Władysław I Herman

Revisi sejak 6 Januari 2012 00.22 oleh Luckas-bot (bicara | kontrib) (r2.7.1) (bot Menambah: pt:Ladislau I Herman da Polónia)

Władysław I Herman (tahun 1044[1] – 4 Juni 1102) merupakan seorang Adipati Polandia dari tahun 1079 sampai kematiannya.

Władysław I Herman
Adipati Polandia
Potret oleh Jan Matejko
Berkuasa1079–1102
PendahuluBolesław II yang Dermawan
PenerusBolesław III yang Bermulut Masam
Pemakaman
Istri
KeturunanDengan Przecława:
Zbigniew

Dengan Judith dari Bohemia:
Bolesław III yang Bermulut Masam

Dengan Judith dari Swabia:
Sophia, Puteri Vladimir-Volynia
Agnes, Kepala Biarawati dari Gandersheim dan Quedlinburg
Adelaide, istri Pangeran dari Vohburg
Seorang putri, wanita Polandia
WangsaDinasti Piast
AyahCasimir I yang Memugar
IbuMaria Dobroniega dari Kiev

Ia merupakan putra kedua Casimir I yang Memugar dengan istrinya Maria Dobroniega, putri Vladimir yang Agung, Adipati Agung dari Kiev.

Biografi

Sebagai putra kedua, Władysław tidak ditakdirkan untuk tahta. Namun karena melarikan diri dari Polandia abangnya Bolesław II yang Dermawan di tahun 1079, ia diangkat ke peringkat Adipati Polandia. Opini-opini yang berbeda bila Władysław memainkan peranan aktif di dalam rencana untuk menggulingkan saudaranya atau bila ia ia diberikan otoritas tersebut hanya karena ia adalah orang yang paling pantas untuknya, berada di garis berikutnya atas keabsenan raja dan putranya Mieszko Bolesławowic.

Pada tahun 1080, di dalam upaya untuk meningkatkan hubungan antara Polandia dan Bohemia, Władysław menikahi Judith, putri Adipati (dan Raja pertama dari tahun 1085) Vratislaus II. Setelah ini, kebijakan asing melayang kuat terhadap perbedaan Kekaisaran Romawi Suci.

Władysław mengabaikan persekutuan dengan Hongaria disukai oleh saudaranya yang digulingkan, dan bergabung di kamp anti-kepausan. Juga, ia kembali membayar upeti untuk Silesia kepada Bohemia. Dengan tambahan Kraków dan Cieszyn telah diserahkan ke Bohemia, Wilayah Lubusz kalah kepada Jerman ketika Wilayah Przemyśl di timur kalah kepada Halych-Rutenia. Władysław berupaya untuk memulihkan kembali kendali atas Pomerania, dan melalui berbagai ekspedisi sementara (1090-1091) dapat melakukan hal tersebut.

Meskipun Władysław secara resmi adalah Dux dan Maharaja Polandia, di dalam kenyataan para baron yang membuang saudaranya menggunakan kemenangan ini untuk memperkuat posisi mereka. Tidak heran kemudian bahwa di dalam waktu yang singkat Adipati dipaksa untuk menyerahkan pemerintahan kepada Pangeran Palatine, (Polish: wojewoda) seorang bangsawan yang bernama Sieciech. Administrasi Sieciech di kerajaan negatif dirasakan oleh para baron yang tidak mendapat manfaat dari pergeseran kekuasaan.

Kelahiran calon Bolesław III sepenuhnya mengganti situasi politik di Polandia. Mieszko Boleslawowic telah berusia 17 tahun pada saat itu dan oleh perjanjian sebelumnya yang dibuat setelah ia kembali, berada di garis pertama sebagai pewaris. Pada tahun 1089 Mieszko tewas secara misterius, kemungkinan diracuni atas perintah Sieciech dan istri Adipati Judith-Sophia. Hampir segera setelah itu, Zbigniew dikirim ke Jerman dan ditempatkan di Biara Quedlinburg. Dengan ide memaksa putra sulungnya untuk mengambil sumpah suci, Władysław bermaksud untuk menyingkirkannya dari kesempatan suksesi.

