" merupakan titik kunci yang signifikan dalam karirnya dan dalam perkembangan seni modern. Karya tersebut mencerminkan kekaguman Henri Matisse akan seni primitif: pemakaian warna hangat yang kuat pada objek-objek diatas warna latar belakang yang adem biru kehijauan serta rangkaian gerakan yang ritmik dari sosok-sosok telanjang yang sedang menari menghasilkan cita rasa pembebasan dan hedonisme yang emosional [3]