Cap Go Meh

Perayaan orang Tionghoa
Revisi sejak 2 Januari 2012 14.33 oleh Kenrick95Bot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (-di masa +pada masa))

Cap Go Meh melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Imlek bagi komunitas kaum migran Tionghoa yang tinggal di luar Cina. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama (Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam).

Cap Go Meh 2010 di Glodok
Cap Go Meh di tahun 1880-an pada masa Hindia Belanda (litografi berdasarkan lukisan oleh Josias Cornelis Rappard)
Berkas:Taiwan lantern festival 2007.jpg
Festival lentera tahun babi 2007 di Taiwan

Saat itu juga merupakan bulan penuh pertama dalam Tahun Baru tersebut.

Perayaan ini dirayakan dengan jamuan besar dan berbagai kegiatan. Di Taiwan ia dirayakan sebagai Festival Lampion. Di Asia Tenggara ia dikenal sebagai hari Valentine Tionghoa, masa ketika wanita-wanita yang belum menikah berkumpul bersama dan melemparkan jeruk ke dalam laut - suatu adat yang berasal dari Penang, Malaysia.

Cap Go Meh di Singkawang

Perayaan Cap Goh Meh di Singkawang biasanya ditandai dengan arak-arakan para Tatung menuju vihara atau klenteng. Perayaan dipercaya sudah dilaksanakan turun temurun sejak 200 tahun yang lalu. Para tatung berasal dari berbagai vihara yang tersebar di seluruh Singkawang, oleh karena itu tak heran kalau Singkawang juga mendapat julukan kota seribu kuil. Dalam 1 vihara atau klenteng kadang terdiri lebih dari 1 orang Tatung. Pagi hari di hari ke 15 ini, para Tatung akan berkumpul untuk melakukan sembahyang kepada Langit di altar yang sudah disiapkan. Perjalanan para Tatung di tandu dengan menggunakan tandu yang beralaskan pedang tajam atau paku tajam, sambil memamerkan kekebalan tubuhnya. Ada juga yang naik tangga pedang, biasanya terdiri dari 36 atau 72 pundak/tangga. Semakin bisa naik ke atas maka artinya semakin kuat juga ilmu Tatung tersebut. Kegiatan ini telah mulai dikembangkan sebagai objek pariwisata untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Cap Go Meh di Makassar

Perayaan Cap go Meh di Makassar diadakan secara rutin setiap setahun sekali. Pada hari perayaan Cap Go Meh, daerah pecinaan kota Makassar akan ditutup untuk kendaraan sejak pukul 10.00 WITA pagi, namun prosesi perarakan Cap Go Meh atau yang biasa disebut Karnival Budaya Nusantara akan dimulai pukul 14.00 WITA dengan dilepaskannya puluhan ekor burung oleh Walikota Makassar.

Perarakan Cap Go Meh diawali dengan rombongan Bhineka Tunggal Ika yang antara lain terdiri atas berbagai tokoh agama dan masyarakat serta juga diikuti oleh para Dara dan Daeng Makassar, lalu Kelenteng Kwang Kong, masyarakat Kajang dari Bulukumba, Vihara Dharma Loka, kelompok adat Aluk Tudolo dari Tana Toraja, Kelenteng Xian Ma, kelompok adat Kabupaten Bone, Kelenteng Pan Ku Ong dari Galesong Kabupaten Takalar, Vihara Dharma Agung, Komunitas Bissu dari Segeri, Kabupaten Pangkep, Mapanbumi, Kelompok Adat Mappasili Pallawa serta Vihara Girinaga. Di barisan terakhir ditutup oleh Yayasan Budha Tzu Chi yang antara lain membersihkan sampah yang memenuhi sepanjang jalan yang dilalui rombongan prosesi tersebut. Hampir setiap klenteng mengarak dewa dan dewi. Seperti Klenteng Kwan Kong yang mengarak Dewa Kwan Kong sebagai dewa perang dan Dewi Kwan Im sebagai pembawa cinta kasih. Vihara Dharma Loka mengarak Dewa Cho Sua Kong atau dewa pengobatan, dan Klenteng Xian Ma yang membawa Dewi Xian Ma. Karnival ini berakhir sekitar pukul 16.30 WITA.

Pranala luar