Pada tahun 1090 Sieciech, dengan bantuan pasukan Polandia dibawah perintahnya, berhasil mengendalikan kontrol Gdansk Pomerania, meskipun untuk waktu yang singkat. Kota-kota utama dikelola oleh pasukan Polandia, sisanya dibakar, untuk menggagalkan perlawanan di masa mendatang. Namun beberapa bulan kemudian, suatu pemberontakan dari elit asli memimpin restorasi kebebasan wilayah dari Polandia.

Secara bersamaan migrasi besar bangsa Yahudi dari Eropa Barat ke Polandia dimulai sekitar tahun 1096, sekitar waktu dari Perang Salib Pertama. Władysław, penggaris toleran, menarik minat bangsa Yahudi ke dalam domainnya, dan mengizinkan mereka untuk tinggal di seluruh negeri tanpa batasan.

Segera Zbigniew dan Bolesław memutuskan untuk menggabungkan pasukan dan meminta bahwa pemerintahan harus diserahkan kepada mereka. Władysław setuju untuk membagi kerajaan di antara saudara-saudaranya, masing-masing diberikan provinsinya dan ia menyimpan Mazovia dan ibukotanya di Płock. Władysław juga menahan kendali kota yang terpenting seperti Wrocław, Krakow dan Sandomierz. Provinsi Zbigniew mencakup Polandia Besar termasuk Gniezno, Kuyavia, Łęczyca dan Sieradz. Wilayah Bolesław termasuk Polandia Kecil, Silesia dan Wilayah Lubusz.

Namun Sieciech khawatir dengan penurunan nyata kekuasaannya, memulai intrik terhadap saudara-saudaranya. Władysław memutuskan untuk mendukungnya melawan anak-anaknya sendiri. Ia dikalahkan, di tahun 1101 dan setelah mediasi Uskup Agung Gniezno Martin, Adipati terpaksa menyita properti Sieciech dan mengasingkannya.

Władysław wafat pada tanggal 4 Juni 1102, tanpa menyelesaikan masalah suksesi, meninggalkan anak-anaknya berjuang untuk supremasi. Jenazahnya dimakamkan di Katedal Płock.[2][3][4][5]

Gereja-gereja yang didirikan

Władysław mendirikan beberapa gereja di Polandia. Yang paling utama ia adalah pendiri Romantik Katedral Wawel dimana Menara Bel Perak masih berdiri disana. Ia juga sangat suka dengan Saint Giles (Polish: Idzi) kepada siapa ia mendirikan tidak lebih dari tiga gereja : di Kraków, Inowlodz dan Giebultow. Hal ini disebabkan atas kenyataan bahwa ketika istri pertamanya akhirnya hamil setelah 6 tahun menikah tanpa adanya keturunan, Adipati tersebut mengirimkan hadiah-hadiah yang mewah kepada Benediktin biara Saint Gilles di Perancis bagian selatan, memohon untuk seorang anak yang sehat. Ketika seorang putra lahir, Wladyslaw mulai membangun gereja-gereja untuk menghormatinya. Menurut legenda, ia juga mendirikan sebuah gereja "di atas pasir" yang didedikasikan kepada Santa Perawan Maria, yang kemudian diberikan kepada Carmelites.

Masalah kesehatan

Menurut Gallus Anonymus, Władysław menderita lama dari penyakit lemah yang memengaruhi kakinya. Terdapat sebuah legenda yang menyatakan bahwa di tahun 1086 Władysław terjangkit penyakit cacar yang parah, dengan abses yang memengaruhi hidung dan wajahnya. Menurut legenda Perawan Suci muncul di dalam mimpi adipati dan memimpinnya menemukan penyembuhan di area berpasir di luar kota. Begitu sembuh Władysław mendirikan sebuah Gereja Yang Tersuci Perawan Maria "di atas pasir" di tempat dimana ia menemukan peyembuhan itu.

