Bitinia

Wilayah bersejarah yang terletak di bagian barat laut Anatolia

Bithynia (bahasa Yunani: Βιθυνία) adalah daerah kuno, kerajaan, dan provinsi Romawi di Asia Kecil barat laut, berbatasan dengan Propontis, Bosporus Thrakia dan Euxine (kini Laut Hitam).

Sejarah

Berdasarkan penulis kuno (Herodotos,[1] Xenophon, Strabo, dll.), suku Bithynia adalah suku Thrakia yang penting. Keberadaan suatu suku yang disebut Thyni di Thrakia ini sudah stabil, dan dua suku yang seasal, yaitu suku Bithyni dan Thyni, nampaknya bermukim hampir secara serempak di berbagai daerah di Asia Kecil, di sana mereka diusir atau dikuasai oleh suku Mysia, suku Kaukones dan suku-suku kecil lainnya, suku Mariandyni menetap diri daerah timur laut. Herodotos menyebutkan bahwa suku Thyni dan Bithyni hidup saling berdampingan; namun pada akhirnya suku Bithyni menjadi lebih penting, karena dari nama suku inilah muncul nama negara Bithynia. Mereka dimasukkan oleh raja Kroisos ke dalam kerajaan Lydia, yang dengannya mereka merasakan berada di bawah kekuasaan Persia (546 SM), dan ikut disertakan dalam kesatrapan Phrygia, yang mencakup seluruh negara di Hellespontos dan Bosporus.

Kerajaan Bithynia

Namun bahkan sebelum penaklukan Iskandar Agung bangsa Bithynia nampaknya telah memperoleh kemerdekaan mereka, dan berhasil menjaganya di bawah dua pangeran pribumi mereka, Bas dan Zipoites, pangeran yang kedua memiliki gelar raja (basileus) pada 297 SM. Putra dan penerusnya, Nikomedes I, mendirikan Nikomedia, yang kemudian tumbuh menjadi kota yang kaya, dan selama masa pemerintahannya yang panjang (sek. 278 – sek. 255 SM), selain juga masa pemerintahan para penerusnya, Prusias I, Prusias II dan Nikomedes II (14991 SM), kerajaan Bithynia dianggap sebagai kerajaan yang cukup penting di antara kerajaan-kerajaan di Anatolia. Namun raja terakhirnya, Nikomedes IV, tidak berhasil bertahan melawan Mithridates VI dari Pontos, dan setelah dikembalikan ke tahtanya oleh Senat Romawi, dia menyerahkan kerajaannya kepada Kekaisaran Romawi pada tahun 74 SM). Koin-koin para raja ini menunjukkan gambar mereka yang megah, yang cenderung dibuat dengan gaya Hellenistik yang rumit.[2]

Provinsi Romawi

Sebagai provinsi Romawi, perbatasan Bithynia cenderung berubah-ubah, dan secara umum untuk tujuan administrasi Bithynia akhirnay digabung dengan provinsi Pontus. Ini dilakukan pada masa kasiar Trajanus, ketika Plinus Muda ditunjuk sebagai gubernur provinsi gabungan itu (109/110111/112), suatu keadaan yang banyak dicatat oleh Plinius dan memberikan banyak informasi berharga terkait administrasi Romawi. Di bawah Kekaisaran Bizantium, Bithynia lagi-lagi dibagi menjadi dua provinsi, dipisahkan oleh Sangarius, yang di bagian baratnya nama Bithynia dibatasi.

Bithynia nampaknya banyak menarik perhatian karena jalan-jalannya dan letaknya yang strategis antara perbatasan Danube di utara dan Eufrat di tenggara. Untuk mengamankan komunikasi dengan provinsi-provinsi timur, Jembatan melalui sungai Sangarius dibangun sekitar tahun 562 SM. Pasukan-pasukan biasanya melewatkan musim dingin di Nikomedia.

Kota-kota terpenting di Bithynia antara lain Nikomedia dan Nice. Kedua kota itu saling bersaing untuk waktu yang lama terkait kota mana yang lebih baik dan lebih terpandang. Kedua kota itu didirikan setelah masa Iskadnar Agung; namun jauh sebelumnya orang Yunani telah mendirikan koloni-koloni di pesisir Kios (Gemlik modern); Khalsedon (Kadıköy modern), di jalur masukk Bosporus, hampir berseberangan dengan Byzantium (Istanbul moern) dan Heraclea Pontica (Karadeniz Ereğli modern), di Euxine, sekitar 120 mil (190 km) sebelah timur Bosporus.

Catatan kaki