Kimpulan
Pustakasala (juga dikenal sebagai Candi Kimpulan) adalah Candi Hindu yang diperkirakan dibangun pada rentang waktu abad ke-9 sampai ke-10 Masehi yang terletak di lokasi kampus Universitas Islam Indonesia (UII), Jalan Kaliurang, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Indonesia. Candi ini tekubur sekitar lima meter di bawah tanah. Bagian dari candi telah digali dan menampilkan tembok bujur sangkar, kaki landasan bangunan, serta arca Ganesha, Nandi, dan Lingga-Yoni.
Penemuan
Candi ini ditemukan secara tidak sengaja pada 11 Desember 2009 ketika tengah diadakan penggalian untuk fondasi proyek pembangunan perpustakaan UII.[1] Penemuan ini menarik perhatian publik dan media serta masyarakat lokal. Pemberitaan media telah menarik perhatian dan rasa keingintahuan masyarakat yang berbondong-bondong mengunjungi situs ini. Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta mengkhawatirkan membeludaknya kunjungan umum dapat merusak candi dan mengkhawatirkan pencurian. Kini situs ini dipagari dengan seng, ditutup untuk umum dan tidak boleh dikunjungi masyarakat.
Seperti Candi Sambisari, Candi Morangan, dan Candi Kedulan, candi ini diperkirakan terkubur bersamaan akibat letusan Gunung Merapi di dekatnya yang meletus sekitar seribu tahun yang lalu. Penemuan candi ini merupakan penemuan arkeologi yang paling menarik di Yogyakarta baru-baru ini, serta menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan adanya candi-candi lain yang masih terkubur oleh lahar dan debu vulkanik Gunung Merapi.
Sejarah
Penelitian lebih lanjut dan penggalian arkeologi tengah dilakukan saat ini oleh BP3. Sejauh ini fakta yang dapat dilaporkan adalah candi ini jelas bersifat Hindu Siwaistik, dan berdasarkan gaya ukiran dan arca menunjukan bahwa candi ini dibangun pada kurun waktu abad ke-9 sampai ke-10 pada masa Kerajaan Mataram Kuna.
Candi ini pada saat pertama kali ditemukan dikenal oleh masyarakat luas sebagai Candi UII (Candi Universitas Islam Indonesia), karena ditemukan di lingkungan kampus UII. BP3 menamai candi ini Candi Kimpulan berdasarkan nama desa setempat. Akan tetapi Badan Yayasan Wakaf UII mengusulkan nama lain, Pustakasala yang berarti "perpustakaan" dalam bahasa Sanskerta. Maksud penamaan ini untuk menekankan sejarah penemuan candidi tempat yang semula hendak dibangun perpustakaan.[2] Nama ini juga untuk menggambarkan duansa pendidikan universitas, ditambah lagi arca Ganesha ditemukan di situs ini sedangkan Ganesha dikenal sebagai dewa ilmu pengetahuan, intelektual, dan kebijaksanaan.
Arsitektur
Candi ini jelas bersifat Hindu Siwaistik. Akan tetapi arsitektur candi ini tidak lazim, lain daripada gaya candi-candi yang lazim ditemukan di kawasan ini. Tidak seperti candi bergaya Jawa Tengah lainnya, tubuh candi dan atap dari batu tidak ditemukan. Candi ini berukuran kecil dan sederhana ukiran hiasannya. Candi ini hanya terdiri dari beberapa bujur sangkar landasan candi berpagar serta tangga dan celah masuk berhias antefiks berukir Kala. Ruang dalam terdapat arca Ganesha, Nandi, dan Lingga-Yoni.
Sejauh ini para akhli menduga bahwa gaya arsitektur dan sejarah candi ini bersifat sederhana. Tubuh, tiang, dan atap candi kemungkinan besar terbuat dari kayu atau bahan organik lainnya yang mudah lapuk dan telah musnah tanpa meninggalkan sisa. Bentuk asli candi ini mungkin serupa dengan Pura Hindu Bali dengan atap Meru yang menjulang dari bahan kayu, sirap, atau atap ijuk. Tidak seperti Candi Prambanan, candi kerajaan yang megah dan berukir indah dan mewah, candi Pustakasala hanyalah candi desa sederhana yang dibangun masyarakat umum di suatu desa di pinggiran ibu kota kerajaan.
Referensi