Pernikahan dan Keturunan

Sebelum Władysław mengambil gelar Adipati Polandia, banrangkali selama tahun 1070, ia memiliki ubungan dengan Przecława tertentu, yang asal mulanya tidak diketahui, meskipun beberapa sumber menyatakan bahwa ia adalah milik klan Prawdzic.[6] Statusnya juga merupakan suatu masalah yang diperdebatkan di antara para sejarawan: beberapa percaya bahwa ia hanya gundik Władysław dan lainnya menyatakan baha ia adalah istrinya, namun ikatan tersebut dilakukan dibawah upacara pagan dan konsekuensinya diakui oleh Gereja sebagai pernikahan yang sah. Pada tahun 1080, setahun setelah Władysław naik tahta Polandia, Przecława meninggal atau dibuang; dipercaya oleh beberapa sumber bahwa ia dipecat oleh Adipati, Przecława memakai cadar dengan nama Christina (bahasa Polandia: Krystyna) dan wafat di sekitar tahun 1092.[7] Ikatan ini menghasilkan seorang putra, Zbigniew (lahir tahun 1070/73 - wafat tahun 1112/14), yang dianggap tidak sah.

Tahun 1080 Władysław menikah pertama-tama dengan Judith (lahir tahun 1056 - wafat 25 Desember 1086), putri Adipati (dan sejak tahun 1085 Raja) Vratislaus II dari Bohemia. Mereka memiliki seorang putra :

  1. Bolesław III yang Bermulut Masam (lahir 20 Agustus 1086 – wafat 28 Oktober 1138).

Pada tahun 1089 Władysław menikah kedua kali dengan Judith (lahir 9 April 1054 - wafat 14 Maret 1105), putri Henry III, Kaisar Romawi Suci dan janda Raja Solomon dari Hongaria. Mereka memiliki 4 orang putri :

  1. Sophia (lahir tahun 1089 - wafat sebelum 12 Mei 1112), menikah sebelum tahun 1108 dengan Iaroslav Sviatopolkovich, Pangeran Volyn (lihat Sviatopolk II dari Kiev dan Kerajaan Galicia–Volhynia)
  2. Agnes (lahir tahun 1090 - wafat 29 Desember 1127), Biarawati Quedlinburg (1110) dan Gandersheim (1111).
  3. Adelaide (lahir tahun 1091 - wafat 25/26 Maret 1127), menikah sebelum tahun 1118 dengan Dietrich III, Pangeran Vohburg dan Markgraf Batasan Utara.[8]
  4. Seorang putri (lahir tahun 1092 - wafat sebelum tahun 1111), menikah di tahun 1111 dengan maharaja Polandia.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ POLAND
  2. ^ Antoni Czubinski, Jerzy Topolski - "History of Poland" Ossolineum, Warsaw (1988)
  3. ^ Lech Bielski, Mariusz Traba – "Poczet Krolow i Książat Polskich" Park, Bielsko-Biała (2005)
  4. ^ Przemysław Wiszewski, "Władysław Herman and his Epoch" Wydawnictwo Dolnośląskie, Wrocław (2002)
  5. ^ Gallus Anonymus – "Cronicae et gesta ducum sive principum Polonorum" (c.1115)
  6. ^ K. Jasiński, Rodowód pierwszych Piastów, Wrocław – Warszaw (1992).
  7. ^ Krystyna Przecława Prawdzic
  8. ^ Adelaide's parentage is disputed among the historians and web sources.
Władysław I Herman
Lahir: tahun 1044 Meninggal: 4 Juni 1102
Didahului oleh:
Bolesław II yang Dermawan
Adipati Polandia
1079–1102
Diteruskan oleh:
Zbigniew dan
Bolesław III yang Bermulut Masam