Ras manusia

pengelompokkan manusia berdasarkan ciri-ciri fisik yang bisa diwarisi
Revisi sejak 25 Desember 2011 10.20 oleh Humboldt (bicara | kontrib)

Ras adalah suatu sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengkategorikan manusia dalam populasi atau kelompok besar dan berbeda melalui ciri fenotipik, asal-usul geografis, tampang jasmani dan kesukuan yang terwarisi. Di awal abad ke-20 istilah ini sering digunakan dalam arti biologis untuk menunjuk populasi manusia yang beraneka ragam dari segi genetik dengan anggota yang memiliki fetotip yang sama.[1] Arti "ras" ini masih digunakan dalam antropologi forensik (dalam menganalisa sisa tulang), penelitian biomedis dan kedokteran berdasarkan asal-usul.[2]

Di samping itu, di Amerika Serikat misalnya, penegak hukum menggunakan istilah "ras" dalam menentukan profil tersangka dan penggambaran kembali tampang sisa yang belum diidentifikasi.

Selain itu, karena di banyak masyarakat, pengelompikan berdasarkan "ras" mengikuti pola pelapisan sosial, bagi ilmuwan sosial yang meneliti kesenjangan sosial, "ras" dapat menjadi variabel yang berarti. Sebagai faktor socsologis, kategori "ras" dapat secara terbatas mencerminkan penjelasan yang subyektif, jati diri dan lembaga sosial.[3][4]

Oleh karena itu, paradigma "ras" yang digunakan dalam berbagai disiplin menekan dengan cara yang beraneka pada sifat biologis atau pada segi konstruksi sosial.

Walau para biologis kadang-kadang menggunakan paham "ras" untuk membuat pembedaan antara kumpulna ciri-ciri yang rancu, ilmiawan lain mengajukan wawasan bahwa paham "ras" sering digunakan[5] secara naif[6] atau terlalu sederhana. Untuk manusia, "ras" tidak memiliki arti taxonomis : semua manusia adalah anggota dari subspesies hominid yang sama yaitu Homo sapiens sapiens.[7][8] Social conceptions and groupings of races vary over time, involving folk taxonomies [9] that define essential types of individuals based on perceived traits. Scientists consider biological essentialism obsolete,[10] and generally discourage racial explanations for collective differentiation in both physical and behavioral traits.[6][11]

When people define and put about a particular conception of race, they create a social reality through which social categorization is achieved.[12] In this sense, races are said to be social constructs.[13] These constructs develop within various legal, economic, and sociopolitical contexts, and may be the effect, rather than the cause, of major social situations.[14] While race is understood to be a social construct by many, most scholars agree that race has real, material effects in housing discrimination, in the legal process, in policing practices, in education, etc. Omi and Winant’s theories of racial formation describe how “race is a concept which signifies and symbolizes social conflicts and interests by referring to different types of human bodies.”[15] The meanings and implications of “race” are produced and invested in by social institutions as well as through cultural representations. Since Omi and Winant, scholars have elaborated and revised the implications of race as social construction by exploring how the images, ideas and assumptions of race are expressed in everyday life. Angela Davis,[16] Ruth Gilmore,[17] and Imani Perry[18] have traced the relationships between the historical, social production of race in legal and criminal language and their effects on the policing and disproportionate incarceration of people of color.

Socioeconomic factors, in combination with early but enduring views of race, have led to considerable suffering within disadvantaged racial groups.[19] Racial discrimination often coincides with racist mindsets, whereby the individuals and ideologies of one group come to perceive the members of an outgroup as both racially defined and morally inferior.[20] As a result, racial groups possessing relatively little power often find themselves excluded or oppressed, while hegemonic individuals and institutions are charged with holding racist attitudes.[21] Racism has led to many instances of tragedy, including slavery and genocide.[22] Scholars continue to debate the degrees to which racial categories are biologically warranted and socially constructed, as well as the extent to which the realities of race must be acknowledged in order for society to comprehend and address racism adequately.[23]

Catatan

  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama lie
  2. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama gill
  3. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama King_workforce2
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama schaefer
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Graves01
  6. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Lee-Mountain
  7. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Keita2004
  8. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama AAPA
  9. ^ See:
  10. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Sober
  11. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama aaa
  12. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Lee_judicial
  13. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama blank
  14. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama lee
  15. ^ Omi, Michael and Howard Winant. Racial Formation in the United States: From the 1960s to the 1990s. New York: Routledge, 1994, p. 55.
  16. ^ Davis, Angela. Are Prisons Obsolete? Toronto: Publishers Group Canada, 2003.
  17. ^ Gilmore, Ruth. Golden Gulag: Prisons, Surplus, Crisis, and Opposition in Globalizing California. Berkeley: University of California Press, 2007.
  18. ^ Perry, Imani. More Beautiful, More Terrible: The Embrace and Transcendence of Racial Inequality in the United States.
  19. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama morgan
  20. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama lee1
  21. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama sivanandan
  22. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama owens
  23. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama brace

Lihat pula

Pranala luar